• Part One (Tanpa Senyuman)

24 5 2
                                    

🍃

Dihari yang indah penuh kesejukan ini fely menaruh makanan yang sudah ia siapkan dan sudah ia masak dengan penuh rasa yang pas.
Di pagi hari ini fely bergegas membereskan kan dirinya dan membersihkan diri sebelum membangunkan adiknya dan menyuapi ayah nya sebelum ia berangka ke sekolah.

Setelah membersihkan diri fely masuk ke kamar Varo yang terlihat sosok manusia yang sedang berbaring pulas dengan memiliki poster tubuh yang mungil dan posisi tidur yang lucu. Mungkin dia sedang mimpi indah. Di bayangan fely itu adiknya bermimpi seorang sosok cahaya hatinya siapa lagi kalau bukan ibu nya, padahal ibunya sudah tidak pernah memperdulikan adiknya dan ayahnya bahkan dirinya sendiri.

Fely hanya menatapnya di setengah pintu terbuka. posisi tidur varo nya yang kini menggeluyutan,mungkin saja varo sudah bangun dari tidurnya,fely menghampirinya dan duduk di ujung Ranjangnya.

"De.." suara lembut yang membangunkan seseorang adiknya kini bergumam di telinga varo. Tak lama varo membuka mata dan melihat ada kaka nya disana tepat disebelahnya.Varo memperbesar mata dan mengucek ngucek kedua matanya.
"mmm kaka,aku kaget,aku kira ada apa" Membalikkan posisi tidurnya dan kembali tidur lalu mengambil sebuah guling dan memeluknya kembali dan memejamkan mata nya. Fely hanya tersenyum dan membalikkan badan adik nya kembali.
"Dee,Kok kamu manja si,ihh sini dulu kamu gk tau,skrg udh pagi noh lihat sudah jam setengah 6 kamu gk mau sekolah?" tnya kaka nya dan membangunkan varo. "Ihh aku mau sekolah kak,Cuman tadi aku mau lanjut mimpi kak"
Dalam hati fely memang sudah terpuruk oleh firasat tak salah pasti firasat fely. Kalau adiknya pasti sedang memimpikan ibunya. Kalau begitu fely tak ingin memperpanjang keadaan karena sudah pukul 5.31 dia juga harus berangkat sekolah.
"ayo dek buru kamu mandi ya,Lalu kamu sarapan,Kaka udh siapkan makanan nya di meja, nanti kamu kaka antar okey!" Senyum kaka nya melebar saat mengambil selimut dan meratakan ranjang adiknya. "okey kak,Nanti aku saja yang suapi ayah ya kak" Minta varo sambil memohon kepada kakanya, fely tak ingin merepotkan adiknya sendiri tapi mungkin varo perlu belajar untuk melewati ini semua.
"iyahh boleh,ywdh sana kamu beres² nanti kesiangan kan kakak juga yang repot hehe" Bercanda kakanya sambil mencium kening adik nya, "Ihh kakak adek mh gk mau diantar" pinta varo saat turun lalu menuju ke lemari baju "Terus gmn?Kaka kan cuman bercanda de" suara Lembut dan nada tertawa yang membuat keadaan tidak hening. "dedek jugaa bluee" Menjulurkan lidah dengan muka yang lucu dan menggemaskan rasanya fely ingin menonjok.

🍃

Tiba saat nya semua beres fely sudah rapih dan varo juga sudah tampan dan siap berangkat sekolah. Sebelum mereka berangkat sekolah, terlebih dahulu mereka berpamitan dengan ayah nya. Melihat sosok ayah yang tidak bisa apa apa, yang kerjaannya hanya duduk, tiduran,melamun dan tidak berpikir apa apa, entah otaknya memang seperti kena gangguan tapi itu tidak terjadi,Bahkan ayahnya tidak bisa jalan.
Bukannya sudah tua tapi memang nasib dan takdirnya seperti ini, tapi fely tetep sayang sama ayah dan varo walaupun saat ini fely yang menggantikan posisi sebagai orang tua. Bukan kah ini juga pelajaran untuknya buat dimasa yang akan datang?Tapi fely tidak tega kelak nanti harus meninggalkan ayah dan varo.

"Yahh aku sma varo pamit sekolah ya yah" Mengambil tangan ayah dan mencium tangannya, begitupun dengan varo "Iya yah,varo sma kak fely berangkat sekolah ya" Senyum varo hadir saat ayah nya menyentuh kepala nya dan mengusap.
Dalam hati ayahnya merasa tidak tega melihat anak anaknya menderita.

🍃

Ayah firman tetap bangga memiliki anak anak yang kuat bertahan bersamanya. Ya nama ayah fely dan varo itu firman,Ayah firman dahulu seorang pekerja keras saat fely berusia 10 tahun masih menginjak SD sedangkan Varo belum lahir. Saat pak firman terkena musibah, kecelakaan di jalan tol, dimana saat ayah firman buru buru mengantar istrinya ke Jakarta,karena istrinya mendapatkan pekerjaan yang layak dikerjakan bagi seorang wanita bukan seperti saat ini bekerja yang tidak selayaknya wanita. Disitu pak firman yang mengalami luka yang cukup parahh sedangkan ibunya hanya luka biasa saja. Disitulah pemikiran ibunya mulai tidak membaik. Seakan uangnya habis karena membayar semua biaya rumah sakit dan fely di bentak habis habisan dengan ibunya.

L I F ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang