Dua minggu kemudian, Baekhyun sudah kembali melakukan aktivitasnya sebagai artis. Semua keingannya akan langsung dipenuhi oleh seluruh staf nya jika nyawa pekerjaan nya masih ingin ditolong.
Baekhyun akan mengadukan pada Kris, kalau salah satu diantara staf nya tidak mau menurut padanya. Kini Baekhyun pun sedang menjalankan misi nya untuk mendapatkan hak atas perusahaan milik, Wu Yifan tersebut.
"Eonnie, kau sangat cantik. Aku sungguh iri padamu" ucap Jung Soojung si penata rambut yang sedang meluruskan rambut Baekhyun.
"Kau juga cantik, Soojung-ah" jawab Baekhyun membuat Soojung merona.
"Aku juga iri karena kau berhasil mendapatkan hati Direktur perusahaan ini" Baekhyun tersenyum tipis pada ucapan Soojung.
"Aku yakin kau juga bisa mendapatkan hati seseorang yang lebih dari Kris" Soojung tersenyum sembari mengangguk-anggukan kepalanya.
"Aku juga butuh waktu yang lama sampai pada tahap sekarang ini" sambung Baekhyun dan beranjak keluar setelah dirasa rambut nya sudah selesai.
"Fighting Eonnie" ucap Soojung menyemangatkan Baekhyun. Dan Baekhyun hanya membalasnya dengan senyuman.
~^~
Setelah dirasa seluruh pekerjaanya selesai Baekhyun kembali lagi ke Bucheon, kampung halamannya.
Baru sampai di pertengahan jalan, Baekhyun melihat Chanyeol yang sedang terduduk dengan dagu yang bertumpu pada tangannya. Sorot mata nya terlihat tengah melamun, entah memikirkan apa. Baekhyun pun berhenti tak jauh dari tempat Chanyeol duduk, dan menghampiri nya.
"Chan?" Chanyeol menenggak. "Kau sedang apa disini? Kau tidak ke padang rumput?" Chanyeol menggelengkan kepalanya. Dan Baekhyun sudah ikut terduduk disamping Chanyeol.
"Kau kenapa? Cerita saja padaku" Chanyeol termenung, terdiam sesaat. "Ayolah, aku bersedia mendengar curhatanmu" sambung Baekhyun sembari mengusap lengan Chanyeol lembut.
"Domba - domba ku mati. Dan sekarang hanya tersisa dua, dari sepuluh ekor" ucap Chanyeol sedih.
"Mwo? Siapa yang berbuat jahat padamu!" Baekhyun memekik emosi.
"Aku tidak tau. Terakhir kali aku melihat seseorang berpakaian serba hitam sedang meneteskan sebuah cairan pada air minum yang biasa aku sediakan untuo domba - domba ku" wajah Baekhyun terlihat jelas semburat emosi.
"Biar aku yang urus masalah ini. Kau jangan khawatir, biar anak buah ku yang mengurus ini" ucap Baekhyun. "Sekarang, lebih baik kau pulang kerumah. Kajja! Ku antar" Baekhyun menarik tangan Chanyeol dan memaksanya masuk kedalam mobil.
Setelah Baekhyun melajukan mobilnya, kedua nya hanya saling diam. Dan Baekhyun bosan akan keheningan, akhirnya ia pun memulai percakapan dengan pria tinggi itu.
"Chan" Chanyeol menoleh. "Kira - kira, kau menyukai tipe wanita seperti apa?" Chanyeol seperti berpikir akan ucapan Baekhyun.
"Hn, aku ingin memiliki wanita yang rajin memasak, telaten mengurus anak - anak, dan nurut padaku sebagai suami nya kelak" Baekhyun tersenyum tipis tanpa Chanyeol sadari.
"Lalu, kalau kau memiliki wanita yang bekerja sebagai artis atau seorang pengusaha terkenal, kau akan bagaimana?"
"Sejujurnya aku sangat malu jika aku memiliki seorang kekasih atau calon istri yang berasal dari kalangan atas. Aku merasa sangat rendah jika memiliki hubungan dengan wanita kaya atau seorang artis. Sedangkan aku hanya seorang penggembala domba yang tidak seberapa besar penghasilannya" Baekhyun menoleh sekilas dan kembali fokus ke depan.
"Eoh, arraseo arraseo".
"Hn, Baek. Rumah ku didepan, aku bisa turun disini saja. Jalan ke arah rumah ku tidak cukup untuk mobil" ucap Chanyeol sembari menunjuk ke arah jalan kecil yang cukup untuk pejalan kaki.
"Baiklah" Baekhyun pun menghentikan mobilnya. "Aku ikut, aku ingin melihat Nenekmu" sambung Baekhyun membuat Chanyeol menggelengkan kepalanya.
"Kenapa?" tanya Baekhyun.
"Rumahku jelek, kamu tidak pantas masuk kedalamnya" jawab Chanyeol.
"Aku juga manusia biasa, Chanyeol-ah. Sebelum aku menjadi artis, aku pernah berada di posisi terendah bahkan terhina mata orang-orang" sambung Baekhyun sedikit emosi namun terdengar nada kesedihan.
"Baiklah, maafkan aku" ucap Chanyeol.
"Jadi, apa boleh aku ikut melihat Nenekmu?" Chanyeol mengangguk lalu turun dari mobil yang disusul oleh Baekhyun.
Sesampainya mereka di depan rumah, Chanyeol langsung masuk sedangkan Baekhyun masih terdiam dengan sorot mata yang sudah berkaca - kaca. Ia teringat bagaimana masa lalu nya yang memiliki rumah sangat kecil dan hanya terbuat dari kayu.
Saat hendak melangkah masuk kedalam rumah Chanyeol, ponsel miliknya berbunyi.
"Halo?" tanya Baekhyun lembut.
"..."
"Mwo?! Aku masih ingin disini Eonnie! Aku tidak bisa syuting disana" ucap Baekhyun membuat Chanyeol menoleh ke arahnya.
"..."
"Apapun resiko nya, aku tidak bisa! Kalau mau, undur saja minggu depan" Baekhyun dengan keras kepala nya.
"..."
"Terima kasih banyak Eonnie" ucap Baekhyun dengan senyuman.
"..."
"Aku juga merindukanmu. Bye, sampai nanti" putus Baekhyun lalu memasukkan ponselnya kedalam tas.
"Siapa? Penting ya?" tanya Chanyeol.
"Tidak. Hanya dari agensi saja, dia menyuruhku untuk syuting di Beijing"
"Lalu? Kenapa kau menolaknya?"
"Aku bosan. Aku ingin fakum untuk beberapa bulan"
"Jangan menolak rejeki, Baekhyun. Terima lah tawaran syuting itu, aku selalu mendukungmu" Baekhyun tersenyum.
"Kalau gitu, kau ikut ya. Biar aku yang urus semua nya" Chanyeol menggeleng, membuat senyuman Baekhyun luntur.
"Aku tidak bisa meninggalkan Nenekku dalam waktu lama. Kalau aku ijut, bagaimana dengan Nenekku nanti?"
"Kau tenang saja, aku punya banyak asisten yang bisa menjaga dan merawat Nenekmu. Jadi kau bisa tenang pergi bersamaku, ya ya ya" bujuk Baekhyun.
Chanyeol ragu, perasaannya dilema antara meninggalkan Neneknya atau tidak.
"Ayolah, Chan. Please please please!" Baekhyun memohon.
"Kapan kau berangkat?" tanya Chanyeol.
"Hm, lusa"
"Tapi aku tidak mempunya pasport, dan pasti biaya kesana mahal. Aku tidak punya uang banyak" keluh Chanyeol.
"Tenang saja, Chan. Aku yang akan mengurus semua nya"
"Baiklah, aku terserah padamu saja" final Chanyeol.
"Yeay" Baekhyun tersenyum lebar membuat jantung Chanyeol berdebar lebih cepat.
Next? 👉
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergaulan Bebas
RomanceSeorang gadis bermarga Byun yang diajak pindah oleh saudara sepupunya, membuat hidup gadis Byun itu menjadi kacau. . Sering pulang malam, gonta-ganti pasangan, dan bahkan sering bermalam dengan seorang pria. . Sampai pada satu waktu, seorang pria be...