50

1.7K 128 14
                                    

Pernikahan telah diselenggarakan hari ini.
Perasaan gugup yang mendera sirna setelah mereka berdua selesai mengucap janji suci di depan altar dan di saksikan oleh seluruh tamu undangan. Perasaan lega dan bahagianya tak terbendung saat belah bibir itu saling menempel dan melumat lembut.

Pada tanggal 20 Maret pernikahan dilangsungkan, hari dimana Hyunjin lahir. Berlipat-lipat kali rasa bahagianya. Hari paling special dalam hidupnya.

"Happy birthday kak Hyunjin" bisik Jeongin. Mereka tengan bersiap untuk menerima ucapan selamat dari para tamu undangan. "Mana hadiahku?" balas bisik Hyunjin. "Nanti aja"

Satu persatu tamu berbaris memberi ucapan selamat kepada kedua mempelai tersebut. Sampai pada barisan dimana Minho dan Jisung. Antrian jadi tersendat karena dua makhluk tuhan ini, disusul Changbin dan Felix yang ada di belakangnya.

"Congrats Hyunjin" kata Changbin.

"Ya, makasih. Btw, kamu kapan nyusul?" tanya Hyunjin jahil.

"Dasar, aku baru aja jadian udah tanya kapan nikah"

"Hey aku sama Jeongin juga ga lama-lama pacaran. Lebih cepat lebih baik tau" Changbin hanya mendengus kemudian menepuk bahu Hyunjin "ya, ya, kalo gitu aku mau lanjut, makanannya enak kan Jin?" Hyunjin memberikan dua jempolnya "so pasti" Changbin menggandeng tangan Felix untuk turun dari altar.

Acara pun berlangsung dengan lancar, sampai di penghujung acara, para tamu juga banyak yang mengucapkan selamat ulang tahun untuk Hyunjin sebelum mereka pulang. Oh sungguh, Hyunjin benar-benar bahagia. Terlihat dari bahunya yang terangkat dan pipinya memerah.
.
.
.
.
.
Mereka berdua pulang ke apartemen Hyunjin dengan perasaan lelah namun membahagiakan.

"Kak, Jeongin mandi duluan ya" ia hendak berjalan menuju kamar mandi, namun Hyunjin menghalanginya dengan memeluk Jeongin dari belakang "mandi bareng aja"

"Ga mau! awas sana!" Jeongin terlepas dari pelukan Hyunjin dan langsung berlari masuk kamar mandi.

Gemericik air terdengar dari dalam sana. Hyunjin yang sedang duduk di pinggiran ranjang memainkan cincin yang tersemat di jari manisnya. Memikirkan ucapan Jeongin, lebih tepatnya sedang menunggu hadiah dari Jeongin. Ingat, dia masih punya hutang hadiah padanya.

Pintu terbuka dan menampilkan Jeongin yang keluar menggunakan bathrobe, rambut hitamnya setengah basah. Ia berjalan ke arah Hyunjin dengan senyum manisnya. "Kak Hyunjin ga mandi?" tanyanya. "Aku nunggu hadiahku"

"Mandi dulu sana, nanti hadiahnya aku kasih pas kak Hyunjin selesai mandi" dengan perasaan sedikit kecewa, akhirnya Hyunjin berjalan lunglai menuju kamar mandi. Jeongin hanya terkikik geli melihat Hyunjin begitu lesu.

Lima belas menit kemudian, Hyunjin keluar dengan kondisi setengah telanjang, ia sudah memakai celana yang entah dari mana ia dapatkan, atau mungkin celana tadi ia pakai kembali.

"Sekarang mana hadiahku?" tanya menuntut dari Hyunjin. Dia benar-benar penasaran dan tidak sabar. Ia ingin tau apa yang akan Jeongin berikan padanya sebagai hadiah. Jeongin berjalan mendekat, memeluk leher Hyunjin dan berbisik "aku hadiahnya" Hyunjin menegang.

Setelah itu, hanya suara-suara nikmat yang memenuhi kamar. Pertengkaran ranjang antara dua anak adam yang kedua kalinya. Meskipun bukan yang pertama, namun rasanya sangat berbeda.

Jeongin mencakar punggung tegap Hyunjin disaat dirinya merasa telah sampai pada puncaknya. Begitu juga Hyunjin yang semakin mempercepat temponya menyusul kenikmatannya. Jeongin merasa penuh, tubuhnya melengkung ke depan. Dikecupnya seluruh wajah Jeongin sebelum ia ambruk menindih yang lebih muda.

"Hadiah yang luar biasa" Jeongin hanya mengelus surai Hyunjin, terlalu lelah untuk menjawab. hening beberapa saat melanda keduanya.

"Kak Hyunjin"

"Hm?"

"Jeongin mau adopsi anak" lama menunggu jawaban dari Hyunjin.

"Dua bulan lagi, kita adopsi, untuk sementara main sama kkami dulu"

"Kkami bakal disini" Hyunjin mengangguk.

"Kakak mau lagi"

Jeongin tidak bisa menolak, toh, Hyunjin sudah mulai lagi dengan permainannya. Mereka pun berlanjut sampai pagi menjelang.



Fin




End: 20032020

The Sweet Relationship - HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang