mom

24 3 1
                                    

"KITA PUTUS!" Ucap Jace dan pergi meninggalkan Sean.

Sean yang melihat itu tidak ingin semua terlambat, ia mematikan panggilan secara sepihak dan berlari mengejar Jace. Ia tidak mau kehilangan miliknya.

"Jace, Jace."

Sedangkan Jace? Gadis itu berlari sambil menangis. Bodo amat dengan dirinya yang kini menjadi sorotan kantor, ia tidak sanggup lagi menahan air matanya untuk keluar.

Sean pun berlari namun ada seorang wanita menghalangi jalannya.

"Minggir sana, Angel."

"Pak emang ada apa? Kenapa bap—

"Minggir!" Sean pun akhirnya mendorong Angel karna terus menghalangi jalannya. Baru sempat ia ingin melanjutkan langkahnya, suara kesakitan Angel membuatnya menoleh pada wanita itu.

Sean pun menyamakan posisinya dengan Angel yang sedang tersungkur.

Sedangkan Jace, ia tidak mendengar suara Sean lagi. Ia pun memberanikan diri melihat ke belakang, ternyata Sean tengah mengobrol dengan Angel si wanita itu. Hal itu membuat Jace semakin kecewa dan sakit dalam hatinya. Ia pun semakin kencang berlari meninggalkan kantor ini.

Kau sangat bodoh, Jace!

Sean? Ia tersenyum melihat Angel yang sedang meringis kesakitan. Senyum yang susah untuk diartikan.

"Sudah saya bilang, minggir ya minggir. Gunakan telingamu lain kali dengan benar!" Bukannya menolong, Sean malah membuat Angel kesal.

Tak ingin berlama lama, Sean bangkit dan kembali mengejar Jace.

Argh sial!!! Batin Angel dengan kesal, ia benar benar kesal diperlakukan seperti ini dan dibuat malu didepan banyak orang.

***

Jace tidak ingin seperti ini. Ia tidak ingin lemah seperti ini, tapi mengapa ia tetap tidak bisa menghentikan air matanya untuk keluar?

Iyup, sekarang Jace sedang ada didalam taksi, pikirannya masih mengingat hal tersebut sehingga membuat Jace makin kuat menangis.

Disisi lain Sean mengacak rambutnya frustasi. Ia tidak dapat menemukan Jace disekitar jalan manapun. Dan ya ia sudah mengecek ke Peace Lake, namun tetap ia tidak dapat menemukan wanitanya. Ia pun memberanikan diri menuju rumah Jace.

Setelah sampai didepan rumahnya, ia membunyikan bel yang ada di sebelah pintu depan rumah Jace. Sampai akhirnya munculah Laura yang tak lain adalah ibu kandung dari Jace.

"Hai mom, aku ingin bertanya apa Jace sudah pulang?"

"Hah apa maksudmu? Bukankah Jace bersamamu sejak pagi tadi?" Laura mulai menunjukkan wajah kekhawatirannya.

"Ah iya mom, tadi ia bersamaku dan siang tadi ia pergi."

"Apa kalian sedang berantem?"

"Ini bukan masalah besar kok Mom."

"Sean kuharap kau ingat dengan perjanjian kita." Ucap Laura.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Believe Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang