Part 09: bareng

57 4 0
                                    

"Gue mau tantang lo,siapa nanti diantara kita yang jatuh cinta lebih dulu"kini tangannya menujuk lelaki disampingnya,lelaki itu menatapnya dengun kerutan dikening"Kita mulai dari temenan,gimana?"

"Tanpa perlu ditantang gue juga gak bakalan jatuh cinta sama lo"dinginnya yang menatapnya tajam

"Halah bilang aja gak berani,takut kan suka sama gue?"rania memalingkan muka dengan tersenyum meremehkan

Devan berfikir sejenak melihat gadis itu sedang meremehkannya,bukan sebuah hal yang penting juga sebenarnya menanggapi tatangannya tapi jika dia menolaknya pasti gadis itu akan terlihat menang

"Oke gue terima"gadis itu tersenyum dan mengulurkan tangannya,devan juga mulai membalasnya

"Deal "

***

Dua hari setelah kejadian berteduh di halte bersama devan dan membuat sebuah tantangan konyol itu,setelahnya mereka jarang bertegur sapa,sifat devan yang dingin berbanding terbalik dengan rania yang banyak bicara.

Ya,setiap rania mengajaknya berbicara panjang lebar maka devan hanya membalas seadanya atau bahkan hanya diam saja lalu meninggalkanya.

"Perasaan baru tenggelem,eh udah terbit aja tuh matahari"ujar rania sembari menatap langit cerah di hadapannya dengan berkacak pinggang

Rania berjalan menuju garasi disamping"Mana ribet lagi,masih buka garasi,ngeluarin montor,manasin montor.ah..kenapa sih montor gue gak bisa mandiri keluar sendiri"

Sepanjang pergerakannya gadis itu berbicara tidak jelas,mengomeli sesuatu yang sudah jelas benda mati,saat hendak mendorong montor keluar garasi rania mendengar suara bising

Brum....brum....brum

Rania menghentikan pergerakannya,sepertinya itu suara montor tetangga sebelah,bukan seperti tetapi fakta ia keluar dari garasi mengintip dari tembok samping yang tak terlalu tinggi hingga memudahkannya melihat kearah sana,

Sebuah senyuman terbit dari bibir rania,gadis itu berbalik kembali menuju garasi ia mengurungkan niatnya untuk mengeluarkan montor,gadis itu segera menutup garasi dan berjalan keluar.

Sedang di ujung sana devan sedang fokus memanaskan mesin montornya,sesekali menunduk ke arah bawah.

"BOOM"

Devan yang masih menunduk langsung terkejut sampai membuatnya memutar gasnya cepat hingga membuat suara montornya kian berisik,sedang orang yang mengaggetinya nampak tertawa terbahak-bahak melihat ekpresinya.

"Hahaha kaget ya hahaha"

"Ekspresi lo hhh..bikin gue ngakak deh hahaha"ujar rania di sela tawanya

Devan menatapnya kesal,rania akhirnya menghentikan tawanya ketika melihat aura aura tidak bersahabat yang devan layangkan.

"Gak usah gitu juga kali liatinya"ujar rania setengah canggung

Bukannya menjawab,ia terus menatap wajah rania dengan tampang garangnya itu membuat rania menelan ludah sendiri

"Masih aja liatin,bercanda gue"kata rania

Devan menghembuskan nafas kasar,masih setia menatap rania"Ngapain lo kesini?"

Senyum rania mengembang ketika devan sudah berbicara"Mau nebeng"

Devan menaikan sebelah alisnya"Lo punya montor sendiri ngapain nebeng sama gue"ucap devan dengan nada ketusnya

"Males ah,ribet juga soalnnya masa tiap hari gue harus buka garasi dulu..,ngeluarin montor,manasin montor,kunci ga-"

"Kalau gak mau ribet gak perlu sekolah,gitu aja susah."jawab devan santai memotong ucapan rania.

SOMETHING about loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang