"Nyebelin banget si lo, makin benci gue sama lo." Ujar syaqila kesal, menatap sengit karrel.
"Iya tau lo sayang sama gue, gue juga sayang ko sama lo cinta malah." Balas karrel santai menyenderkan punggung tegapnya kepeyangga kursi.
Syaqila mengeryit...
Langit tampak mulai gelap. Hari mulai malam. Di sebuah kamar bernuasa BT21- kpop.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Syaqila baru saja selesai mandi dengan lilitan handuk di kepala guna mempercepat pengeringan rambut yang habis dikeramas.
Dengan setelan baju tidur syaqila duduk di meja rias, menatap wajah cantiknya dari pantulan cermin meja rias. Kalau dilihat-lihat dirinya sangat cantik hihi. Noleh keponsel yang menyala karna ada panggilan masuk. Syaqila berdiri berjalan kekamar mandi untuk menjembreng handuk, keluar dari kamar mandi melangkahkan kaki menuju nakas. Mengambil ponsel yang masih berdering dan menyala, nomor tak dikenal tertera di layar ponsel.
Mengernyit heran, dan syaqila mutuskan untuk mengangkat telfon itu.
"Assalamualaikum calon pacar." Suara berat terdengar di indera pendengeran syaqila.
"Waalaikumsalam, siapa? Asal bilang calon pacar aja." Syaqila menyahuti dengan suara galak.
"Sok banget lo sya segala nanya siapa."
"Serius gue ga kenal, siapa sih."
"Karrel tamvan."
"Oh karrel, kenapa telfon?"
"Gapapa kangen aja."
"Istighfar bapak lo nonton!"
"Mana ada nyot."
Syaqila memutar kedua bola mata malas.
"Besok lo sekolah sama siapa sya?"
"Abang gue kayanya."
"Sama gue aja, gue jemput besok."
"Nggak! Gausah!"
"Lah kenapa emang nya?"
"Ih pokok-."
Prank!!..
Syaqila yang sedang terduduk manis di tepi ranjang menoleh kaget kearah pintu balkon yang sudah pecah.
"Halo sya? Ada apa? Itu suara apa?"
Syaqila tidak menghiraukan ucapan karrel ditelfon ia masih menatap pintu balkon yang pecah beberapa percahan kaca dimana mana dilantai. Namun yang menarik perhatiian syaqila ialah ada batu lumayan besar dilapisi kertas, entah berasal dari mana batu itu. Mungkin ada yang iseng melempar. Tapi siapa? Dan bagaimana bisa? Balkon kamar syaqila jauh dari tembok pembatas pekarangan rumah. Jika ada orang yang sengaja melempar batu itu sudah pasti ketahuan dengan pak kiki dan pak jaja, kemana Pak kiki dan pak jaja? Kenapa bisa? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan besar yang ada didalam otak syaqila.
"Sya hey, lo gapapa kan sya." Karrel masih bersuara karna syaqila tidak menjawab ucapannya di telfon. Dan itu membuat karrel khawatir.