'Breaking news, melalui agensinya Jae personil band hari 6 mengkonfirmasi bahwa dirinya akan menikah minggu depan.'
"Bos, lo gapapa? Lo bengong."
Gue menggeleng cepat dan ngejauhin hp sekretaris gue dari depan muka gue.
Kepala gue rasanya mau pecah, masalah yang kemaren sore belum kelar, Jae malah nambah masalah yang lebih besar.
"Makasih udah ngasih tau beritanya." Ucap gue, sok tenang walaupun keliatan jelas kalau tangan gue gemeteran ga karuan.
Iya, selain keluarga gue. Yang tau soal perjodohan gue sama Jae itu sekretaris gue sendiri.
Wonpil, namanya. Oh iya, kebiasaan sekali dia manggil gue bos, bukan apa-apa katanya manggil bu itu gaenak.
Karena emang gue sama Wonpil udah kenal lama, jadi kita terbiasa pakai bahasa lo gue.
"Bos?"
"Lo bengong."
Lagi-lagi gue tersadar dari lamunan gue karena Wonpil.
"Kalo lo kacau, gue anter pulang."
"Terus siapa yang ngecek semua berkas ini." Sahut gue cepat yang bikin Wonpil narik nafasnya kesal.
Iya bohong kalo gue bilang gue ga kenapa-kenapa. Kenyataannya sekarang gue bener-bener rapuh, hati dan pikiran gue kalang kabut.
Bahkan sekarang gue mati-matian nahan air mata gue biar ga jatuh di depan sekretaris gue saat ini.
Pengen banget gue langsung nelpon Jae, dan teriak teriak ngabsen dia pake nama penghuni kebun binatang.
Tapi gue tau, itu ga mungkin. Untuk sekarang gue bener-bener ga kuat, dan muak untuk komunikasi dengan cowok biadab itu.
"Bos?"
"Serius lo gapapa? Muka lo langsung pucet."
Sadar dengan hal itu, gue buru-buru beranjak dari tempat gue duduk. Sepertinya mencuci muka lebih baik,
Belum sempet gue jalan, seluruh benda yang gue lihat tiba-tiba jadi banyak dan kaki gue lemes banget buat digerakin.
"Batu banget." Cletuk Wonpil yang cepet banget ngeraih pinggang gue biar ga jatuh ke lantai.
Iya, gue hampir aja ambruk.
"Pelan-pelan." Ucap Wonpil tegas tapi masih memperlihatkan sikapnya yang lembut.
Wonpil memapah gue ke sofa yang tersedia di ruangan gue. Dan mempersilahkan gue duduk disana.
"Lo tidur, istirahat aja dulu. Biar gue yang cek semua berkas berkas itu." Ucapnya lagi dengan jari yang nunjuk berkas-berkas yang ada di meja gue.
"Gimana gue bisa tidur, kepala gue isinya Jae mulu Won." Ucap gue, tepatnya keceplosan.
Dan hal itu bikin Wonpil gajadi beranjak dari tempatnya. Dia malah duduk di samping gue, dan tanpa permisi tangannya menjatuhkan kepala gue ke pundaknya.
Gue cuma diem, karena emang itu yang gue butuhkan untuk sekarang.
Jujur aroma parfum khasnya, bener-bener bikin otak gue tenang.
"Bos, lo kurang piknik deh kayaknya." Lontarnya yang menurut gue sangat random.
Yup gue hapal sosok Wonpil yang emang suka ngisi kesunyian dengan omongan randomnya.
Dan gue tau, dia melakukan itu supaya gue ga terpikirkan soal masalah gue.
Gue agak ngedongakin kepala gue, biar bisa liat dia yang lagi bicara.
"Boleh lah sekali-kali liburan."
Gue mendecih pelan, "Itu mah lo yang kurang piknik, bukan gue."
Dia nunduk dan noleh buat natap gue sebentar,
"Well, sekali-kali seorang bos ngadain rekreasi buat sekretarisnya kan bisa."
"Rekreasi, lo pikir anak tk." Ketus gue, yang hanya dibalas tawa renyah Wonpil.
"Yaudah, maunya kapan?"
"Hah?"
"Ga ada keong disini." Celetuk gue dan berhenti nyandarin kepala gue di pundaknya.
"Serius nih liburan?" Tanyanya yang akhirnya paham maksud gue.
Gue cuma ngangguk, toh gue juga perlu liburan juga kan. Itung itung gue mau ngelepasin penat, sekaligus ngelupain Jae sejenak.
"Iya."
.....
Wonpil, 27Sekretaris sekaligus sohibnya Yuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepaksa ; Jae Day6
FanfictionTerpaksa nikah sama artis nih, ada enaknya? gatau, belum berjalan jauh soalnya. gimana pun kalo udah namanya jodoh ya bakal jodoh, gapake ga.