Aquaphobia | six

95 13 13
                                    

Adakah air yang menjadi punca , atau aku yang membawa malang ?

♡ ♡ ♡




Aku memandang abang yang sedang memandu kereta . Sedari tadi bibirku tidak dapat berhenti dari mengukirkan senyuman yang paling manis . Almaklumlah , hari ini adalah hari lahirku yang ke-5 tahun ! Sungguh aku gembira sekali .

Abang ingin membelikanku sebuah kek sempena hari lahirku . Aku begitu teruja sekali mendengar kata - katanya .

" Abang , betul ke abang nak beli kek untuk Fiya ? " soalku teruja . Aku lihat abang senyum tenang ketika memandu sedangkan hujan turut dengan lebatnya . Dia mengangguk .

" Betul . Fiya nak kek apa ? " soalnya sambil tersenyum manis . Aku turut tersenyum mendengar pertanyaannya .

" Fiya nak kek besar - besar . Ada Hello Kitty dekat kek tu . Boleh kan , abang ? " soalku dengan nada yang berharap .

Aku bukan tamak untuk membeli kek yang bersaiz besar , namun aku mahu meraikan hari lahirku bersama Arsyad dan juga Haidhar . Sudah hampir dua bulan mereka berkawan denganku . Lagipun , abang juga senang sekali aku berkawan bersama mereka . Abang juga ramah sekali dengan ibu napa Arsyad dan Haidhar .Jadi , tidak salah rasanya mahu meraikan hari lahirku bersama - sama mereka .

Untuk jawapan bagi soalanku tadi , abang mengangguk . Senyuman masih lagi meniti di bibirnya .

" Iye sayang , demi Fiya semua boleh . " dia menandangku yang disebelahnya . Mata abang kekihatan kuyu memandangku . Seolah - olah dia memberikan pandangan sayu padaku . Aku memandang hadapan . Mataku membulat .

" Abang , hati - hati ! "

Bam !

♡ ♡ ♡

Aku terpisat - pisat membuka mata . Pandangan di hadapanku kini menjadi jelas . Aku berada di atas katil di dalam sebuah bilik yang mempunyai ruang luas dan besar . Tanganku terdapat satu saluran tiub yang aku tidak pasti apakah fungsinya . Aku memegang kepalaku , cuba mengingati apa yang berlaku .

Seketika , peristiwa kemalangan itu kembali terlayar di ruang mata . Aku menangis teresak - esak .

" Abang .. " aku menangis sambil memeluk lutut . Tiba - tiba pintu terbuka dari luar . Tangisanku terhenti seketika .

Seorang wanita menghampiriku dengan wajah yang panik . Aku memerhati wajahnya . Baru aku teringat , wanita di hadapanku kini adalah ibu kepada Haidhar dan Arsyad .

" Fiya dah sedar ? Sabar ya , biar aunty panggil doktor . " katanya kemudian berpaling . Aku menangkap tangannya .

" Mana abang ? Fiya nak abang .. " aku memandang wajahnya bersama mata yang berair . Dia memberi pandangan simpati .

" Sabar ya , Fiya . Buat masa sekarang , biar doktor periksa keadaan Fiya dulu . Nanti kita jumpa abang . " ujarnya sambil tersenyum nipis . Tanganku digenggam perlahan sebelum melepaskannya . Dia berpaling dan mulai keluar untuk memanggil doktor . Kini aku tahu , aku sedang berada di hospital .

Hatiku mula tertanya - tanya . Di mana abang ? Mengapa dia tiada ketika aku sedae tadi ? Terukkan kecederaan dia disebabkan kemalangan itu ?

Aku mengetap bibir , menahan esakan dari terletus .

♡ ♡ ♡

" Woi , aku sampai dulu . " Arsyad menolak Haidhar ketepi . Haidhar mendengus geram .

" Ish , aku yang sampai dulu . Biarlah aku masuk dulu . " Kata Haidhar pula . Arsyad memandang adiknya itu tajam .

" Aku dulu ! Aku abang kau , jadi janganlah melawan . "

" Aku adik , kau kena beralah sikit . "

" Utamakan yang tua lah ! " tanpa mengendahkan abangnya , Haidhar memasuki wad itu terlebih dahulu . Kolar bajunya ditarik oleh Arsyad yang berada di belakang sehingga badannya terdorong ke belakang .

" Shh , diamlah ! Fiya tidur . " Haidhar meletakkan jari telunjuknya di bibir . Dia menampar pipi abangnya perlahan ; memberi isyarat untuk melepaskan kolar bajunya .

Perlahan - lahan , dua beradik itu melangkah ke arah Fiya yang mengiring di arah yang bertentangan . Arsyad berjalan menjengket kaki , kononnya tidak mahu membuat bunyi manakala Haidhar hanya berjalan selamba .

" psst , Fiya tidur ke ? " bisik Arsyad pada Haidhar . Haidhar menjungkitkan bahu .

" Manalah aku tahu . Kau tengoklah , dia ni tidur ke tak . "

" Kau lah tengokkan . "

" Ish , tadi dekat pintu masuk kau yang beriya nak masuk . Sekarang kau tengoklah dia tu bangun ke , tidur . "

" Korang berdua bisik apa tu ? " aku mula bersuara menyapa mereka . Haidhar berdehem sambil mata membuat isyarat pada abangnya .

" Fiya okey ke ? " soal Arsyad perlahan . Aku mengangguk sebelum tersenyum nipis .

" Okey je . Korang buat apa dekat sini ? " soal aku pada mereka . Aku bangun dan bersandar di katil .

" Sajalah jenguk kau . Mama aku kata , kau akan tinggal dengan kami sampai abang kau sedar . " kata Haidhar . Dahiku mula berkerut .

" Sampai abang sedar ? Kenapa dengan abang ? " soalku pelik . Mereka berdua saling berpandangan . Aku lihat Arsyad menyiku Haidhar sambil membulatkan matanya . Haidhar menjeling Arsyad .

" Kau tak tahu ke abang kau koma ? " aku teringatkan mama ketika dia masih hidup . Mama pun pernah koma akibat dipukul oleh papa . Kata abang dulu , koma tu seperti tidur dalam satu tempoh yang panjang . Tetapi kita sedar , cumanya mata tertutup seperti sedang tidur .

Mataku berair . Pasti disebabkan kemalangan itu , abang koma . Aku mula menyalahkan diri sendiri . Kalau bukan aku yang teruja ingin membeli kek , pasti abang berada di sampingku sekarang ini .

Arsyad dan Haidhar yang melihat mataku mula berair , sudahpun panik . Arsyad menggaru kepalanya sambil memandang aku . Haidhar pula mengusap belakang lehernya .

" Fiya , janganlah nangis . Arsyad tak pandai nak pujuk . " kata Arsyad padaku . Matanya turut berair melihatku . Haidhar menepuk dahi melihat abangnya yang terasa ingin menghamburkan tangisan akibat tidak reti memujukku .

" Tak apa Fiya . Kau masih ada kami . Kan aku kata tadi , kau akan tinggal dengan kami sampai abang kau sedar . Jadi , kau takkan kesunyian lagi . Kalau kau menangis , abang kau mesti tak suka . Tambahan pula kau menangis sebab dia . Lagilah dia sedih . Sepatutnya dia yang sedang koma , perlukan semangat dari kau . Jangan nangis ya . " pujuknya kalah orang dewasa . Dia menyerabutkan rambutku dengan tangannya yang mengusap laju kepalaku . Air mataku terasa kerjming diganti dengan cebikan . Aku menampar perlahan tangannya .

" Haidhar ni kalau tak kacau Fiya , tak sah lah ! Dahlah membebel macam orang besar . Fiya tak berapa nak faham apa yang Haidhar cakap . " luahku geram . Dia hanya tersengih .

" Aku bukan membebel la . Aku memujuk . Kau pun Syad , nak menangis juga apehal ? Tak padan dengan dah besar . Lelaki pula tu . Memalukan kaum adam je . " sindir Haidhar pada abangnya . Arsyad mencebik sebelum menyiku Haidhar . Aku tertawa melihat mereka .

Aquaphobia [ SU ]Where stories live. Discover now