《R A I N A F T E R T W I L I G H T》
"Kenapa kalian lebih memilih hidup dengan
egois masing-masing!?"(Dira Salsabilla Rainy)
____ ☔☔☔____
_H a p p y R e a d i n g_
.
.
.Sepulang ngampus, Dira langsung ke Restoran. Seperti dua hari berturut-turut, dia akan bekerja freelance sebagai pelayan Restoran.
Tak apa lelah, daripada menahan lapar dan merepotkan orang lain yang sudah banyak menolongnya. Termasuk Rere. Meskipun dia baik, tapi dirinya juga tidak boleh terus-menerus ketergantungan dengan kebaikan Rere.
Dia sudah banyak membantunya. Mulai dari memberinya antar jemput dan sering mentraktirnya makan. Dan sekarang dia dengan baik memberikan lowongan kerja untuknya. Dia memang sahabat yang baik.
Tapi, sekarang tidak perlu ketergantungan lagi. Karena dirinya sudah menghasilkan uang gajiannya setiap minggu. Jadi lumayan untuk kebutuhan sehari-hati. Sisanya bisa ditabung untuk bayar kostan dan kebutuhan tugas kampus.
Untuk biaya uang kuliah tunggal atau UKT, ia tidak terlalu risau. Karena ia mendapat beasiswa penuh di kampusnya untuk selama kuliah disana. Alhamdulillah, semua akan baik-baik saja.
"Pelayan!"panggil salah satu pengunjung restoran.
Dira segera menghampiri pengunjung itu.
"Permisi, ada yang bisa saya bantu?"tanya Dira dengan ramah.
"Ini anak saya minta chocolate waffle. Pesan dua porsi ya mbak."pinta ibu itu dan memesannya pada Dira sebagai pelayan.
"Baik bu, silahkan tunggu sebentar."jawab Dira dengan bersikap ramah. Lalu pergi untuk melayaninya.
Setelah chocolate wafflenya sudah tersajikan oleh chef handal restoran ini. Kemudian, Dira mengambil makanan tersebut dan akan mengantarkannya ke meja pengunjung tadi.
Ia berjalan pelan menuju meja makan itu. Tapi entah kenapa ia harus mengalami sesuatu.
Pranggg!!!💥
Dira menabrak seorang pengunjung ibu-ibu yang terlihat modis dengan tampilannya.
"Maaf bu maaf."ungkap Dirapada ibu-ibu itu.
"Ya ampunn baju saya jadi kotor ini. Kamu gimana sih?! Kalo jalan itu liat-liat dong!"rewelnya Ibu-ibu itu marah pada Dira.
"Maaf bu, saya tidak sengaja."
"Gimana sih kerja kamu! Gara gara kamu saya jadi seperti ini!"
Suara gaduh itu menjadikan Om Rico datang untuk menemuinya.
"Maafkan karyawan kami bu. Biar saya ganti rugi ya."
"Nggak usah! Saya mau balik aja!"ucapnya marah lalu pergi keluar restoran itu.
"Maafkan saya om."
"Iya nggak papa, lain kali jangan terulang lagi ya. Kamu bersihkan makanannya. Lalu ambilkan yang baru."
"Baik om."
Dira memunguti makan tadi lalu membersihkannya dengan cepat. Dalam hati rasanya ingin sekali menjerit nangis.
Ia kembali mengambilkan pesanannya untuk diantar ke meja pengunjung pemesan chocolate waffle.
"Permisi, ini makanannya sudah siap."ucap Dira sembari meletakkan makanan itu di meja.
"Lama banget sih mbak. Anak saya dari tadi ngambek nunggu makannannya."
"Iya maaf bu tadi ada kendala."
"Lain kali tolong dipercepat yah mbak!"
"Iya bu. Selamat menikmati."ucap Dira lalu pergi.
Miris memang. Tapi itulah resiko yang harus siap terjadi kapanpun. Tanpa perlu menyalahkan diri sendiri. Sebab dunia butuh kamu yang tegar hadapi hidup ini.
☔☔☔
Rasanya ingin menangis hari ini.
Dira baru saja selesai bekerja dan diperbolehkan pulang. Sudah pukul sembilan malam, Ia masih berjalan dengan isakan tangisnya diam-diam.
Bukan hanya kejadian itu yang membuatnya kepikiran. Tapi dirinya yang terlalu menyalahkan dirinya yang tidak becus. Belum lagi keadaan dirinya yang semakin kurus.
Ia terisak dalam diam kegelapan malam. Tiba-tiba hujan datang mengguyur tubuhnya. Ketika melewati jembatan menuju halte. Kemudian berteduh sambil menunggu angkutan.
Tubuhnya basah kuyup. Tidak ada yang peduli lagi memang. Tapi kenapa dirinya harus hidup seperti ini?
Dira duduk di sebuah halte. Sambil menatap hujan yang semakin lebat. Tatapannya kosong. Jalanan sudah sepi dan sepertinya tidak ada angkutan malam ini. Mungkin ojek online lebih baik.
Tapi ia baru sadar, bahwa ponselnya lo-bat.
"Haduh. Pake lo-bat segala lagi. Terus gue harus gimana?!"
"Dingin banget lagi."gumamnya sambil menggosok-gosokan telapak tangannya.
Matanya melihat jam tangan di pergelangan tangannya. Angkutan juga belum datang-datang. Biasanya jam segini sudah datang. Tapi malam ini ia harus lebih sabar.
Ia kembali menangis terisak sambil menutup wajahnya dengan telapak tangannya yang pucat.
"Hiks hiks hiks.. kalo dulu gue nggak lahir mungkin hidup gue nggak bakal seperti ini."
"Gue benci sama kalian! Kenapa kalian nggak mau ngerawat Dira. Kenapa kalian lebih memilih hidup dengan egois masing-masing?! Dira capek mah pak."
"Dira capek ngadepin hidup Dira kayak gini terus. Dira butuh mama sama bapak. Dira pengin kita kumpul kayak dulu lagi sebelum semua berantakan seperti ini. Coba kalau Dira tau siapa penghancur keluarga Dira. Pasti Dira bakal tuntut ke pengadilan secepatnya. Hiks hiks."
Suara hujan semakin lebat. Dira terlarut dalam kesedihan. Tanpa ia sadar. Bahwa ada sosok yang sudah memperhatikannya sedari tadi.
"Gue ada buat lo."
☔☔☔
😢😢😢
Sedih banget...Please buat kalian😍 suport author dengan VOTE yah 😊 karena VOTE itu gratis tiss😉
Tunggu part selanjutnya😉
Eh jangan lupa follow yah Sipenabiru_
Kalo mau back chat aja😉
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN AFTER TWILIGHT [On Going]
Fiksi Remaja🌟Rank #1 brokehome [9-8-20] #35 bestseller [12-8-20] #8 ospek [20-10-20] #8 jatuhhati [20-10-20] #2 almet [19-10-21] ✔On going 2020-2021 ✔Stay Revisi ✔Cerita Orsinil bukan Plagiat ✔Suport author dengan follow, vote dan coment ya😉 ☔Rain After Twi...