︵︵︵︵ꓸ᭄ꦿ⃔⸙🌺ꓸ᭄ꦿ⃔⸙︵︵︵︵
Aku pun tak sengaja terbangun dari istirahat ku. Dan tak sengaja pula aku melihat Verrel yang sedang bertelanjang dada.
Ia membelakangi ku, jadi aku dapat melihat punggunya yang lebar itu.
Verrel sedang bersiap-siap untuk berganti pakaian ke pakaian olahraga karena setelah jam pelajaran bu Vira, ada mata pelajaran PJOK yang menunggu.
Aku terpesona melihat punggung Verrel yang terlihat sexy itu dan tak sengaja pula aku bersuara lirih yang membuat Verrel menyadari bahwa aku sudah terbangun.
"Eh udah bangun?" ucapnya sambil menghadap ke arah ku.
Terlihat abs nya yang telah terbentuk itu.
"HWAAA!" batinku berteriakkkkk.
"Masih tidur!" bentak ku.
"Oh yaudah jangan bangun" balas Verrel.
"Jahat banget dih!" ejek ku.
"Utututu jangan marah lagi dong sayang" ia pun langsung menghampiri ku dan ingin memeluk ku, tapi aku tahan dengan tangan ku.
"Ih ngapain peluk-peluk! kamu belom make baju!!" ketus ku sambil menutupi mata ku dengan telapak tangan ku.
Ia pun langsung memakai baju olahraga nya dan langsung memeluk ku dengan erat.
"Udah make baju nih" ucapnya.
"Udahan ah! Nanti kalo ada yang masuk gimana?!"
Verrel hanya tersenyum dan mengecup keningku. Ia pun melepaskan pelukannya dan memberi ku pakaian olahraga ku.
Aku terkejut karena Verrel memberi ku pakaian olahraga yang jelas-jelas milikku.
"Kok bisa di kamu?!"
"Iya tadi Vanya nganterin pas kamu lagi tidur" jelasnya, "udah sono ganti baju dulu" perintah Verrel.
Aku pun langsung bergegas mengganti pakaian ku dan kembali lagi ke sofa yang ada di ruangan itu.
Aku menatap ke sekitar ruangan sambil menunggu bel pergantian jam.
Tiba-tiba saja, Verrel membawakan ku secangkir teh hangat dan menyuruh ku meminumnya.
Kami berdua pun mengeteh bersama sambil mengobrol sembari menunggu bel berbunyi.
Tiba-tiba saja Verrel membawa topik pembicaraan ke arah yang serius mengenai rencana pernikahan kami yang akan dilaksanakan setelah lulus sekolah.
Aku terkejut karena aku tak siap dengan itu. Aku masih ingin menikmati masa muda ku.
"Kan kita bisa menikmati masa muda bareng-bareng" balasnya.
"Mmm-"
Belum juga aku memberikan penjelasan padanya tiba-tiba saja bel pergantian jam berbunyi.
"Udah ganti jam nih balik ke kelas yuk" ajak ku pada Verrel untuk mengalihkan pembicaraan.
"Eh tapi ini kan belom selesai ngobrolnya" bantah Verrel.
Tanpa berbasa-basi aku pun langsung menggandeng tangan Verrel dan mengajaknya ke kelas.
Untung saja Verrel tak melakukan perlawanan jadi aku bisa sedikit tenang.
Sampai lah kita di kelas, ternyata sesampainya di sana, semua mata tertuju pada kami. Aku baru sadar bahwa aku menggandeng tangan Verrel sedari tadi.
Aku pun langsung melepaskan tangan Verrel dengan sedikit kasar.
Namun, Verrel malah menggandeng ku lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Diary
Teen FictionMy Diary "Dear Diary, Diary oh diary... Aku bingung bagaimana aku menceritakan semuanya padamu. Tetapi, aku sangat butuh menceritakannya padamu. Aku tidak kuat menahan beban hidupku sendiri. Beban hidupku terlalu berat, sampai-sampai aku lebih nyama...