other side

21 1 0
                                    

Menyesakkan!

Tck!

Para kaum hina itu!

Akan ku lempar makhluk jelek itu kembali ke neraka dengan cara yang tidak pernah mereka bayangkan, lihat saja.

Mencoba untuk berganti posisi menjadi duduk, aku mendapati bahwa aku masih berada di tempat yang sama saat aku pingsan. Entah ini sudah sore atau sudah pagi lagi, aku tidak tau. Hutan ini benar-benar tidak memberikan celah pada sang mentari untuk masuk.

"Ugh, kepalaku" Suara parauku menjelaskan betapa keringnya tenggorokanku.

Aku menempelkan punggungku pada batang pohon, bersandar sambil memikirkan kenyataan yang membuat tubuhku bergidik ngeri sekaligus geli mengetahui bahwa aku adalah penyihir kuat bernama Evilyn.

Ah, iya. Aku akan memberi informasi yang mungkin penting, tapi informasi ini memang penting.

Oke, dengar.

Kalian ingat bukan, gadis yang ada di ruangan gelap yang mirip denganku? Dia bukan kembaranku tapi dia adalah jiwaku yang lain, maksudku dia adalah aku di masa lalu entah itu kapan dan dia adalah seorang penyihir. Dan apa yang dia rasakan serta kejadian yang dia alami dalam kilasan-kilasan memori pada saat aku pingsan, aku juga turut andil merasakannya karena kami satu walau beda jiwa.

Argh! Sekeras apapun kau menyangkalnya Kau itu aku, dan aku itu kau! Dan kau itu penyihir kuat tau!

Ya, terkadang jiwaku yang lain membuat keributan hingga memberontak di dalan sana mengeluarkan isi pikirannya.

Lebih mudahnya bisa di bilang aku adalah,

"Rencarnation Of Evilyn"

Eh...

"Siapa itu!?" Aku berseru menoleh kiri dan kanan tetapi tidak ada siapapun di sini kecuali aku.

Dia tau aku?

"Harry? Kau kah itu?" Masih mencoba memastikan bahwa aku tidak salah dengar, "keluarlah!" Tetapi tidak ada jawaban.

Tiba-tiba ada seekor burung gagak yang mendarat tepat di depanku, dan tanpa sadar aku menjentikan jari.

Ppsshh

Asap hitam mengelilingi tubuh sang gagak dan setelah asapnya menghilang aku tidak percaya gagak itu berubah menjadi pria dengan rambut hitam, mata hitam, baju hitam dan aku lebih tidak percaya pada diriku sendiri karena tanpa aba-aba aku meloncat dan memeluk si gagak -ah maksudku pria- ini sambil berseru,

"GIDEON!"

Pria ini membalas pelukanku dan terkekeh, "Kukira kau sudah melupakanku nona, mengingat berapa lama kau tertidur" Mendengar ucapannya dengan cepat aku melepaskan pelukan ini secara sepihak dan berkata, "ah, maafkan aku tuan. Aku melakukannya tanpa sadar" Tertunduk malu dengan wajah semerah tomat aku menggerutu dalam hati

Bodoh! Apa yang kau lakukan pada pria yang baru pertama kau temui Violet!

Pria di depanku ini melihatku dengan pandangan tak percaya, "Ayolah nona, jangan seperti itu. Kau membuatku takut, lihat aku nona" Aku tidak mengerti apa maksudnya jadi aku memberanikan diri menatap wajahnya, dan setelah aku menelisik wajahnya yang lumayan ekhem tampan, aku segera menyadari, "Sepertinya aku mengenalmu, tunggu sebentar..." Jeda, karena aku tengah berpikir keras mengingat pria ini "...ah, aku ingat. Kau Gideon hewan peliharaanku kan?"

"Ugh, kau menyakitiku nona" Ucapnya dengan wajah yang ia buat seolah perkataanku adalah kata yang paling menyakitkan untuknya, "Berlebihan, kau memang hewan peliharaanku" Aku membalasnya seolah aku tidak perduli jika perkataanku membuat ia sakit hati.

Sadar bahwa dia tidak akan berbicara lagi aku mendahuluinya berjalan ke arah danau, tenggorokanku sangat kering sampai-sampai saat aku berbicara tadi rasanya perih sekali. Entah bagaimana caranya kakiku bisa hapal jalan kembali ke danau, aku tidak memusingkannya dan langsung menenggak air danau yang menggoda itu dengan menggunakan telapak tanganku.

Gideon mengikutiku, ia bersandar pada pohon dekat danau seraya mengamatiku dengan pandangan yang sulit di artikan. Aku balas menatapnya dengan satu alis di angkat seolah mengatakan apa? Padanya. Dia mendekatiku dengan tatapan yang tidak lepas dariku seolah jika dia melepaskan pandangannya dariku maka aku akan menghilang.

"Kau mau mati ya? Cepat katakan apa maumu brengsek, jangan menatapku atau kucongkel matamu dan kujadikan mainan siluman jelek yang ada di hutan ini" Ya dan lagi-lagi aku mengatakannya tanpa sadar. Sebenarnya aku sedikit jengkel karena pria ini menatapku.

Gideon menekuk sebelah kakinya berlutut dan menundukkan pandangannya, sebenarnya aku tidak bermaksud membuatnya jadi seperti ini tapi ya mau bagaimana lagi sifatku sepertinya mulai menyatu dengan sifarnya Evilyn.

"Maafkan kelancangan hamba nona, hamba pantas di hukum" Memutar bola mata dengan jengah aku berkata, "Tck, sudah cukup basa basinya gagak! Katakan apa maumu!?"

"Aku membawa pesan dari Dewa Hades, ia menyuruhku mencarimu dan ini sudah tahun ke-96 aku berada di immortal untuk menemukanmu pada akhirnya takdir menemukan kita di hutan ini..."

"...Sang Dewa menugaskan aku, jika aku menemukan nona Evilyn maka aku harus cepat membawa nona ke sungai styx"

Aku menatap Gideon yang masih berlutut serta menunduk, "Bagaimana kau tau aku ini Evilyn? Bisa saja kau salah orang atau bisa saja aku menipumu" Kali ini Gideon memberanikan diri menatapku tepat pada kedua mataku, ia berucap dengan tegas, "Aromamu boleh saja manusia, tetapi hanya ada satu makhluk yang memiliki aura dingin dan mematikan milik majikanku. Dan aku merasakannya, itu keluar dari tubuhmu"

Aku tergelak mendengar ia mengucapkan 'majikanku', "Jadi kau sudah menerima jika kau peliharaanku?" Dia mengendus tidak suka dan aku semakin kencang menertawakannya, "Nona aku serius" Menghentikan tawaku, "Hm, jadi Dewa Hades masih hidup? Ku kira dia sudah mati karena tua. Oke, dia memintamu membawaku ke dunia bawah kan?" Gideon mengangguk antusias, "Bawalah"

"Bawa aku ke hadapan Sang Dewa"

---

Lah serem amat si neng mphi maenannya ama dewa...

Jangan lupa tinggalin jejak^^~


VIOLET : Rencarnation Of EvilynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang