"Adakah air yang menjadi punca , atau aku yang membawa malang ? "
♡ ♡ ♡
Aku ingin melintas jalan . Nasihat abang ketika ingin melintas jalan menjengah fikiran . Walaupun jalan itu bukanlah jalan besar yang selalu menjadi laluan kenderaan lalu - lalang , namun bagiku jalan tetap jalan . Pasti sekali akan ada kenderaan yang akan lalu .
Aku memandang kiri , kanan , dan akhirnya kiri semula . Langkahku mula diatur untuk melintas apabila aku dapati tiada kenderaan . Ketika berjalan , tiba - tiba hatiku merasakan sesuatu yang tidak senang . Aku lantas menoleh ke kiri dan mendapati sebuah kereta menuju ke arahku dengan laju . Entah mengapa kakiku tidak dapat bergerak lagi . Mataku sedikit mengecil dan membesar kembali .
" Papa , J-Jangan ! "
Streetttt
Dum !
" Eh dik ! " pakcik di seberang jalan lantas menerpa ke arahku yang tersidai di longkang besar yang terdapat air jernih di seberang jalan . Kereta papa dapat aku rasakan meluncur dengan laju meninggalkan kawasan taska . Badanku terasa sakit . Seketika , pandanganku berpinar . Sempat ku dengar suara abang yang panik memanggil namaku .
" Fiya ! "
_____
" Pakcik nampak tak nombor plat kereta tu ? " soal abang kepada pakcik yang menjual aiskrim itu . Kini , kami di hospital .
" Pakcik cuma sempat tangkap WAP . Yang lain pakcik tak dapat . Maaf ye nak . "
" Tak apa , pakcik . Pakcik tahu tak tu kereta apa ? "
" Kerete Mercedes , warna hitam . " abang menggenggam penumbuk . Lantas dia keluar dari hospital kemudian menaiki kereta miliknya . Tujuannya cuma satu , ingin berjumpa papa .
_____
" Kau buat apa dekat anak kau lah sial ! " penumbuk dilayangkan . Papa terdongak ke atas bersama mulutnya yang memuntahkan darah . Papa memandang abang , sebelum ketawa besar .
" Apa aku dah buat ? Anak aku ? Aku ada anak eh ? " dia memprovok kata - katanya sendiri . Abang mengetap gigi . Sekali lagi penumbuk dilayangkan .
" Fiya Raysha binti Abdul Rais . Anak kau , benih kau . Tak mengaku lagi ke ? "
" Oh . Mak kau tak cerita eh yang dia tu anak sial ? Anak luar nik -- "
Buk !
Sekali lagi penumbuk dilayangkan . Papa tersenyum sinis .
" Dia tetap anak kau ! " kata - kata abang membuatkan papa ketawa sinis .
" Well , kalau bapak dia sendiri mengaku tu bukan anak dia , apa kau boleh buat ? Bukan salah aku , menafikan dia tu anak aku . Mak kau tu yang terhegeh - hegeh sangat nak kahwin dengan aku . Padahal aku sentuh sikit je , mengandung boleh gugurkan . Kalau dia buang anak sial tu dari dulu lagi , aku rasa mak kau tak mati sekarang . " kata - kata papa membuatkan darah abang naik secara mendadak . Abang mengangkat penumbuk , ingin dilayangkan pada wajah sinis papa . Namun , papa menghalang penumbuk itu sebelum mengenai wajahnya . Tangan abang dipulas kebelakang .
" Kau fikir aku tak tahu perasaan kau pada dia , melebihi adik beradik tiri ? " papa memprovok abang . Abang sedikit terpana namun sempat dikawal riak wajahnya .
" Aku sayang dia sebab aku dah tak ada sesiapa lagi dekat dunia ni . "
" Kau fikir aku bodoh sangat ke tak dapat bezakan antara sayang dan cinta ? Wow ! Budak mentah yang baru umur 18 tahun jatuh cinta dekat budak bawah umur , itupun baru 5 tahun . Beza 13 tahun . Oh , sebab nafsu ya ? "
" Kalau sebab nafsu , tak apa . Aku benarkan . Sentuh je anak sial tu , sumpah aku lansung tak kisah . " sambungnya lagi . Abang mengetap gigi .
" Aku bukan macam kau , sentuh tanpa ada ikatan . Kalau aku cintakan Fiya sekali pun , rasanya tak kacau hidup kau kut . Kau sendiri menafikan dia tu anak kau . " abang mula berkata sinis .
" Tambahan pula , bapa dia ni tak macam manusia . Macam binatang ! Dah sentuh kaum hawa , dibiarkan beranak - pinak . Lepastu mak aku pun dia bunuh . Kau memang tak layak digelar manusia . Kau tu cuma layak digelar binata-- "
Buk !
_____
Terasa satu tangan hangat melekap di tapak tanganku . Aku dapat rasakan belakang tanganku dibawa ke bibirnya lau dikucup perlahan .
" Fiya , bila Fiya nak sedar ? "
Suara itu .
Aku amat mengenali suara itu .
Itu suara abang !
" Fiya tak sayang abang , ya ? Tidur lama - lama . Tinggalkan abang sorang - sorang . "
Tak , abang . Fiya sayang abang . Sebab Fiya sayanglah , Fiya cuba kuat demi abang .
" Nak dekat sebulan Fiya tak sedarkan diri . Fiya tak rindukan abang , ke ? Fiya , abang rindu . " sekali lagi belakang telapak tanganku dikucup olehnya .
Aku cuba menggerakkan jariku . Untuk memberitahu abang bahawa aku rindukan dia . Namun jariku cuma kaku . Aku mahu meraung untuk memberitahu abang bahawa aku juga merinduinya . Namun bibirku terkunci .
Abang ..
Fiya sayang abang juga ..
Fiya rindukan abang ..
" Abang .. "
" Fiya ! "
YOU ARE READING
Aquaphobia [ SU ]
RomanceAquaphobia | Fear of water . _____ Air . " Mama ! " Dum ! _____ Air . " J-jangann ! " Street ! _____ Air . " Abang , hati - hati ! " Bam ! _____ " Amsyar janji takkan tinggalkan Fiya ? " " Ya , aku janji . " _____ Amsyar Haidhar . Kehadiran dia umpa...