Chapter Dua Puluh Sembilan

1.4K 209 103
                                    

Warning!

Jangan emosi, siapkan stok sabar dan makiannya di rem dulu. Besok kan mulai puasa ^ _ ^

HAPPY READING

TAK!

benda berbentuk pipih tersebut terjatuh dari tangan Baekhyun. Sedang sang pemilik malah tertegun dengan tangan yang gemetar. Pandangan Baekhyun mengabur dan tak lama manik sipit tersebut sudah menumpahkan air matanya.

Ia hamil.

Hasil dari tespack yang ia gunakan menunjukan bahwa ia benar-benar tengah berbadan dua. Harusnya ia bahagia, bukankah begitu? Saat seseorang sudah berumah tangga momen inilah yang ditunggu-tunggu. Kehadiran buah hati diantara mereka sebagai pelengkap kebahagiaan.

"Hiks ya Tuhan." Mengisak frustasi, Baekhyun bahkan tengah menjambaki rambutnya sendiri. Ia malah terbebani dengan kehamilannya ini.

"Aku harus menyembunyikan hal ini." Ucap nya seraya menghapus air mata yang membasahi pipi.

Mengambil benda pipih yang terjatuh juga dua tespek lainnya dengan merek yang berbeda diatas washtafel dan membuangnya ke dalam tempat sampah.

Membasuh kembali wajahnya dan menatap pantulan dirinya di cermin dalam keadaan yang berantakan. Wajah pucatnya benar-benar kentara sekali.

Menghembuskan nafasnya dan keluar dari kamar mandi. Ia akan menyembunyikan kabar kehamilannya sampai batas yang ia bisa.

***

"Jongin!" Panggil Sehun dari depan usai mengikat tali sepatunya. Tak lama Jongin keluar menghampiri Sehun yang sudah siap.

"Aku akan pulang ke mansion sekarang." Jongin mengangguk sebagai respon.

"Kau akan pulang jam berapa dari toko?" Tanya Sehun.

"Jam delapan malam." Dengan bahasa isyaratnya tentu saja Jongin menjawab.

"Baiklah. Aku mungkin akan telat pulang atau bahkan tidak pulang kesini malam ini. Jadi berhati-hatilah oke." Jongin mengangguk dan memberikan senyumnya pada Sehun.

"Jika ada sesuatu langsung hubungi aku, kau mengerti?" Peringat Sehun. Namja tersebut merangkum kedua belah pipi kekasihnya dengan sayang.
Saat jongin kembali mengangguk mengerti Sehun tersenyum. Jongin ini sangat penurut jika sedang diberi sebuah petuah, Sehun jadi semakin menyayangi namja nya ini.

Sehun mendekat dan memberikan ciuman di kening Jongin penuh perasaan. Jongin reflek memejamkan matanya menerima perlakuan Sehun. Ia bisa merasakan ketulusan Sehun lewat semua perlakuan namja pucat itu.

"Aku pergi sekarang."

Setelahnya Sehun melangkah pergi menjauhi kediaman Jongin. Jongin masih disana memandangi Sehun siluetnya menjauh dan tak terlihat lagi. Jongin berharap semoga mereka dapat selalu bersama selamanya. Jongin tau Sehun sangat tulus padanya dan semoga Tuhan selalu memberkati setiap langkah yang mereka ambil.

***

Diruang makan mansion besar tersebut anggota keluarga Choi sedang menyantap sarapan dengan tenang. Sang kepala keluarga mengedarkan pandangannya kearah dua kursi makan yang kosong. Kursi yang biasa diisi oleh anak sulung dan anak bungsunya. Sekarang kursi itu lebih sering kosong. Terlebih kursi si bungsu yang sejak terlibat argumen denganya anak itu menjadi jarang berada di kediamannya.

Soyoung-sang nyonya besar- tau bahwa suaminya sejak tadi melirik ke arah dua bangku kosong dihadapannya. Namun ia memilih diam dan berpura-pura tak tau. Ia tak ingin ada keributan di pagi ini.

OUR FATE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang