Udah siap sama cerita Borneo?
Vote dan komentarnya jangan lupa, nanti pangeran tampan marah lagi hehe.Pagi ini Borneo telah siap ke sekolah, ia ingin datang pagi karena malas berurusan dengan Papanya yang dingin itu. Kalau terlambat ke sekolah sampai Mamanya dipanggil ke BK dan sudah dipastikan ia akan dikurung seperti burung. Hanya diperbolehkan untuk berangkat sekolah dan tak boleh bermain dengan komplotannya. Borneo ingin bebas, hidupnya tidak terkekang.
Setengah jam ia berada dalam kamar untuk mandi dan memakai seragam, kini ia telah rapi dengan dasi yang melekat dilehernya. Tumben sekali Borneo rapi, memang biasanya ia adalah anak yang sangat susah untuk rapi.
Di ruang makan telah ada Arum-mamanya- yang tengah mengoles roti dengan selai cokelat. Borneo dengan wajah segar nan tampannya menghampiri Arum yang masih tampak sibuk. Diam-diam ada niat jail dalam hatinya, ingin membuat Mamanya kaget.
"Dorr."
Seketika Arum terperanjak, lalu anak bungsunya itu tertawa seperti tak punya dosa. Borneo dalam jail mode on.
"Pagi mama cantik," sapanya lalu mencium pipi kanan sang Mama.
"Kamu itu selalu begitu, suka ngagetin aja. Jangan sampe Mama kena jantungan ya," ucap Mamanya. Borneo hanya terkikik lalu meminta maaf.
"Kamu mau sarapan nasi goreng atau roti? Papa buatin nasi goreng buat kalian."
"Borneo sarapan roti buatan mama aja, gak suka nasi goreng buatan papa," kata Borneo. Arum menghela napas, ia tak cukup mengerti bagaimana bisa anak bungsunya itu tak suka pada Papanya sendiri. Yang sering Borneo ceritakan adalah, Papanya itu sangat sibuk dengan pekerjaannya sampai tak ada waktu untuk keluarga. Dan Borneo sangat sebal.
"Borneo, jangan begitu. Nasi goreng buatan Papa enak kok sama kayak buatan Mama."
Borneo hanya diam, ia tak ingin pagi ini mengacaukan semuanya. Dengan segera ia santap sarapannya lalu bergegas keluar untuk bersekolah.
"Borneo berangkat dulu Ma, bye." Borneo mencium pipi Mamanya sekali lagi. Lalu tak lupa untuk pamit.
Di teras rupanya Papanya tengah membaca koran. Borneo hanya melengos pergi tanpa pamit dengan Papanya. Rasanya sangat malas jika harus berhadapan, bersitatap dengan Papanya. Satu lagi, Borneo tak suka wajah dingin Papanya. Ia lantas menghampiri motor KLX yang sudah terparkir di halaman. Kemudian men-starter motor tersebut.
"Hati-hati Borneo, jangan ngebut," ucap Mamanya demi keselamatan Borneo.
Borneo mungkin anak yang bandel, ia tak suka jika kesukaannya diusik. Dan seperti inilah kehidupannya, Papanya berani mengusik kesukaannya. Namun Borneo tetaplah Borneo yang keras kepala, sekali ia suka taekwondo ia akan tetap berlatih dan mendapatkan juara demi pengakuan dari Papanya.
****
"Pagi cantik," sapa Borneo saat melihat Liana sudah berdiri menunggunya didepan gerbang rumah.
Liana hanya menjawab dengan berdeham dan kembali dengan wajah jutek, cuek dan galaknya. Namun segalak apapun Liana, Borneo tetap akan selalu ada disamping sahabatnya itu.
"Lama banget si Bor, nanti terlambat ke sekolah lagi."
"Sori cantik, tadi pangeran tampan habis dari kerajaan biasalah urusan pangeran kan banyak," jawab Borneo mengada-ada dan tersenyum jail. Namun itu semua tak mempan bagi Liana.
Dengan segera Liana naik ke atas motor Borneo. Bisa dibilang persahabatan mereka sangat awet, Borneo bertemu Liana saat Liana pindah rumah. Dan ternyata Liana adalah murid baru di SD tempat sekolah Borneo. Borneo sampai geleng-geleng kepala karena ternyata Liana merupakan murid termuda diangkatan, tentu saja itu karena Liana merupakan murid akselerasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENADE
Teen FictionHidup dibeda-bedakan menjadikan Borneo anak yang pemberontak. Dia memang bukan anak yang jenius, bisa dibilang Borneo tak sepandai kakaknya. Sangat membenci mata pelajaran matematika, fisika dan kimia. Jika disuruh menghitung sin dan cos lebih baik...