Srak... Srak... Srak...
Melihat ke arah semak-semak yang bergerak, aku dan Harry mengubah posisi menjadi siaga Harry mengendus udara sekitar dan bergumam kata "gorgon" setelah itu sikapnya berubah menjadi lebih tenang, ia bahkan sudah naik ke atas pohon dan duduk manis seraya menatapku.
"Sialan, apa yang kau lakukan keriting? Bawa aku naik juga! Bagaimana jika ada makhluk mengerikan yang memangsaku?" Aku berteriak padanya seraya mendongakkan kepalaku aku bahkan dengan lancang memakinya, tapi bukannya membantuku naik ia malah tetap menatapku dengan satu alis terangkat.
"Hmm, harum" Itu bukan suaraku, melainkan suara seorang wanita dari arah belakangku, "Darahmu sangat harum human, boleh aku mencicipinya? Itu tidak akan sakit, aku janji" Wanita itu berkata dengan nada seperti menemukan makanan terlezat di dunia seraya menunjukkan taringnya.
Dan aku, bahkan untuk menolehpun tidak berani. Seluruh tubuhku gemetaran. Aku menatap Harry dengan mata memohon, tapi ia tidak menggubrisku. Seolah tidak sabar, wanita -yang aku yakin siluman gorgon karena Harry sempat menggumamkan namanya- itu menghampiriku, ia tepat di belakangku dan berjarak sangat dekat.
Wanita itu menghirup aromaku dalam-dalam, dan sekarang hidungnya sudah menempel pada kulit leherku. Sumpah demi apapun itu, aku ingin berteriak, aku ketakutan, tubuhku gemetaran dan kakiku lemas.
Bruk
Kakiku sudah tidak kuat menopang berat tubuhku dan jatuh ke tanah yang keras, mengabaikan luka baru di lututku karena bergesekan langsung dengan tanah. Dan yang di lakukan wanita -ah dia bukan wanita dia siluman vi- itu malah tertawa mengejek, "Ah, sepertinya kau sudah pasrah ya. Baiklah akan kulakukan dengan cepat" Merapatkan kedua mata seraya merapalkan doa sebenarnya aku tidak rela jika harus mati seperti ini dan lagi di mana lelaki keriting itu?
Bodoh, dalam keadaan seperti ini kau masih saja mengurusi lelaki itu- gadis batinku merutuki
1...
2...
3...
Kenapa tidak terjadi apa-apa? Apa siluman itu benar melakukannya dengan cepat? Apa aku sudah mati sekarang? Kubuka mataku perlahan, dan kalian tau apa yang terjadi? Siluman itu tepat berada di depan wajahku sangat dekat dengan tanduknya yang mencuat seraya menampilkan taring tajamnya. Aku mundur, membekap mulutku sendiri dan merapat ke pohon, tapi anehnya siluman itu bergeming kaku seolah dia bukanlah makhluk hidup.
Harry turun dari pohon dan secepat kilat aku menghampirinya seraya berlindung di balik punggungnya, tanganku mencengkram pakaiannya hingga kusut. Harry tidak memprotes aksiku, ia malah menatap siluman gorgon itu dengan lekat. Sejurus kemudian siluman itu mulai bergerak, ia menggeram menandakan ia marah, "berani sekali... " belum sempat menuntaskan ucapannya, siluman itu langsung berlutut setelah matanya berpapasan denganku atau mungkin dengan Harry? Ya kurasa dengan Harry.
"Dia mainanku, pergi. Atau kupatahkan lehermu" Dinginnya suara Harry mungkin setara dengan dinginnya kutub utara. Siluman itu menunduk dalam seraya beringsut mundur ingin meninggalkan tempat ini tapi, "Ah, lepaskan pakaianmu"
Dia gila, mesum. Sumpah aku tak percaya Harry akan mengatakan itu di situasi seperti ini.
Aku mencubit lengan atas si mesum ini dengan keras, ia menoleh padaku seolah mengatakan apa?, "Kau gila? Bagaimana mungkin kau menyuruh seorang wanita membuka pakaiannya di tengah hutan? Tidak sopan dasar mesum dan lagi aku bukan mainanmu!" Aku mengatakannya dengan satu tarikan nafas karena kesal.
Perhatianku teralihkan karena pergerakan siluman gorgon itu, dan kalian mau tau apa? Siluman itu sedang melepaskan pakaiannya! Refleks, aku menutup mataku, "Suruh dia memakai pakaiannya lagi bodoh" Tapi bukannya menyuruhnya memakai pakaiannya lagi si mesum ini malah menatap si siluman tanpa mengalihkan pandangannya seolah mengatakan cepat buka bajumu, si siluman juga bodoh mengapa ia mau saja di suruh oleh lelaki ini, sungguh tidak tau malu.
"Pegang ini" Harry menyodorkan pakaian si siluman padaku, aku yang tadinya menutup mata perlahan membuka mataku dan tidak menemukan siluman itu, mungkin ia pergi karena malu.
Tanpa minta persetujuanku Harry membawaku ke danau tadi dengan teleportasinya, ia menyuruhku membersihkan diri dan memakai pakaian yang tadi ia serahkan. Aku menurut tapi mulut gatal ini sungguh penasaran, "Apa yang kau lakukan pada siluman tadi? Mengapa ia sepertinya takut padamu? Apa sebenarnya kau ini penjahat ya?" Dan kalian tau lelaki ini bilang apa, "Itu karena aku hebat" Hancur sudah rasa terima kasihku padanya.
Aku berjalan mendekati danau, tidak lupa aku berkata, "Jangan mengintip, dasar mesum. Pergi sana!" Memutar bola mata Harry pergi tanpa sepatah kata.
Memastikan bahwa tidak ada orang selain aku disini, aku mulai membuka pakaian lusuh ini dan berendam di danau. Tubuhku mengalirkan gelenyar ngilu pada setiap titik luka yang ku dapatkan, tapi air danau ini sungguh mampu membuat rasa sakitnya perlahan hilang, "Hahh, menyejukkan sekali"
Aku selesai dengan kegiatan bersih-bersihku dan sudah memakai pakaian yang Harry berikan tadi, ternyata ukurannya hampir sama denganku, "Aku tidak percaya akan memakai baju bekas siluman, dan ini akan menjadi pengalaman pertama kali aku melakukannya" Aku menatap baju ini, "Baju ini aneh tapi lumayan nyaman"
Sepertinya aku melupakan sesuatu, ah iya si keriting mesum. Aku menolehkan kepalaku ke kiri dan ke kanan tapi tidak menemukannya, aku bahkan sudah berjalan agak jauh dari danau. Tanpa ragu seolah sudah mengenal tempat ini aku menelusuri masuk ke dalam hutan tapi sepertinya aku tersesat. Mataku memerah ingin menangis karena di tinggal oleh pemanduku, maksudku Harry.
Ah, seharusnya aku tidak menyuruhmu pergi.
---
Uwaaaahhh neng mphi di tinggal abang heri, tapi tenang aja neng, abang heri aman kok di rumah ama aku hehehe
Jangan lupa buat ninggalin jejak ya gengs!

KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLET : Rencarnation Of Evilyn
Fantasy"dan kau adalah manusia"- Harry styles. "hell, apa-apaan kau ini?! Setelah membuat aku merasa bersalah tapi sekarang malah kurang ajar. Kau kira aku ini apa?! Hantu?!"- Violet adeline.