jace

193 85 140
                                    

Namanya Josephine Renatha, sejak kecil ia sudah dipanggil Jace. Hidupnya tak jauh beda dari orang seumuranya, hanya saja keluarganya tidak lagi lengkap. Ia hanya tinggal bersama mamanya atau yang biasa ia panggil mom, karna papanya sudah tiada sejak ia kelas 3 SD. Ia anak tunggal, tidak memiliki kakak maupun adik. Meski begitu, ia tidak merasa kesepian, karna sang ibu yang selalu punya waktu dan tak meninggalkan Jace begitu saja.

************************************
JACE

"Jace, ayo bangun."

"Iya mom. Bentar semenit lagi."

"Ckck.. kau ini selalu saja susah dibangunkan."

Gorden coklat pun dibuka oleh Mom dan alhasil cahaya matahari pun berhasil masuk dan menyilaukan kedua mataku.

"Hoaammm..." Akupun terpaksa bangun karna Mom sudah berhasil membuat matahari sendiri yang membangunkanku.

"Jace, ayo cepat bangun dan segeralah ke meja makan. Aku sudah buatkan nasi goreng kesukaanmu dengan telor mata sapi yang setengah matang."

Mendengar itu, aku pun segera beranjak dari kasur dan segera mencuci muka lalu turun kebawah.

"Hei, apakah kau sudah lupa ingatan sekarang?"

"What's happen Mom?"

"Apa kau tidak berangkat sekolah?"

"Aku sedang malas. Lebih baik aku membantumu disini ya kan daripada aku pergi ke sekolah tapi semangatku tidak ada."

"Hei hei hei. Kau ini, cepat ganti pakaianmu. Lagipula kau tidak akan membantuku disini, kau hanya bisa tidur, makan, dan nonton film kartun doraemon kesukaanmu itu saja."

"Hey mom, jangan bicara seperti itu. Apa mom tidak ingat? Aku sudah menjual kuemu sebanyak 50 biji."

"Tapi kau menjualnya dengan harga murah. Itu hal yang tidak berguna, Jace. Sudah, daripada kau terus mencari alasan, lebih baik kau ganti dulu bajumu."

"Tapi setidaknya semua kue itu terjual, Mom."

"Jace." Mom memperingatkanku. Dan akupun akhirnya menuruti ucapannya meski dengan terpaksa.

"Mom, tolong masukkan nasi goreng itu kedalam kotak makan. Sepertinya aku sudah terlambat. Aku akan memakannya nanti di sekolah." Ucapku lagi sebelum kembali masuk ke dalam kamar.

***

Sejujurnya aku sangat malas bersekolah. Apa aku akan bolos lagi? Huftt sepertinya itu tidak mungkin. Kalaupun aku bolos, mau bolos kemana aku sementara uangku su—


Tinn...tinnn..

Suara klakson membuatku kaget.
Hey, apakah aku salah berjalan? Kurasa tidak. Aku memang berjalan dimana seorang pejalan kaki harus berjalan.

Tinn...tinnnnn...

Arghhh... Siapa sih ini? Mengapa harus menggangguku?

Akupun mengetuk ngetukkan tanganku ke kaca hitam mobil disebelahku. Dan tak lama kaca itu terbuka.

Ehm, sepertinya aku pernah melihat pria ini sebelumnya. Tapi dimana, aku lupa.

"Naiklah, aku akan mengantarmu pergi ke sekolah."

"Hei siapa kau ini? Untuk apa pula aku mau diantar olehmu." Aku masih harus waspada. Karna kata mom, disini banyak penjahat berkeliaran.

"Kau lupa? Aku pembeli yang memborong semua kue mu kemarin."

Believe Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang