[24/4/2020]

75 10 9
                                    

"Kau masih takut dengan operasimu?"

Seorang wanita tertawa setelah mendengar pertanyaan barusan. Dia mengangguk beberapa kali. Kelopak matanya mengerjap-ngerjap, mencoba menyearahkan matanya dengan mata lawan bicara.

"Tentu saja. Mereka akan mengoperasi mataku!" sahutnya bersungut-sungut sambil mengerucutkan bibir.

"Namun ...." Dirinya menjeda. "Setelah mataku sembuh, aku bisa melihat Kazuya, 'kan?"

Kazuya terdiam. Perkataan Mizuki tadi memang bukan apa-apa jika didengar sembarang orang, tetapi untuk Kazuya berbeda. Dia bisa merasakan harapan besar yang telah Mizuki pelihara semenjak lama. Keinginan untuk melihat kembali. Kazuya tersenyum. Tangan kanannya telulur mengelus puncak kepala Mizuki. "Tentu saja."

"Kazuya." Sejenak iris Mizuki tepat mengarah ke mata Kazuya. Ia bahkan sempat berpikir Mizuki bisa melihat kembali, sayangnya beberapa detik kemudian pandangan Mizuki sudah lekang.

"Ada apa?" Sebelah alis Kazuya terangkat.

Mizuki menunduk, tangannya memilin jari dengan gelisah. Alis Kazuya jadi terangkat lebih tinggi lagi. Dengan hati-hati ia raih salah satu tangan Mizuki. Jemari Kazuya mengelusnya. Elusan ini perlahan-lahan membuat Mizuki rileks. Mizuki menghela napas lalu menghembuskannya pelan. Mau tak mau dia harus katakan hal ini pada Kazuya. "Kata-kata Ibu masih suka terngiang di kepalaku."

Mizuki jadi tak berani mengangkat wajahnya kembali. Dia tetap menunduk, bahkan kali ini lebih dalam lagi. Kazuya pasti akan marah. Sudah Kazuya bilang berkali-kali kalau Mizuki harus melupakan kata-kata ibunya itu, tetapi dia masih enggan untuk melupakan. Trauma Mizuki akan perkataan itu masih berbekas.

"Hei." Entah sejak kapan Kazuya telah berpindah posisi menjadi duduk berjongkok di depan Mizuki. Tubuh Mizuki sampai tersentak ke belakang. Wajah Kazuya---yang tak bisa Mizuki lihat, tetapi bisa ia tebak---tampak datar mengecam. Kazuya sekarang ingin sekali meneriaki Mizuki agar mengenyahkan memori pekat tadi. Kalau bisa dia ingin Mizuki melemparnya jauh-jauh dari ingatan. Lempar, buang, musnahkan.

Kazuya menghentikan elusan yang dia lakukan pada tangan Mizuki. "Coba beri tahu aku, bagaimana kalimat itu?"

"Engkau, 'kan sudah tahu." Mizuki menelan ludah susah payah. Kalau sudah seperti ini Kazuya jadi berkali-kali lipat lebih menyeramkan dari sebelumnya. Dia memang kekasih yang telaten, baik hati, dan penyabar. Sifatnya bisa berubah 180° menjadi tempramental hanya karena hal kecil tadi. Mizuki paham Kazuya coba melindunginya dari kenangan buruk. Namun itu menyakitinya. Misalnya saja sekarang, tangan Mizuki kini berdenyut kemerahan. Kazuya tengah meremas tangannya tanpa perasaan iba.

Tak tahan, terpaksa Mizuki mengucapkan kalimat sialan itu lagi. "B-bila keinginan kita menjadi kenyataan, maka bersiap-siaplah kehilangan!"

"Katakan padaku apa yang masuk akal dari kalimat konyol itu!"

Mizuki sama sekali tidak menduga Kazuya tega membentaknya seperti tadi. Bayangan ibunya yang dulu memperlakukannya sama seperti ini tiba-tiba saja melintas. Dia menatap Mizuki berkaca-kaca. Bagaimana pun Kazuya adalah orang tersayangnya.

"Bagimu memang itu konyol, tetapi itu sakral, Kazuya! Saat menderita kala kecil dulu aku meminta seorang teman. Kaudatang dan tiba-tiba saja menjadi temanku, tentu saja aku senang. Lalu kautahu, 'kan apa yang selanjutnya terjadi? Ibuku mati!" Dengan geram Mizuki menyentak tangan Kazuya.

"Aku takut!" Dia mengusap kasar air mata yang lolos di kedua pipinya. "Aku takut kehilanganmu!"

Yang dilakukan Kazuya sedari tadi hanyalah terdiam. Dia tak mengira, ternyata permintaan yang dulu dipanjatkan Mizuki adalah menginginkan teman, dan Kazuya mengisinya. Permintaan yang Mizuki yakini menjadi penyebab kematian ibunya. Serentak perasaan bersalah merajam dadanya. Kazuya menahan napas, kedua tangannya merengkuh Mizuki ke sebuah pelukan. Di sanalah Mizuki menjatuhkan beban tubuhnya. Dia terisak semakin keras, mendengarnya saja hati Kazuya sudah kelu.

Untuk menenangkan Mizuki, Kazuya berbisik, "Aku ... tidak akan pernah meninggalkanmu."

HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang