5 - Ichi Butuh Cahaya!

17 1 0
                                    

"CHI DENGERIN PAPA DULU!" Teriak Mr.Andi kepada ichi.

Seakan tuli ichi terus melangkahkan kakinya kembali ke dalam kamar.

Brakkk..
Ichi membanting pintu dengan keras.

"Hiks..hiks.."  Ichi terduduk lemas di depan pintu kamarnya.

Ia memeluk lututnya dengan erat. Seakan-akan ada sesuatu yang menikamnya dengan rasa hitam yang pekat.

Dorr..dorr..dor..
Gedoran pintu terdengar.
Rupanya di balik pintu yang di sandari ichi terdapat Mr.Andi.

"Ichi buka pintunya! Papa mau bicara" seru Mr.Andi.

Hening. Tidak ada jawaban dari dalam.

"Ichi, buka pintunya atau papa dobrak?"

"Papa jauh-jauh jangan deket-deket ichii hiks.. ichi benci papaaaa~ "

"Ichi benci papaaaa~ hiks.. hikss" lanjut ichi dengan tangis yang memilukan.

Mr.Andi terduduk di depan pintu kamar anaknya. Ia menggigit bibir bawahnya dengan kuat agar suara tangisnya tidak keluar.

Cukup lama ia selalu berpura-pura tegar di depan putrinya.
Cukup lama pula ia menyimpan kesedihan yang lebih sakit ia rasakan daripada ichi.
Ichi hanya kehilangan ibunya, sedangkan dirinya? ia kehilangan istri serta keceriaan anak-nya.
Sudah cukup ia merasakan sakit dihatinya selama bertahun-tahun ini.
Biarkan ia menangis malam ini, biarkan ia menjadi sosok yang lemah terlebih dahulu agar ia bisa kembali untuk tegar.
Biarkan ia mengeluh dan mengadu. Ia juga manusia biasa yang bisa merasakan manis pahitnya kehidupan bukan robot yang hanya tahu bergerak dan berjalan.

Ia ingin menjadi dirinya yang asli, seseorang yang cengeng mudah untuk menangis bukan dirinya yang tegar dan penuh dengan wibawa.

"San kenapa kamu pergi dengan cepat? Kenapa? Hiks.. kenapa kamu ninggalin kami dengan cepat san?. Maafin mas-mu tidak bisa membahagiakan ichi anak kita" ucap Mr.Andi lirih sesekali terisak kecil.

Ichi beranjak dari duduknya dan berjalan dengan lemas ke arah ranjang.
Ranjang yang menemaninya sedari sang mama masih ada sampai saat mamanya entah kapan pulang ke rumah.

Ichi membantingkan tubuhnya ke atas kasur lalu menutup tubuhnya dengan selimut.

"Ma ichi kangen mama" lirih ichi kemudian tertidur.

Di pagi harinya ichi berangkat kesekolah pagi-pagi buta.
Ia sedang tak ingin bertemu sang papa, bahkan ia berangkat tidak diantar pak udin seperti biasanya.

Sekarang ichi sudah berada di depan gerbang sekolahnya yang masih tertutup.
Wajar saja sekarang masih jam 05:10 WIB.

Ichi duduk sembari memeluk lututnya dengan kepala yang tertunduk di depan gerbang.
Rambutnya yang panjang menutupi mukanya yang sudah sembab oleh air mata.

Ia tak perduli ada orang yang mengganggapnya aneh ataupun gadis yang rapuh, sebab pada kenyataannya ia memang seorang gadis rapuh yang sedang mencoba untuk tegar.

****
Selesai sarapan calvin izin berangkat ke sekolah.

"Bun calvin berangkat. Oh ya ayah mana?" Ucap calvin menyalami tangan bunda-nya.

Walaupun di luar ia biasa di juluki muka es, tembok,bad boy,cowok yang kasar dan banyak julukan yang mengarah ke sifatnya yang buruk.
Namun, ada sifat yang lemah lembut di dalam dirinya.

Bukannya seorang  manusia sejatinya itu mempunyai sisi negatif dan positifnya masing-masing?.

Di luar sifat calvin memang dijuluki jelek namun seseorang yang beruntung mendapatkan sifat lembut dari calvin akan meleleh seketika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAYI ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang