ㅡPulang bareng

11 4 0
                                    


Sesampainya diwarung ia langsung menyuruh Vania untuk duduk. "Duduk. Bentar gue ambil minum dulu." ucap Alvaro.

Tak lama kemudian, Alvaro kembali sambil membawa Teh hangat. "Nih minum." ia menyodorkan gelas ke arah Vania.

"Hm, makasih."

Vania pun meminumnya. Setelah merasa tenangan, ia pun meletakkan di meja.

"Kenapa lo? Sampe keringet dingin gitu. Ada trauma lo?" tanya Alvaro. Vania diam.

"Yaudah gak usah dijawab." ucapnya sambil mengambil ponselnya. Vania pun menatap kearah Alvaro, ia melihat kearah hidung nya yang tadi siang ia kenai bola.

"Itu hidung lo gapapa?" tanya Vania. Alvaro menoleh.

"Nggak gapapa." balas Alvaro. Vania mengernyit. "Maksud lo?" tanya nya bingung.

"Tadi ni hidung udah gapapa. Tapi tadi lo malah pukul kepala gue, kena hidung lagi. Kalo pukulan lo pelan gapapa, lah ini.." jawab Alvaro.

Vania kaget. "Sumpah tadi gue pukul bagian hidung?!"

"Lo pikir?" balas Alvaro.

"Aduh gue gak sengaja al, sumpah. Maafin gue ya?" ucap Vanai.

"Tumben lo minta maaf. Tadi dilapangan aja ogah-ogahan minta maaf nya." ucap Alvaro.

"Yaudah kalo gak mau. Ribet amat sih." kesal Vania. "Yailah gitu aja kesel, sensian lo." ucap Alvaro.

Vania memutarkan matanya malas.

"Yaudah lo tunggu disini aja. Aman kok, gue pulang dulu." Alvaro pun beranjak dari duduknya.

"eh Al, gue nebeng ya? Hp gue mati." ucap Vania pelan.

"Yaudah ayo."

ㅡㅇㅡ

Sekarang sudah didepan rumah Vania.

"Makasih al dan sorry soal tonjokan gue." ucap Vania setelah turun dari motor. "Hm." jawab Alvaro singkat.

"Yaudah gue duluan." pamit.

"Iya."

Alvaro pun menjalankan motornya kembali. Saat Alvaro sudah agak jauh, barulah Vania masuk kedalam rumahnya.

"Assalamualaikum, mama."

"Waalaikumsalam. Udah pulang ternyata, sana mandi habis itu sholat. 5 menit lagi adzan maghrib." ucap Ratna, mama Vania.

"Iya ma."

Vania langsung naik ke lantai atas dan masuk kekamarnya. Ia segera ambil handuk untuk mandi.

ㅡㅇㅡ

Alvaro pov*

Alvaro baru saja memasuki garasi rumah. Setelah memarkirkan motornya, ia langsung masuk kedalam rumahnya.

Diruang tengah terdapat Vina sedang menonton TV bersama Vano. Dan didapur ada bundanya sedang memasak yang dibantu oleh bik Wati.

"Assalamualaikum." salam Alvaro.

"Waalaikumsalam." jawab mereka semua yang ada disitu.

"Masak apa bun?" tanya Alvaro berjalan ke arah Fifin, bunda Alvaro.

"Stop!" ucap Fifin.

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang