BAGIAN LIMA

10.3K 387 33
                                    

Dea membuka matanya. Di pagi hari yang cerah ini, tibalah dimana dea tidak lagi jomblo, melainkan akan menjadi istri orang.

"Apa gue kabur aja ya" dea sempat berpikir seperti itu namun bayangan kedua orang tuanya muncul, dan seketika membuat rencana dea gagal.

"Pasrah ae lah"

"Buruan sayang penghulu sama calon suami kamu udah nunggu di bawah" ucap lina dari balik pintu.

"Iya ma tunggu sebentar" dea membuka pintu dan mendapati mamanya tengah tersenyum kepadanya.

"Makasih ya sayang kamu udah turutin kemauan mama, mama kira kamu bakalan kabur" ucap lina seraya tersenyum.

Emang tadinya niat kabur sih. Hehehe.

"Iya ma, ga mungkin aku kabur ketika semua orang udah kumpul di bawah dan kalo aku kabur nanti akan mempermalukan keluarga kita ucap dea tulus dari hati.

Saat mendengarkan peruntuan anaknya,  lina menangis lalu memeluk ananknya itu, dea membalas pelukan lina.

"Sekali lagi makasih sayang, ini juga untuk kebaikan kamu. Mama sama papa ingin kamu menikah dengan orang yang tepat"

"Udah ma gausah nangis, dea gak suka liat mama nangis, ayo kebawah semua orang udah menunggu" lina melepaskan pelukannya dari dea dan mengangguk.
Mereka turun beriringan menuju pelaminan.

"Karena pengantin perempuannya sudah datang, lebih baik ijab kabul nya kita mulai saja." ucap sang penghulu.

"Ananda Devano fernandes bin muhammad wirawan, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan saudari Dea gariela binti firmansyah dengan mas kawin dan seperangkat alat solat dibayar tunai." ucap penghulu.

"Saya terima nikah dan kawinnya Dea gabriela binti firmansyah dengan mas kawin dan seperangkat alat solat di bayar tunai" ucap devan dengan satu tarikan nafas.

"Bagaiman para saksi sah?"

"SAH"

Setelah itu mereka semua membaca doa dan dea diminta mencium tangan devan, lalu proses pemasangan cincin dan kecupan yang devan berikan di kening dea.

🍃🍃🍃🍃

"Kamu mau tinggal dirumah mama dulu atau langsung ke apartemen?" tanya diana.

"Langsung ke apartemen aja ma"

"Yaudah barang² nya tadi sudah di masukin ke koper, kalian tinggal bawa aja" mereka berdua mengangguk.

Sesampainya di apartemen..........

"akhirnya selesai juga" dea langsung merebahkan dirinya di atas kasur sambil memejamkan matanya. Tidak perduli dengan make up dan gaun yang masih dikenakannya.

"Mandi dulu baru tiduran dea" perintah devan.

"Iya bawel"

Dea beranjak dari tempat tidur untuk melakukan ritual mandinya. Tak sampai 20menit dea sudah keluar kamar mandi dengan menggunakan piamanya.

Saat dea hendak pergi ke meja rias untuk menyisir rambutnya, dea mendapati devan tertidur di atas kasur dengan posisi terlentang.

Tadi nyuruh gue mandi, eh dia malah tidur" batin dea kesal.

"Oi bangun lo. Mandi dulu baru tidur" tak ada jawaban dari devan.

"Bangun gak lo atau gue siram pake air" masih tak ada jawaban.

Dea yang sudah kesal pergi kekamar mandi dan keluar membawa segayung berisi air.

BYURRR

Devan terlonjak kaget dan menatap dea yang tersenyum sinis kearahnya"

"Mampus lo gue siram"

"Bisa gak bangunin secara baik baik" devan menatap tajam kearah dea.

"udah gue usahain tapi lo gak ngerespon yaudah deh air melayang" jawab dea tanpa dosa.

"Istri durhaka" umpat devan, setelah itu pergi kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

"Eh mau kemana lo, tidur di sofa" ucap dea saat devan menuju ranjang mereka berdua setelah membersihkan diri.

"Apartemen siapa?" tanya devan.

"Ya elo lah" jawab dea.

"Yang bayar ini itu disini siapa?" tanya devan sekali lagi.

"Ya jelas elo lah masih nanya, mana ada duit gue" jawab dea.

"Jadi yang berhak tidur di ranjang siapa? Tanya devan ketiga kalinya.

"ya elo lah...., eh gak deng g-gue yang berhak" jawab dea sedikit terbata.

"Yaudah berarti lo yang bayar semuanya" jawab devan enteng.

"Yahh kok gitu sih van kan lo suami. Jadi lo yang bayar semuanya, itu tugas lo" dea memasang wajah cemberut.

Devan mendekati dea dan duduk disebelah dea. Devan menatap dalam kearah mata dea sehingga membuat jantung mereka berdua berdetak cepat.
Setelah beberapa saat mereka terkunci oleh tatapan masing masing, dea lah yang memutuskan tatapan tersebut.

"Apa susahnya sih tidur berdua? Udah sah juga" ucap devan tanpa mengalihkan tatapannya dari dea.

Pipinya memanas mendengar ucapan devan barusan. "Apasih jangan mesum deh".

Devan tau bahwa dea malu karena mendengar ucapannya.

"Kok merah sih" ucap devan sambil menoel pipi dea.

Dea yang diperlakukan seperti itu semakin malu dan pipinya semakin merah.

"DEVANN" teriak dea karena sudah terlanjur malu.

Devan akhirnya tertawa lepas karena berhasil membuat dea kesal.

"Yaudah gue tidur shofa" devan mengambil bantal dan selimut lalu menunju shofa.

"Nah gitu dong dari tadi, kan enak"

"Hm"

Segitu dulu yah.
Makasih yang udah setia nunggu cerita ini(╯3╰)

Maaf jarang update, diusahakan mulai hari ini update seminggu dua kali atau seminggu satu kali.

Love you kalian😘

MY HUSBAND IS  KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang