︵︵︵︵ꓸ᭄ꦿ⃔⸙🌺ꓸ᭄ꦿ⃔⸙︵︵︵︵
Suasana kantin di SMA Valkyrie saat ini terbilang biasa aja, ramai tidak namun sepi juga tidak.
Aku memandang kosong benda yang ada dihadapanku.
"Bagaimana bisa aku sering lupa?" batinku.
Aku bingung mengapa aku tak mengenal Vano padahal Vanya bilang aku sering berbincang dengannya, tetapi aku benar-benar lupa Vano itu siapa.
Tiba-tiba Vanya menghampiriku sambil menggebrak meja, "woy! jangan bengong ntar kesambet"
"Apaan sih!" balas ku dengan nafas yang tak beraturan karena terkejut.
Aku menatap Vanya sekilas dan kembali melanjutkan lamunanku.
"Dasar aneh, biasanya juga kamu istirahat bareng Vano" sambung Vanya.
Aku kembali terkejut mendengar ucapan Vanya. Aku memintanya untuk menceritakan semua yang mungkin aku lupa.
Namun, Vanya menolak permintaanku dan menyuruhku agar bertanya sendiri ke Vano.
"Ih dasar pelit!" seruku.
Aku langsung bergegas pergi mencari Vano. Aku mencarinya disetiap sudut sekolah, namun tak ada hasil, aku tidak menemukan Vano.
Setelah lama aku mencari, akhirnya aku menemukannya.
Ia terlihat sedang membaca buku. Aku segera berlari dan menghampirinya.
Belum juga aku sampai di dekatnya, sudah ada seorang siswi lain yang menghampirinya lebih dulu.
Siswi tersebut memberikan susu rasa stoberi kepada Vano.
"Cuih, cowo macam apa yang minum susu rasa stroberi!" gumamku.
Tiba-tiba, "kamu lagi ngeliatin apaan, Van?" ucap seorang siswa yang berbicara tepat di telinga ku dengan suara sexy nya.
Sayang, aku tidak menghiraukan suara sexy nya itu karena aku sudah terlanjur geram dengan siswi itu.
Aneh,
Padahal aku tidak memiliki hubungan spesial dengan Vano.
Aku segera mengambil sebuah buku novel dan duduk tepat di hadapan Vano.
Kalian tau ga apa respon dia terhadap kehadiran ku?
Iya, ngga ada respon apa-apa.
Dia malah asik mengobrol dengan siswi yang ada di sebelahnya.
Menyebalkan.
Mereka mengobrol dengan durasi yang terbilang sangat lama. Sampai-sampai gendang telinga ku terasa panas karena mendengarnya.
"Bibir kamu ngapain monyong-monyong" ucap Vero
Aku tak menghiraukannya karena aku terlalu kesal melihat Vano asik mengobrol dengan siswi itu.
Aku memelototinya dengan mata kepala ku sendiri yang enggan sekali untuk tidak melihatnya.
Mata ku selalu tertuju pada mereka, sampai tiba-tiba sesosok wajah pria tampan muncul di depan ku.
Serius, jarak wajah ku dengannya tidak terlalu jauh. Bahkan, bibirku dan bibirnya hampir saja bersentuhan.
"'?!#+:$*"
Jantung ku seakan ingin copot melihat wajahnya.
Sampai-sampai jam tangan ku berbunyi yang menandakan bahwa detak jantung ku tidak normal.
Pandangan ku pun kabur.
︶︶︶︶ꓸ᭄ꦿ⃔⸙🌺ꓸ᭄ꦿ⃔⸙︶︶︶︶
— Vania
— Vanya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Diary
Teen FictionMy Diary "Dear Diary, Diary oh diary... Aku bingung bagaimana aku menceritakan semuanya padamu. Tetapi, aku sangat butuh menceritakannya padamu. Aku tidak kuat menahan beban hidupku sendiri. Beban hidupku terlalu berat, sampai-sampai aku lebih nyama...