"Aduh!! Sialan! Sakit bego!"Vania yang mendengar teriakan itu pun meringis sambil menatap ke arah siswa itu.
Tiba-tiba ia mendengar suara tawaan dari arah teman-temannya yang laki-laki, terutama Farrel. Ialah yang tertawa paling kencang dan puas.
Siswa yang ia kenai itu adalah Alvaro.
Alvaro pun menghampiri kearah Vania dan teman-temannya sambil membawa bola voli.
"Siapa yang lempar?" tanya Alvaro.
Mereka ber-5 sontak melihat kearah Vania. Alvaro yang melihat tatapan mereka juga melihat Vania.
"Lo?!"
"Enggak" elak Vania.
"Halah gak usah alasan lo. Udah tau salah, masih aja ngelak" ucap Alvaro.
"Kalo iya kenapa? Lo juga alay banget dah, cuma kena bola voli aja kayak gitu." ucap Vania.
"Siapa yang alay bego! Bola voli keras woy, dan lemparan lo kena hidung gue! Gimana gak sakit coba?!" kesal Alvaro.
"Mau coba?!" lanjutnya.
Vania pun tersadar bahwa hidung Alvaro memerah akibat lemparannya.
"Ya sorry.."
"Sudah-sudah jangan bertengkar. Alvaro sana kamu kembali jalani hukuman kamu, dan Vania silakan kamu duduk sama tim kamu." ucap Pak Agus menengahi.
Vania dan teman-temannya pun kembali.
Alvaro yang melihat teman-temannya sedang menertawakannya itu pun hanya dapat mengumpat.
Ia pun kembali untuk menjalani hukumannya.
ㅡㅇㅡ
Vania pov*Bel istirahat telah berbunyi. Setelah berganti baju, Vania langsung keluar dari ruang ganti dan menghampiri teman-temannya yang sudah menunggu didepan.
"Lama bener dah." ucap Fely.
"Gue masuk terakhir pe'a." balas Vania.
Rachel terkekeh. "Yaudah ayo kekelas, taruh baju terus ngantin." ucap Rachel jalan duluan
Vania dan Fely hanya mengikut dari belakang.
Setelah menyimpan baju olahraga, mereka ber-3 pun pergi ke kantin.
Dikantin mereka langsung mencari tempat duduk kosong. "Lo berdua yang cari ya, biar gue yang pesen makan." ucap Vania.
Fely dan Rachel mengangguk setuju.
"Seperti biasa kan?" tanya Vania.
"Iya" jawab mereka berdua.
Vania pun langsung pergi kearah tempat penjual bakso. "Bu, bakso nya 3 ya. Sama minumnya es teh 2." ucap Vania.
"Oh iya mbak." jawab ibu penjual itu.
Beberapa menit kemudian, ibu itu memberi kan nampan pesenan Vania. "Ini bu uang nya, pas ya." ucap Vania.
"Iya mbak, makasih."
Vania pun membawa nampan itu, dan mencari keberadaan teman-temannya.
Ia melihat Fely mengangkat tangannya untuk mempermudah Vania. Dan Vania segera menghampiri tempat duduk teman-temannya.
"Nih makanannya, jangan uang." ucap Vania sambil mengambil mangkok bakso nya.
"Lah gue kira lo traktir kita, makanya kok tumben lo gak minta uang kita." balas Fely.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO
Teen Fiction~Alvaro Marcello Anindito, siapa yang tak mengenalnya? Hampir seluruh murid SMA Pelita Bangsa mengenalnya, bahkan guru-guru pun juga mengenalnya. Sikap nakal, usil dan malas itu lah yang menjadi ciri khas dari seorang Alvaro dan ketiga temannya. Wal...