《R A I N A F T E R T W I L I G H T 》
"Sabar Ra, gue yakin mereka baik-baik aja selagi lo yang disini baik-baik aja buat mereka."
(Renata Sabrina Angelin)
____ ☔☔☔____
_H a p p y R e a d i n g_
.
.
.Sinar mentari pagi menyilaukan gadis bernama Dira. Yang masih berdiri di tepi jalan. Ia sedang menunggu kedatangan Rere karena janjinya. Janji bahwa mereka akan berangkat bareng buat ospek keduanya.
Mobil berwarna putih silver milik Rere itu, sudah terlihat dari kejauhan. Tak lama kemudian, akhirnya tepat didepan Dira.
"Ayo masuk sini Ra!"ajak Rere pada Dira.
"Iya iya Re."
Mereka menelusuri jalanan kota yang tampak semrawut. Meski masih pagi, tapi sudah ramai saja. Inilah ibukota, tak akan habis dari keramaian.
"Btw, rumah lo Jauh ya?"
"Iya jauh Ra. Makanya gue disuruh nyokap pake nih mobil."
"Iya juga sih. Lo enak yah nyokap lo peduli banget ke elo. Sedangkan gue? Berasa ditelantarin selama ini Re."Dira dengan rasa sedihnya.
"Jangan gitu Ra, gue ada buat lo."Rere mencoba menenangkan Dira sekarang.
"Tapi kenapa gue kangen mereka ya Re, udah lama nggak ketemu mereka. Gimana kabar mereka? apa seberantakan dulu atau gimana?"tanya Dira mengecohkan mulutnya.
"Sabar Ra, gue yakin mereka baik-baik aja selagi lo yang disini baik-baik aja buat mereka."kata Rere yang meyakinkan kekhawatiran Dira.
"Iya sih Re."
"Tapi gue heran deh sama lo. Kenapa masih juga mikirin mereka yang udah buat lo hidup tanpa mereka?"
"Karena mereka itu orang tua gue. Seburuk apapun hidup gue dulu karena mereka. Tapi gue buktiin bakal jadi orang yang mereka butuhkan kelak."jawab Dira tampak yakin.
"Salut gue sama lo Ra."
Di sebuah kampus ternama di Jakarta itu sudah terpenuhi oleh sejejeran para mahasiswa dan mahasiswi. Lapangan yang terbentang luas dan beberapa pohon menghiasi dengan berlapis rerumputan.
Dira dan Rere kini lari terburu-buru untuk bisa berbaris di antara sekumpulan para maba. Akhirnya tak lama juga mereka sampai juga. Meski dengan cara kelelahan.
Berada di barisan paling belakang mereka berdua berdiri. Tak apa, meski hampir terlambat. Tapi, bersyukurnya bisa sampai di sekumpulan barisan para maba dihari ospek kedua ini.
Semakin siang, maka semakin teriknya matahari. Memang sudah berada tepat diatas kepala. Keringat mengalir bercucuran diplipis Dira . Benar-benar panas sekali.
Apalagi Rere, yang sudah seperti tak berdaya. Lemah lunglai, hanya berkipasan angin dari kardus papan namanya.
Acara juga belum selesai-selesai. Rasanya sudah campur aduk sekali. Tapi begitu menyenangkan. Karena sebentar lagi mereka bakal jadi mahasiswi yang sah setelah kegiatan ospek ini berakhir.
"Ra gue haus banget sumpah! Yuk kita beli minuman Ra."ajak Rere yang sudah kehausan. Karena sedari tadi belum minum sama sekali.
"Iya Re gue juga haus banget. Lagian minuman gue juga udah habis dari tadi."
"Iya apalagi gue Ra, gue lupa isi botol minum gue. Alhasil gue dari tadi belum minum."
"Ya ampun parah banget sih lo. Ya udah ayok!"ajak Dira semangat.
Mereka pun pergi ke indomaret terdekat kampus hanya untuk membeli beberapa minuman dan makanan sebagai cemilan nanti di lapangan.
Belum juga bubar acaranya, karena masih ada beberapa pengenalan kampus dan beberapa hal yang membuat serunya ospek mereka.
Panas, mungkin tak lagi jadi masalah buat mereka. Karena inilah yang perlu dinikmati.
Beruntungnya mereka bisa masuk berada di sekumpulan maba universitas ternama di Jakarta.
Karena belum tentu juga diluaran sana yang masih harus lebih berjuang untuk bisa masuk di kampus impiannya.
Rere dengan sigap mengambil keranjang berwarna merah. Sementara Dira menatap heran. Apa Rere akan belanja sebenyak keranjang itu?
"Ra lo mau beli apa aja?"
"Air minum."
"Terus?"
"Em udah itu aja Re."
"Lo nggak mau kripik singkong rasa Barbeque?"tanya Rere antusias. Lalu mengambil snack itu dan menaruhnya dikeranjang.
"Nggaklah Re."jawab Dira dengan datar.
"Emm lo mau cokelat waffle nggak?"tanya Rere dan langsung menarunya di keranjang.
"Nggak re."
"Mau ini nggak? Kripik kentang enak loh."
"Nggak usah Re."
"Atau lo mau es krim?"
"Boleh."
"Stik cokelat mau?"
"Enggak Re gue udah kenyang."
"Oh yaudah."
Sedangkan Dira hanya melotot belanjanya sepenuh keranjang ini? Ah ini berlebihan. Sangat boros.
Tapi seketika pikirannya menjawab. Oh iya itukan porsi makan Rere. Huh ya sudahlah, biarin saja biar Rere seneng. Itulah pikiran Dira saat ini sambil mengikuti langkah kaki Rere akan pergi kemana.
Karena yang terjadi sedari tadi sudah mengelilingin rak rak indomart ini.
Tak disangka juga Dira sambil menengok kesana kemari. Matanya sekarang tertuju dua cowok yang sedang menatapanya. Lalu segera wajahnya iya kembali menatap rere dan belanjaannya.
"Re kayaknya ada yang merhatiin kita deh. Udah yuk."Bisik dira.
"Siapa?"
"Ada pokonya disini."
"Ya udah okeh belanjanya selesai."
Mereka sudah berdiri di depan luar indomart. Mencari tempat duduk ternyaman.
"Oh iya Ra nanti jadi nggak buat cari kostan?"tanya Rere.
"Jadi dong! Lagian gue nggak mau terus-terusan nebeng dan ngrepotin lo Re."
"Yaelah Ra sempet-sempet yah lo bilang kayak gitu. Gue ini ikhlas Ra."
"Haha iya serah lo ah Re. Makasih lo tebrngannya hehe."
Tiba -tiba tidak ada angin dan tidak ada apa-apa, Rere bisikin ke Dira.
"Ra."
"Hmm."
"Gue ke toilet dulu bentar lo ke lapangan aja dulu nggak papa."
"Iya iya."
☔☔☔
Bersambung...
Thank for reading🙏
Sampai part 4 RAIN AFTER TWILIGHT menurut kalian gimana?🙌
Jangan lupa vote dan comentnya loh yah😉😄Salam,
Sipenabiru_
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN AFTER TWILIGHT [On Going]
Novela Juvenil🌟Rank #1 brokehome [9-8-20] #35 bestseller [12-8-20] #8 ospek [20-10-20] #8 jatuhhati [20-10-20] #2 almet [19-10-21] ✔On going 2020-2021 ✔Stay Revisi ✔Cerita Orsinil bukan Plagiat ✔Suport author dengan follow, vote dan coment ya😉 ☔Rain After Twi...