VIONA

14 3 0
                                    

︵︵︵︵ꓸ᭄ꦿ⃔⸙🌺ꓸ᭄ꦿ⃔⸙︵︵︵︵

Aku segera kembali ke kamar ku dan tepat sekali saat aku memasuki kamar ku, ponsel ku berdering.

Tercantum nama Verrel disana. Sebenarnya aku malas sekali mengangkat panggilannya.

Aku mengabaikannya dan segera menjatuhkan diri ku ke kasur.

Nikmatnya.

Namun, tiba-tiba saja ponsel tersebut sudah berada di genggaman ku.

Kaget sumpah dah.

Yaudah mau gamau aku pun mengangkat panggilan itu.

"Kok lama angkat telponnya?" ucapnya dingin.

"Ngantuk" balas ku dengan nada malas-malasan.

"Oh yaudah maap, oh iya besok kamu aku jemput ya? Kita berangkat sekolah bareng" ujar Verrel dengan nada antusias.

Namun, aku menolak nya dengan halus, "gausah repot-repot, aku sama supir aku aja"

"Ngga repot kok"

"Yaudah pokoknya besok kamu aku jemput ya?" final Verrel.

"Sekarang kamu tidur aja soalnya udah larut malam, maaf udah ngeganggu istirahat kamu, good night sayang" sambung Verrel yang suaranya menyejukkan hati wanita manapun yang mendengarnya.

Tanpa menunggu jawaban dari ku, panggilan tersebut langsung dimatikan oleh Verrel.

"Belom juga aku ucapin good night juga, udah dimatiin aja!" gerutu ku sambil mem pout kan bibir ku.

Aku pun langsung memejamkan mataku karena sudah sangat mengantuk. Seriusan, bagiku hari ini lumayan melelahkan.

Tiba-tiba saja, aku merasakan ada sesuatu yang terang seperti cahaya matahari pagi yang sangat menyala. Aku benar-benar tak nyaman karena cahaya itu terlalu terang. Mau tak mau aku pun membuka mata ku.

"Watde.." ucap ku yang sangat kebingungan dengan apa yang terjadi.

Aku tiba-tiba sudah di meja makan dan sudah mengenakan seragam ku. Asli kaget cuy!

Dan tiba-tiba saja satpam ku masuk ke dalam rumah dan memanggil ku.

"Non, itu pacarnya udah nungguin diluar"

Aku membalasnya dengan anggukan dan senyuman.

Aku pun langsung berpamitan kepada orang tua ku karena tak enak jika aku membiarkan Verrel menunggu lama di luar.

Oiya, orang tua ku sangat senang atas hubungan ku dengan Verrel. Orang tua ku merasa telah menemukan lelaki yang cocok untuk menjadi masa depan ku. Di pandangan orang tua ku, Verrel adalah lelaki yang tulus karena tetap bertahan dengan ku walaupun aku memiliki penyakit yang cukup parah.

Aku pun segera keluar dan menghampiri Verrel. Verrel hari ini terlihat sangat tampan entah mengapa dan ia hari ini membawa motor sport hitam kesayangannya.

"Morning Verrel!" sapa ku yang diiringi dengan senyuman manis.

Verrel menengok ke arah ku dengan tatapan takjub.

"Ih kok liatinnya gitu sih?" ucap ku panik. "aku jelek ya hari ini?" tanya ku.

"Kamu cantik"

— ❁ —

Sekarang, kami telah sampai di sekolah. Verrel mengajak ku untuk bergandengan, tetapi aku menolaknya karena aku malu kalau banyak siswa-siswi lain yang memandangi kami. Sayang, Verrel bukan tipe orang yang gampang menyerah, ia pun langsung menggandeng tangan ku dan tersenyum kepada ku.

Sungguh, senyumannya bikin meleleh. Jadi, yaudah aku ikutin aja kemauan dia.

Dan benar saja sesuai dugaan ku tadi, banyak siswa-siswi yang memandangi kami bahkan ada yang meledek kami.

Mendengar ledekan itu, Verrel malah langsung merangkul ku. Ia pun membisikan.

"Gausah di dengerin ya" ucapnya lirih.

Aku seperti biasa hanya menanggapinya dengan anggukan dan senyuman ku.

Tak terasa kami sudah sampai di depan kelas dan aku baru sadar juga bahwa aku tetap di rangkul oleh Verrel sambil melewati koridor sekolah yang sangat panjang itu.

Kami pun langsung memasuki ruangan kelas dan seperti biasa, kursi kelas sudah terisi penuh walaupun ada satu kursi kosong karena murid sebelumnya telah pindah.

*kring~

Bel pun berbunyi yang menandakan bahwa sekarang telah memasuki jam pertama.

Seriusan, rekan sekelas ku sangat tidak suka jam pertama di hari rabu ini karena jam pertama adalah jam nya bu Vira yang di kenal sebagai guru killer di sekolah ku.

Tak lama kemudian, terdengar suara celotekan high heels dari koridor. Seketika ruangan kelas ku sangat hening karena mendengar suara
high heels dari koridor.

Rekan kelas ku sudah bisa menebak bahwa itu bu Vira yang akan memasuki ruangan kelas ku.

Dan tak lama kemudian, bu Vira memasuki kelas ku. Tetapi, entah mengapa aku merasa bu Vira hari ini sedikit terlihat berbeda.

Akhirnya aku menyadari bahwa hari ini bu Vira tak membawa tongkat saktinya yang sangat menyeramkan.

"Oke murid-murid kita hari ini kedatangan murid baru" sapa bu Vira dengan senyumannya.

Padahal biasanya bu Vira tak pernah tersenyum, ia biasanya hanya menunjukan garis wajah yang benar-benar menyeramkan.

"Ya! Yang diluar boleh masuk" ujar bu Vira.

Aku melihat sosok gadis yang menunduk, aku tak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena sedikit tertutup oleh rambutnya.

"Silahkan perkenal kan nama mu" perintah bu Vira.

Gadis itu langsung menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya dan ia pun mulai memperkenalkan dirinya. Para siswa di kelas ku tercengang karena melihat wajah cantiknya sampai-sampai mereka tidak mendengarkan sesi perkenalan nya.

Sedangkan para siswi kelas ku memasang wajah kesal karena melihat pasangannya memandangi siswi lain.

Kemudian, bu Vira pun mempersilahkan murid itu untuk duduk di kursi kosong yang tersedia di kelas ku.

Ia pun segera duduk di kursi kosong yang terletak tepat di belakang ku dan Vanya.

Aku menyapanya dengan senyuman dan tak kusangka ia pun membalas senyuman yang tak kalah manis dengan ku.

"Kalo aku cowo pasti bakal meleleh liat dia senyum" batin ku.

︶︶︶︶ꓸ᭄ꦿ⃔⸙🌺ꓸ᭄ꦿ⃔⸙︶︶︶︶

My DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang