i am part of you

29 4 1
                                    

Semenjak Harry meninggalkanku yang bisa aku lakukan hanya mengupat kasar, "Lelaki mesum, lelaki keriting, lelaki bodoh, lelaki tidak bertanggung jawab, apapun yang buruk akan aku nominasikan pada Harry Harry itu."

Bagaimana mungkin dia berani meninggalkanku? -gadis batinku bertanya tidak mengerti

Oke, dia memang tidak punya alasan untuk selalu berada di sampingku dan aku juga bukannya ketergantungan dengan keberadaannya. But, hey aku belum mengucapkan terima kasih atas kejadian yang tidak mau aku ingat. Ya... Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih, hanya itu.

Berjalan tanpa arah dengan perut kosong dengan menghalau pikiran yang mengatakan -ingin mencabik-cabik rambut keriting itu- serta langkah tertatih karena luka di kakiku. Aku lapar karena aku tidak makan apapun sejak datang ke dunia ini.

Aku melihat sekeliling hanya untuk melihat apakah ada yang bisa aku makan di hutan yang mengerikan ini. Dan memang usaha tidak pernah mengkhianati hasil, aku melihat satu buah yang entah apa tapi bentuknya seperti jeruk berwarna merah menggantung di pohon. Jarak pohon denganku lumayan agak jauh jadi aku sedikit berlari untuk mengambilnya, "Gotcha, akhirnya aku menemukanmu baby"

Meraihnya tanpa ada kesulitan berarti, aku langsung memakannya karena lapar hingga tidak memikirkan apakah buahnya beracun atau tidak.

"Enak, kenapa kau sangat enak baby? Dan kenapa kau hanya satu hm?" Berbicara sendiri mungkin menjadi keahlianku sekarang, semenjak ada di sini aku sering mendapati diriku yang sedang berbicara dengan diriku. Kalian mengertikan? Seperti orang tidak waras.

Bruk

Bunyi dentuman tubuhku yang menempel dengan tanah agak keras karena aku benar-benar seperti tidak memiliki persendian, entah sudah keberapa kali aku jatuh hari ini, "Hey, mengapa..." belum sempat melanjutkan ucapanku kegelapan mengambil alih tubuhku.

Ah... Sepertinya buahnya beracun.

---

Dingin

Gelap

Aku takut

Benar-benar takut

Aku sudah sadar sedari tadi, tapi kegelapan ini tidak pergi, ini seperti aku berada dalam ruang kosong yang sangat gelap bahkan ruangan ini memiliki udara yang luar biasa dingin hingga gigiku bergeletukan.

"Ugh, siapapun tolong aku" Dengan suara yang parau serendah bisikan aku terus mengucapkan kata itu berulang kali seolah yang aku ucapkan akan berpengaruh.

Angin berhembus di sekitarku, menambah rasa dingin pada tubuhku.

Tapi... Ini bukan hanya angin, aku tau ini bukan angin. Setiap angin berhembus aku mendengar suara seorang wanita tapi aku tidak bisa melihat apapun, siapa dia, dan dengan maksud apa aku tidak tau, yang kurasakan hanya hembusan angin menghantarkan suaranya.

"Siapa kau? Aku tau ada seseorang selain aku disini, apakah kau yang akan menolongku?... Haha... Mustahil" tertawa dengan suara lirih aku merutuki kebodohanku yang sempat berfikir bahwa ia bisa menolongku, "Mungkin kau juga terjebak disini ya seperti aku?"

Tidak ada sahutan, tapi aku jelas-jelas bisa merasakannya.

'Kau takut?'

Angin itu maksudku suara itu terdengar lebih jelas setelah lama terdiam, "Sangat" Balasku yang tidak merasa bahwa suara tanpa wujud ini berbahaya, maka dari itu aku menjawabnya.

'Haha... Lucu sekali melihat aku dengan ekspresi yang menyedihkan'

"Apa maksudmu dengan kata 'aku'?" aku bertanya mengernyitkan dahiku tanda tidak mengerti.

Setelah itu nampak cahaya menyinariku dan seseorang yang tidak jauh berada dekat di depanku. Cahaya itu hanya menyinari kami sedangkan di sekelilingnya masih gelap gulita dan ketika aku melihat wajah gadis di depanku ini rasanya mataku seperti akan keluar dari tempatnya.

"Ba...bagaimana bisa...wajahmu denganku sama?" walau dengan bibir bergetar aku mencoba bertanya.

'Hai, tadi kau bertanya aku siapa kan? Perkenalkan, aku adalah kau'

Tampak di depanku ini seorang gadis yang mirip denganku, sangat mirip hanya saja rambutnya berwarna hitam pekat. Sempat terfikir olehku bahwa gadis di depanku ini adalah kembaranku, tapi...

'Aku bukan kembaranmu, aku ini kau dan kau adalah aku. Kita itu orang yang sama dan kita berada di ruang yang kau buat sendiri maksudku kita buat'

"Apa ini lelucon? Bagaimana bisa... Aku...sungguh tidak mengerti. Kalau kau adalah aku apakah kau pasti tau sesuatu kan? Kau tau kenapa aku, ah...maksudku kita ada di dunia yang mereka sebut immortal?" Tanyaku masih dengan suara yang serendah bisikikan.

'Tentu saja tau' Gadis itu berkata dengan semangat, 'Ini rumah kita, dan alasan kenapa kau ada disini itu karena kau memang seharusnya ada disini, di rumahmu. Alasan lainnya mungkin sudah saatnya kau membalaskan dendamu, Evilyn'

Dan setelah gadis itu berkata demikian, sebuah penglihatan berupa kilasan-kilasan menerobos masuk ke dalam pikiranku.

---

Aku minta maap karna lama up dan chapter ini absurd bangettt *tabok

Jadi intinya si violet ini ketemu sama dirinya yang lain di ruangan gelap yang di buat ama mereka dan bakal di ceritain juga gimana violet ini bisa ada di dunia immortal pokoknya gitudeh

Oiya buat yang nyariin abang heri, nanti yaaa mau ngejelasin dolo asal muasal knpa neng mphi bisa nyasar

Jangan lupa tinggalin jejak^^~

VIOLET : Rencarnation Of EvilynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang