⇝ ραят 2 ⇜

853 82 99
                                    

"Dari mana, hyung?"

"Bukan urusanmu."

Hangyul berdecak sebal mendengar balasan alpha-nya. Yohan yang berada di samping Hangyul hanya bisa geleng-geleng melihat Seungyoun yang tampaknya dikuasai oleh amarah, terlihat dari wajahnya yang sangat kaku dan dingin.

Hangyul dan Yohan sedari tadi terus memerhatikan ketuanya, dan mereka berdua bergidik ngeri ketika seringaian iblis terpatri di wajahnya. Keduanya kini saling bertukar pandang untuk menebak-nebak apa isi kepala Seungyoun. Satu detik ia terlihat kaku, namun sedetik kemudian ia tampak seperti iblis.

"Di mana Nari?"

"Di dalam, hyung."

Seungyoun hanya membalas ucapan Hangyul dengan sebuah anggukan dan beranjak menuju hood-nya. Sesampainya di dalam hood, Seungyoun langsung menghampiri Nari yang sedari tadi terus bergerak tidak nyaman di atas Kasur.

Wanita itu terus menggeliat, keringat juga mulai bercucuran dari keningnya. Seungyoun yang melihatnya mengernyit bingung, namun sedetik kemudian bau peach blossom menyeruak begitu kuat. Aroma tersebut langsung menggelitik indera penciuman Seungyoun.

Pria itu mengerang frustasi, ia tahu kalau omega-nya sedang dalam masa heat-nya. Bisa dilihat dari Nari yang sedari tadi terus menggigit bibirnya. Entah bagaimana libido Seungyoun terpancing, namun pria itu langsung beranjak mendekati omega-nya.

"Sayang?"

Aroma peach blossom yang keluar dari tubuh Nari membuat Seungyoun terlena. Seperti kehilangan akal, ia langsung merebahkan diri di samping omega-nya, sembari mengusap peluh di kening Nari dengan menggunakan tangannya.

"Jangan sentuh aku."

"Kenapa aku tidak boleh menyentuhmu? Apa kau lupa kalau kau adalah milikku, hmm?"

Seungyoun mulai merasa semakin terangsang. Diciuminya setiap lekuk pada wajah Nari, lalu ciuman tersebut turun ke lehernya. Tidak lupa tangannya yang sedari tadi sudah masuk ke dalam gundukan kenyal milik Nari. Ia remas gundukan tersebut, sampai si pemilik tubuh hampir mendesah karena sentuhan Seungyoun.

Tidak berhenti di situ, lidahnya sudah menjilati setiap lekuk leher Nari, menggigit setiap inci kulit putihnya, meninggalkan beberapa bekas kemerahan di sana. Tangannya semakin gencar bergerak dengan mencubit ujung dada milik Nari, membuat perempuan itu menggigit bibirnya.

"Ahh, leㅡlepaskan aku!"

"Just moan my name, baby."

Nari menutup rapat bibirnya sambil menggelengkan kepalanya. Ia benar-benar tidak ingin disentuh oleh Seungyoun, apalagi menjadi miliknya.

"Just moan my name, or i'll hurt you."

Suara rendah Seungyoun membuat Nari bergidik ngeri. Bisa dilihatnya tatapan Seungyoun yang berubah menjadi dingin dan tampak seperti iblis yang hendak memangsa mangsanya.

Nari masih menggelengkan kepalanya sambil berlinang airmata, dan entah mengapa airmata yang turun dari pelupuk mata Nari membuat Seungyoun luluh.

Dengan perlahan ia mengusap airmata yang membasahi pipi omega-nya, mengurungkan niatnya untuk menyetubuhi Nari karena wanita tersebut sejak dulu masih tetap saja belum mau disentuh olehnya.

"Maaf, lebih baik kau istirahat saja. Akan ku bawakan makanan untukmu."

Seungyoun hanya bisa mengerang dengan frustasi sambil mengepalkan kedua tangannya, lalu berjalan keluar dari hood-nya untuk merasakan embusan angin malam yang menggelitik kulitnya.

PHEROMONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang