chapter 0.3

13 2 0
                                    

Illa dan kedua sahabat nya sedang berada di kantin.

Suasana hati Illa masih kelam sama seperti kemarin.

Illa yang biasanya acel gak bisa diem , sekarang jadi diem aja cem orang nabor.

Eh iya btw nanti Illa jam 12 izin pulang duluan karena dia harus mengantarkan Samuel ke bandara.

"La..lu udah punya pacar? Anjir sejak kapan lu pacaran? Kok gw gak tau ya? Terus kapan di tembak nya? , Lu kok pas di tembak sama dia gak cerita ke kita sih?" Jinan menanyai nya dengan banyak pertanyaan.

Rere ngelempar kulit kacang yang tadi dia makan ke muka nya Jinan.

"Heh kutil anoa! Nanya satu satu bangsat" Rere itu emang orang nya gak bisa lembut , lembut cuma kalo lagi sama pacarnya , hilih pencitraan seorang Rere emang.

"Hehe ya maaf , yaudah lu sejak kapan pacaran? Kok lu gak cerita ke kita pas lu di tembak" Jinan bertanya dengan hati hati karena takut Illa marah , karena Jinan tau suasana hati Illa lagi kacau.

"Sejak gw kelas 6 SD dan itu kayak nya besok taun kelima gw , tapi sayang udah putus , haha" Illa tertawa miris.

Jinan dan Rere saling tatap , ini pertama kalinya mereka melihat Illa galau , karena sebelum nya Illa itu cewek anti galau.

Mereka berdua telepati seraya berkata 'anjir bisa ambyar juga nih anak bar bar satu'

"Berarti lu pacaran sama mantan lu , sebelum lu kenal sama kita dong?" Tanya Rere kelewat santai.

"Ya.... Gitu.. gw sama dia pacaran satu tahun dan di situ gw kenal Lo pada hehe" Illa menjelaskan bagaimana dirinya bisa pacaran selama itu tanpa banyak orang yang tau.

"Terus kok lu gak Umbar gitu?" Tanya Rere dengan muka kepo nya , maklum yaa Rere itu kang gosib.

"Ngapain kalo di umbar kalo ujung ujungnya misah? Dan gw aja gak di umbar bisa pisah , apalagi mereka yang di umbar , banyak wabah pho , meybe?" Rere dan Jinan bener bener salut dengan temen mereka yang satu ini.

"Dah lanjut makan , si neng butuh makan nih" Illa mengelus perut rata nya , seperti ibu hamil yang sedang mengelus lembut perut nya.

Jinan dan Rere bergidik ngeri dan berkata "GELO SIA!" Dengan serempak mereka melontarkan kalimat tersebut.

Sedangkan Illa hanya tertawa saja.

Karena kedua sahabatnya ini , dia bisa kembali tertawa.

Dan kedua sahabatnya ini juga bersyukur karena melihat illa yang tertawa kembali , tidak seperti kemarin dan tadi.

🍭🍭🍭

Illa berjalan terburu-buru di bandara.

Ia masih mengenakan pakaian Seragam putih abu abu nya dan jangan lupa hijab Putih yang menutupi kepalanya , dan itu juga menambahkan aura kecantikan nya.

Dia sedang mencari orang yang pernah singgah di hatinya.

Dia sudah berputar tapi dia tidak menemukan sosok itu.

illa (love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang