Prolog

32 4 0
                                    


Motor ninja hitam milik Alvaro memasuki area sekolah, seluruh siswi yang ada disana pun fokus pada Alvaro yang baru datang itu.

Alvaro memarkirkan motornya. Di parkiran sudah ada ketiga temannya yang sedang bercanda.

"Sampe juga lo" ucap Adit. "Udah lama lo semua?" tanya Alvaro. "Nggak, kita juga baru sampe" jawab Rey. "Yaudah ayo kekantin, laper gue" ajak Farrel.

Mereka ber-4 pun menuju kekantin.

Saat dikantin Farrel langsung membeli makan. Alvaro, Adit dan Rey segera ketempat biasa mereka duduki.

"Nanti pelajaran apa dah?" tanya Alvaro. "Sejarah" jawab Rey. "Ke rooftop kuy! Males gue mapel itu" ajak Alvaro.

"Lah bukannya lo males semua mapel?" tanya Adit. Alvaro mencengir. "Tawa lo" ucap Adit.

Tak lama kemudian, Farrel pun datang sambil membawa piring berisi nasi goreng dan air mineral.

"Minta dong rel" ucap Rey. "Idih gue aja belum makan, enak aja!" tolak Farrel. "Ya santai dong babi." jawab Rey sewot.

"Gue lagi makan ini, malah ngomong babi. Nanti malah haram lagi." ucap Farrel. "Lo ngomong itu juga bege." ucap Rey.

"Lo berdua berantem mulu dah." ucap Alvaro. "Halah kayak lo nggak aja. Lo kalo dikelas kayak gitu juga sama Vania." balas Adit.

"Itu mah udah beda cerita." jawab Alvaro.
"Beda apaan coba." ucap Farrel. "Udah cepet habisin tuh makanan, gak usah ikut jawab lo." ucap Alvaro. Farrel hanya memutarkan matanya malas lalu melanjutkan makannya.

Setelah Farrel selesai makan, mereka ber-4 pun sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Saat bel berbunyi pun mereka masih tetap santai dengan kegiatan mereka.

"Ayo ke rooftop!" ajak Adit. Mereka pun menuju ke rooftop. Mereka berhati-hati agar tidak ketahuan oleh guru.

Akhirnya mereka pun sampai dipintu rooftop tanpa ketahuan oleh guru. Saat Alvaro hendak membuka pintu rooftop, tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan laki-laki berkumis tebal. Siapa lagi kalau bukan guru BP.

Mereka pun terkejut dan segera berlari menghindari guru BP itu.

"HEH MAU KEMANA KALIAN! JANGAN LARI YA!!" teriak Pak Joko.

Dan jadilah kejar-kejaran antara murid dan guru.

"Woi! Sembunyi woi!" ucap Alvaro. "Dimana?!" tanya Farrel. "Digudang!" balas Rey. Mereka pun lansung memasuki gudang tersebut dan bersembunyi ditumpukan bangku bekas.

"Hhhh..hhh.. Kemana lagi mereka." ucap Pak Joko. Guru itu pun melanjutkan jalannya untuk mencari Alvaro dan teman-temannya.

"Woi udah." bisik Adit. Mereka pun keluar pelan-pelan.

"Mana tuh guru?" tanya Farrel. Alvaro menggeleng. Alvaro lah yang memimpin teman-temannya, jadi ia yang paling depan.

Saat mereka mengendap-endap, tiba-tiba saja muncul Pak Joko sambil melihat kearah berlawanan.

"Eh! Ssttt!" spontan Alvaro belok ke tempat yang ia tidak sempat liat, karena terlalu panik. Teman-temannya yang melihat itu juga langsung mengikuti Alvaro.

Mereka ber-4 pun mengintip kearah luar. Saat melihat guru itu sudah menjauh, mereka pun dapat bernapas lega.

"Aaaaaaa!!!" teriak seorang perempuan dari arah belakang. "Eh kaget anjing!" umpat mereka ber-4.

"Heh! Lo pada ngapain di toilet cewek?! Ngintip ya kalian?! Ngaku!" tanya perempuan itu kesal.

"Suudzon lo!" jawab Alvaro kesal. "Terus lo semua ngapain disini?!" tanya siswi itu lagi. "Jangan-jangan bolos lagi lo pada? Wah gue aduin ke guru BP nih." ucapnya.

"Eh van-van! Jangan dong.." minta Farrel. "Iya van, vania kan baik nih." ucap Adit. "Idih, ogah gue, minggir-minggir gue mau lewat." ucap Vania.

Belum sempat melangkah, tangan Vania ditahan oleh Alvaro.

"Lo mau ngaduin kita?" tanya Alvaro. "Iya!" jawab kesal Vania. "Jangan dong van. Gue traktir permen deh nanti istirahat." balas Rey. "Apaan permen? Emang gue anak kecil!." jawab Vania.

"Apa aja yang lo mau deh.." balas Rey. "Ck bener lo ya?? Awas lo kalo ingkar. Yaudah gak bakal gue aduin. Minggir tangan lo!" tegas Vania. Alvaro pun melepaskan tangannya dari pergelangan Vania.

Saat Vania baru melangkah beberapa langkah, tiba-tiba Vania berbalik arah. "Tapi lo semua masuk kelas, gak ada acara bolos-bolosan." ucap Vania.

"Dih ogah! Itu mah sama aja!" jawab Alvaro. "Masuk kelas atau gue aduin?!" ancam Vania. "Eh iya-iya." mereka pun menyusul Vania.

ㅡㅇㅡ
Vote Comment!

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang