49

1.3K 122 1
                                    

Hyunjin dan Jeongin sudah ambil cuti selama satu minggu. Mereka juga masih sibuk dengan persiapan pernikahan. Harus kesana kemari untuk fitting baju, mengecek gedung, menyebar undangan, dan lainnya.

"Ah kak Jisung benar-benar terkejut tadi, reaksinya sangat lucu" kata Jeongin.

"What the–Jeongin? Kamu nikah? Ga mungkin!Kenapa kamu duluan? Aku kalah sama bocah!" Jeongin menirukan gaya bicara Jisung.

"Terus habis itu kak Jisung teriak gini, 'kak Minho juga harus cepat-cepat nikahin aku!'"

Jeongin menceritakan semuanya apa yang terjadi selama ia berada di apartemen Minho dan Jisung untuk memberikan undangan. Hyunjin sedang menunggu diparkiran pada saat itu. Alasannya karena dia tidak mau bertemu Minho, karena dia pasti akan banyak tanya dan buang-buang waktu. Hyunjin itu, sudah sangat hatam dengan Minho.

Dan benar saja, setelah Jisung berteriak seperti itu, Minho keluar untuk mengecek apa yang terjadi sehingga kekasihnya dengan tiba-tiba memintanya untuk segera menikahinya. Saat tau siapa yang akan menikah, Minho bertanya pada Jeongin dimana keberadaan Hyunjin. Untungnya Minho tidak menyusul Hyunjin di parkiran.

Mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang setelah satu hari mereka mengelilingi Seoul untuk menyebar undangan, list terakhir, setelahnya mereka bisa membantu hal-hal kecil dirumah.

"Kak Hyunjin besok ga boleh ketemu sama Jeongin dulu" Hyunjin paham, tradisi.

"Kalo kangen kakak bisa telpon Jeongin"

Tak menerima jawaban dari Hyunjin, Jeongin mengusap bahu tegap Hyunjin pelan "kak? Kenapa?"

Hyunjin menoleh sekilas, kemudian kembali fokus kedepan "engga, gapapa" Hyunjin berbohong, Jeongin tau itu. Ia bisa melihat Hyunjin menghela nafas berkali-kali. "Kakak capek?" tanyanya.

"Kamu juga pasti capek Jeongin"

"Ada hal yang membebani kakak? Bilang sama Jeongin" terdengar Hyunjin menghela nafas lagi.

"Aku cuma gugup, aku benar-benar bakal ngikat kamu besok, kamu bakal jadi tanggung jawabku sepenuhnya. Aku khawatir kalo aku gagal"

Jeongin menggenggam tangan Hyunjin, ia tersenyum berusaha meyakinkan Hyunjin kalau semuanya akan baik-baik saja dan berjalan lancar.

"Ingat ga? Waktu kakak bilang mau nikahin Jeongin, kakak bilang di depan orang tua kakak juga orang tua Jeongin dengan berani, disaat itu juga Jeongin percaya kalau kakak bisa bahagiain Jeongin lebih dari apapun—"

"—harusnya kakak ga perlu khawatir lagi, Jeongin disini kak. Jeongin bakal tetep disamping kakak apapun yang terjadi. Jadi, jangan pernah berpikir semuanya akan gagal"

"Makasih Je, semoga besok berjalan dengan lancar"

"Aku juga berharap begitu"
























18032020

The Sweet Relationship - HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang