11 : New Beginning

2.8K 278 146
                                    

Kehidupan akan terus berjalan meski sudah banyak yang terjadi. Empat tahun ini berlalu begitu berat bagi Sehun. Tidak adanya kehadiran Irene membuat dirinya hidup seperti tanpa arah. Yang Sehun lakukan hanya minum sampai dirinya benar-benar mabuk lalu terus menyebut nama Irene.

Siwon dan Yoona merasa begitu sedih setiap kali melihat kondisi putra mereka yang terlihat memprihatinkan. Sehun tidak lagi peduli dengan penampilannya. Rambutnya yang mulai panjang tidak terurus dan tubuh pria itu terlihat semakin kurus.

Bahkan Sehun harus beberapa kali dilarikan ke rumah sakit karena terlalu banyak minum dan pola makannya yang tidak teratur.

"Hun, jangan seperti ini terus. Kau membuat Ibu dan Ayah semakin khawatir." Yoona menangis melihat putra yang sedang minum alkohol di dalam kamar. Bahkan masuk ke dalam kamar Sehun saja sudah sangat tercium bau minuman alkohol.

"Sehun membuat Irene pergi, Bu." Air mata Sehun selalu jatuh tanpa diminta setiap kali mengingat Irene. Sosok wanita yang begitu ia rindukan.

"Dengarkan apa yang Ibu katakan! Empat tahun sudah berlalu, seharusnya kau harus bangkit. Jalani aktivitas kembali seperti normal, bantu Ayah menjalan perusahan dan cari keberadaan Irene." Yoona menangkup wajah Sehun yang masih menangis. "Jika kau masih seperti ini bagaimana Irene mau kembali padamu. Lihat kau bahkan tidak bisa mengurus dirimu sendiri."

"Ibu..."

"Ibu akan selalu berada di sampingmu untuk mendukungmu, Hun." kata Yoona sambil mengusap rambut Sehun yang sudah panjang. "Potong rambutmu dan jangan lupa cukur jenggot mu ini! Ibu geli melihatnya."

Sehun tersenyum disela tangisnya kemudian memeluk sang ibu. "Terima kasih karena Ibu selalu mau mendukung Sehun."

"Kau putra Ibu. Bukannya seorang Ibu akan selalu ada untuk anak-anak."

-

-

Jika kalian bertanya tentang Sojeong. Wanita itu kini sudah mulai kembali hidup mandiri. Setelah kejadian empat tahun lalu Yoona datang ke apartemennya. Banyak tetangga yang jadi tidak suka dengan dirinya karena menganggap dirinya wanita simpanan pria beristri.

Orang yang tinggal di apartemen pun meminta dirinya untuk pindah dari sana. Akhirnya Sojeong terpaksa pindah dan menyewa rumah kecil menggunakan uang tabungannya. Setelah kejadian Irene kabur, sejak saat itu pula Sehun tidak pernah lagi menemuinya.

Karena tidak mungkin berdiam diri, Sojeong memutuskan untuk bekerja sebagai pelayan kafe untuk biaya hidupnya dan sang putri. Tidak ingin hidupnya terus seperti ini, Sojeong memberanikan diri untuk meminjam uang ke bank dan membuka sebuah toko roti.

Dari toko roti kecil itu, Sojeong menggantungkan hidupnya bersama dengan Naeun.

Dulu, Sojeong juga sempat datang ke rumah orang tua Irene untuk meminta maaf dan menjelaskan atas apa yang terjadi. Sojeong mengatakan apa yang terjadi dengan dia dan Sehun adalah murni karena sebuah ketidaksengajaan. Tapi tetap saja baik Kyuhyun atau pun Taeyeon masih belum bisa menerima itu semua.

Lalu bagaimana dengan Naeun. Pasti sebagian dari kalian masih menerka-nerka apakah gadis manis itu anak kandung Sehun atau bukan. Jika iya, maka kalian sama dengan Yoona. Bahkan wanita itu masih belum mau mengakui sepenuhnya jika Naeun adalah cucunya sampai dirinya meminta untuk melakukan tes DNA.

Awalnya Sojeong menolak adanya tes DNA itu. Dirinya merasa Yoona secara tidak langsung menuduh bahwa dirinya bohong mengenai identitas asli Naeun. Tapi, karena tidak ingin terus mendapat hinaan Sojeong akhirnya menyetujui jika Naeun ikut tes DNA. Dan hasil tes membuat Yoona cukup shock karena memang benar adanya jika Naeun cucunya yang itu berarti dia anak kandung Sehun.

"Bunda, kapan Ayah pulang?" Itulah yang akan Naeun tanyakan setiap harinya pada Sojeong. Padahal wanita Kim itu sendiri tidak tahu jawabannya.

Bisa saja Sojeong langsung mengajak Naeun untuk datang ke rumah keluarga Sehun. Tapi dia tidak mau jika nanti putrinya tahu jika kehadirannya di dunia ini sama sekali tidak diinginkan oleh keluarga sang ayah.

"Ayah masih lama pulang. Ayo Naeun masuk!" kata Sojeong berusaha untuk membujuk Naeun. Karena gadis kecil itu hanya akan duduk di depan toko roti Sojeong setelah pulang sekolah.

Naeun selalu mengatakan jika ingin menunggu ayahnya pulang.

Sungguh mendengar putrinya mengatakan itu membuat hatinya terasa tercubit. Sojeong rasanya ingin menangis tapi ia tidak ingin terlihat lemah di depan sang putri.

"Kenapa Ayah tidak pulang-pulang? Apa Ayah sudah tidak sayang lagi dengan Naeun?" tanya Naeun. Semenjak masuk sekolah dasar, Naeun jadi lebih pandai dalam bicara.

"Kata siapa? Ayah sangat sayang dengan Naeun. Hanya saja Ayah sibuk dan sedang bekerja di luar kota." Sojeong memeluk tubuh Naeun dan mencium pucuk kelapa putrinya berkali-kali.

-

-

Sehun datang ke rumah orang tua Irene dengan tanpa rasa malunya. Sehun mengetuk pintu depan dan tidak lama Taeyeon keluar membukakan pintu untuk dirinya.

"Eomma..."

Tidak ada lagi sapaan hangat untuk menyambut kedatangan seperti biasa yang selalu Taeyeon lakukan. Bahkan sikap Taeyeon terlihat dingin, seperti tidak mengharapkan kedatangannya.

"Masih berani kau datang kemari?"

"Sehun datang membawakan buah untuk Eomma dan Appa." Sehun mengulurkan tangannya berniat memberikan kantung plastik berisi buah yang ia beli untuk Taeyeon. Namun, wanita itu hanya diam dan tidak berniat untuk mengambilnya.

"Kami tidak butuh apapun darimu! Yang kami mau kau datang kemari membawa putriku pulang!" kata Taeyeon. Ibu mana yang bisa memaafkan kesalahan menantunya yang sampai membuat anaknya sendiri kabur. "Kembalikan putriku! Hanya itu yang aku minta."

"Eomma, kami semua juga mengharapkan Irene untuk segera pulang."

"Apa kau juga? Bukankah kau sudah punya keluarga baru? Kau egois dan tidak pernah memikirkan perasaan putriku." kata Taeyeon setengah membentak. "Aku selalu takut dengan keadaan Irene. Memikirkannya apa dia sudah makan dan tinggal dimana dia sekarang."

"Eomma..."

"Kau benar-benar tidak bisa merasakan apa yang aku rasakan. Seorang ibu yang melahirkan dan membesarkan anak mereka dengan penuh cinta. Bahkan aku dan suamiku tidak pernah sedikitpun memukul Irene, tapi kenapa kau berani membuat putriku terluka sebegitu dalam?"

"Jawab aku Oh Sehun!" teriak Taeyeon sambil memukul tubuh Sehun yang diam. Karena pria itu lagi-lagi menangis.

-

-

"Ayah kenapa lama sekali?" tanya seorang anak laki-laki dengan suara cempreng khas anak kecil. Pria yang dipanggil ayah olehnya itu hanya dibuat gemas lalu mengacak rambut sang putra.

"Memangnya Yeonjun mau kemana?" Sang ayah berusaha untuk menggoda putranya yang terlihat kesal karena mengira ayahnya melupakan janjinya semalam.

"Ayah bilang kita akan pergi jalan-jalan. Yeonjun ingin es krim coklat."

"Siap bos! Kalau begitu kita ajak Ibu sekalian ya?" Anak kecil bernama Yeonjun itu mengangguk setuju.

"Rene, bagaimana?" kata pria itu sedikit berteriak.

orang ketiga ; hunreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang