part 14

3.3K 136 47
                                    

"rasanya sakit banget umi " ujarku menangis.

"Sabar ya sayang bentar lagi kita sampai rumah sakit kok" ujar umi menenangkan ku.

Aku merasa ketakutan, aku takut anakku kenapa kenapa aku takut dia meninggalkanku aku takut Wildan akan mengacuhkan ku karena aku yang tidak becus merawat diri.
Aku juga merasa bersalah karena terus terusan emosi kepada Wildan.

Aku juga bernazar jika saja anak ini baik baik saja aku akan selalu perhatian kepada Wildan serta merengek dengannya.
.
.
.
Akhirnya kami sampai di rumah sakit terdekat dan kemudian Wildan menggendong ku dan aku langsung ditangani oleh dokter.
.
.
.
Setelah beberapa jam akhirnya Wildan diperbolehkan menemani ku sendiri disini.
Wildan kemudian mencium pipiku dan keningku kemudian tersenyum tulus kepada ku.
Yang sukses membuat ku binggung.

"Anak kita GK papa kan?" Ujarku.

"Anak kita GK papa kok, mereka baik baik saja untungnya kamu tadi melindungi mereka dengan menahan kamu jatuh dengan tanganmu" ujar nya

"Seriusan, mereka baik baik saja " ujarku lagi

"Iya" ujarnya.

"Alhamdulillah" ujarku sedikit menjatuhkan air mata.

" Tapi kenapa kamu bersikap seperti tadi Abi membuat yuyun khawatir saja " ujarku lagi.

" Enggak aku hanya emosional saja tadi " ujarnya dan kemudian mencubit hidungku.

" Tidur gih istirahat " ujar nya lagi.

" Iya " ujarku kemudian tersenyum.
.
.
.
Akhirnya aku pun tertidur dan beberapa menit kemudian Wildan mengajakku pulang karena memang sih aku GK betah lama lama di rumah sakit.

Di sepanjang perjalanan aku terus terusan  bermanja kepada Wildan dan Wildan welcome saja membuat ku tambah senang.

ketulusan cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang