Jesselyn atau yang biasa dipanggil Jessie, Sisi, Eji, atau singkatnya kalian manggil dia Jess aja dia udah noleh.
Jessie ini tipikal emak emak galak yang harus ngurusin anak anak badung yang kalau sore suka lupa waktu mainnya. Tapi beda sama Lena, kalau Lena tuh galak galak soft gemesin unyu uwu gitu apalagi badannya yang mungil dan rambut gemesnya ngebuat Lena suka bikin anak anak pada gemes mau nyubit. Lah Jessie? Di mata anak anak geng ini dia gak ada anggun anggunnya. Dia gak suka pake rok jadi kalau sekolah dia paling suka pas pake baju olahraga karena dia bisa bebas nendangin anak anak cowok.
Jessie ini kayak preman pasar yang hobinya malakin temen temen cowoknya. Dia bahkan minta temen temennya buat antar jemput setiap hari, tapi buat mereka yang nggak punya pacar atau pacarnya bukan anak PB. Antar jemputnya dijadwal, missal kalau hari Senin Jakti yang tugas, besoknya Yoga, dan seterusnya sampai hari Jumat, intinya bergilir. Sebenarnya dulu dia kelas sepuluh sering sama Satya, tapi karena di kelas sebelas Satya sekarang harus jemput adiknya yang masih kelas 9 SMP yang ikut les tambahan di sekolah. Alasan kenapa Satya karena dia yang rumahnya satu blok sama Jessie.
Kalimat andalannya kalau mau nyuruh temennya jemput pasti gini, "Daripada lo keliatan ngenes gak ada yang dibonceng, mending lo jemput gue." terus kalau temennya nolak siap-siap aja disemprot seharian sama Jessie. Atau kalau minta tolong sama temennya yang sudah punya pacar kayak Jojo dia pasti bilang gini, "Lah gunanya punya cewek tuh buat dianter jemput" terus dilanjutin. "Dan cewek lo nolak lo jadi kang ojeknya. Itu berarti bukan salah gue kalau mau numpang."
Tapi walau sering malakin temen temennya, Jessie ini yang paling dibutuhkan buat maju ngadepin cewek cewek yang sering ganghu temen temennya. Paling sering tuh Jakti, ceweknya dimana mana sampai rela datangin kelas Jakti atau yang dari luar nekat ke PB.
Karna kalau anak cowok ngadepin cewek mereka nggak bakal bisa nanti malah dikira banci karena berbuat kasar. Tapi masalahnya cewek cewek yang suka bikin masalah tuh yang otaknya udah kepental semua jadi nggak punya malu sama sekali. Jadilah si Jessie datang buat ngebasmi mereka, paling parah sih kalau udah jambak jambakan. Terus kalau jambak jambakan temen temennya pasti bikin yel-yel kayak gini.
"JAMBAK JES BOTAKIN JESS!"
"ITUTUH KAKINYA TENDANG JESS! PALANYA JES BELUM BOTAK JESS!"
"JESSS ADUH JANGAN BRUTAL NANTI KENA ANUNYA JESS"
"AYO JESS GUE KUBU LO JESS!!!"
Hm, seperti itu mereka kalau Jessie berantem sama cewek cewek yang suka datengin temen temennya. Bukannya malah dipisah ini mah malah dikomporin supaya mereka dapat tontonan gratis.
Terus kalau udah gitu datanglah Lena atau Cece. Kalau Lena tipe yang tidak suka keributan jadinya langsung melerai, nah kalau Cece tuh ngelerainya bikin ngajak ribut malahan.
"He loh ngapain temen gue hah? Mau gue tendang lo?"
Jadinya kan bukan misah tapi malah 2 lawan 1.
"Gue Jesselyn, panggil aja Jessi." kata Jessie memperkenalkan diri dihadapan anggota band yang baru.
"Eji, Jessie kebagusan buat preman kek lu." celetuk pemuda tampan di samping Jessie, tapi langsung mengatupkan bibir setelah Jessie melotot mengancam kearahnya.
"Lo diem aja Pan. Nama gue Jessie, kalau yang lain gue gak jawab." tegas Jessie dengan dagu diangkat, gaya andalan seorang Jesselyn Yunanda.
"Kalau dipanggil sayangnya Arsen?" pemuda bernama Devan itu kembali menyeletuk membuat Jessie kini sudah tidak tahan untuk tidak maju menerjang.
"ELO TUH MANUSIA APAAN SIH HA?!?! SAMPAH BANGET BANGSAT!!! LO MAU GU-----"
"He udah udah malu anjir depan anak baru."
Daniel yang daritadi diam akhirnya turun tangan, begitu juga teman-temannya yang lain.
Sedangkan para anggota baru eskul band hanya terdiam, memandangi para kakak kelasnya yang ribut memisahkan Jessie dan Devan. Hingga akhirnya salah satu dari mereka berdehem keras. "EKHM! Itu Bu Is dateng tuh."
Mereka yang awalnya ribut langsung memisahkan diri. Devan langsung merapikan seragam dan rambutnya yang sudah kusut diacak acak Jessie.
"Mana anjirr goblo gue jantungan." kata Dika sudah panik menoleh kanan kiri.
Jessie mendecak kecil, lalu maju memandang para adik kelasnya. "Siapa tadi yang bilang ada Bu Is ha? Siapa? Sini maju yang bilang."
Sementara si adik kelas yang menyeletuk tadi, Yuda, hanya bisa mengatupkan bibir tak berani mengakui.
"Udah udah Jess, sawan mereka lihat lo. Mending lo duduk nunggu Satya jemput sama nganter makan, oke?" kata Daniel menarik lengan kanan Jessie, mendudukannya pada bangku dibelakangnya.
"Alah manja makan doang dianter." Devan masih menyeletuk hingga akhirnya langsung merapat pada si badan gede Hendra karena kini bukan hanya Jessie yang melotot padanya, tapi semua temannya kini melotot mengancam.
Daniel menghembuskan nafas kasar, merasa lelah sendiri menjadi pemimpin di eskul ini. Karena isinya hanya keributan yang diprakarsai oleh Devano, dibalas oleh Jesselyn, dikomporin Rose, dan ditonton oleh Hendra dkk. Trio ribut itu, Devan Jessie dan Rose, tidak pernah akur tapi tanpa mereka eskul ini akan hambar. Jiwa tengil dekil sarkas ngajak ribut Devan dipadukan dengan jiwa bar-bar ala Jessie dan Rose.
Karena walaupun cewek, tetap saja Jesselyn Yunanda ini adalah macan liar yang hanya bisa dijinakkan oleh si penguasa sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
District 9 : Highschool
FanfictionTerkadang karena kita berbeda akhirnya kita mulai menyesuaikan diri dan melebur menjadi satu. Bukan hanya sebagai teman tetapi sudah sebagai keluarga. Dari bossgengnya sekolah, artis utama sekolah, kapten basket, cowok ganteng yang dikenal hingga k...