'tiga: dua pilihan'

57 7 5
                                    

"Pola kehidupan yang kujalani tak selalu sama, naik turunnya ditentukan setiap keputusan yang kuambil. Kenapa aku dihadapkan pilihan? lalu bergegas memilihi keputusan." - Alif Al- Fatih

Percakapan dengan Arkam beberapa waktu lalu masih menggantung, mengganjal apa maksud ucapannya bahwa aku belum iklas?? Apa hatiku masi begitu apa hatiku belum menerima keputusan pada hari itu ... Masuk pondok terpaksa banyak mengeluh sering memberontak membuat banyak keonaran apa masih ada niat suci didalamnya aku raguu...

"Alif ... Buku tugasnya mana?..."Tanya Faiz , ketua kelasku . 

Kubalas dia dengan cengiran menunjukkan senyum manis yang kumiliki berharap dia mengerti. Faiz hanya menatap ku sesaat lalu pergi dengan memutar bola matanya jengah . Pasalnya ini bukan kali pertama atau kedua ini sudah sangat sangat sering. Hari ini pelajaran Sejarah pelajaran paling kusukai dan kuminati. Bukan karena nilaiku tinggi dan menguasai materi tapi hanya pelajaran ini ya cuma ini pelajaran yang membuat ku belajar masa lalu dimana selalu berusaha memperbaiki masa akan datang . Herodotus dengan pernyataannya sejarah itu bergerak seperti lingkaran yang naik turunnya sesuai perilaku masing masing manusia atau pelaku sejarah.

"HISTORIAAAAAAA!!!" teriak Bu Ari, dengan semangat memang guru sejarah ku yang ini berbeda dari yang kemarin kemarin selalu penuh semangat dan punya banyak pengalaman yang entah mengapa menarik untuk diceritakan.

"VITAE MAGISTRA...." Sahut kami tak kalah semangat...

"Hari ini kita akan membahas tentang pahlawan muda Indonesia... Tulisan nama nama pahlawan yang paling membuat kalian suka ato yang paling ingin kalian teladani, setelah itu nnti presentasi kan didepan ya..." Ucap Bu Ari memberikan tugas. Seketika saja berkelebat di kepalaku. Amir Hamzah seorang tokoh yang kukagumi karena kecintaannya pada sejarah,adat istiadat  dan pengetahuan sastra selain itu pahlawan ini berasal dari Sumatera Utara dari daerah yg sama dengan ku. Kutulis semua tentang dia sedetail mungkin yang ku tau.

"Anak anak sekarang saatnya maju ibu acak yaaa. Sekarang tanggal 8 , Alif Al Fatih... Ayo maju nak!" Begitu lembut ucapannya. 

Aduh aku blom selese kugelengkan kepala sebagai tanda belum siap. 

"Anu, buk maaf saya belum selesai menulis eheehe" jawabku sambil nyengir kuda

"Kamu kok gitu sih Lif??..... Bla ..bla ..bla.. ayo anak muda itu harus berani ...."ucapannya sangat panjang lebar dan ku hanya menunduk malu .

 Tiba tiba seorang teman wanita yang tak kuketahui namanya menginterupsi "sudah bu, kalau Alif nggk mau biar saya saja , itu pun kalau ibu nggak keberatan.."

Dia mengucapkan dengan wajah merah entah karena jangkel atau karena malu dengan keputusannya membantuku atau sebagai ajang pamer kalau dia pintar ... Rian yang duduk di sampingku menyenggol lengan ku 'rusuh' batinku.  Kutatap sekilas wajah anak itu, lidahnya sengaja dikeluarkan tersenyum mengejek. 

sesampainya di kamar aku merenung, bertanya pada diriku apa aku ini sebegitu pengecutnya? sampai tak mampu menyampaikan tugasku padahal itu mata pelajaran yang kukuasai. Belum selesai aku merenung, Arkam menyeletuk " masih mikirin yang tadi?" tanyanya

"he'eh, dikit" 

"alah, perkara nda  mau maju aja lo. biasa itu mah apalagi kan kita cowo ya santai lah xixixi"

" bukan gitu leh, tapi ..."

" sudahlah nda papa dunia ngga akan kenapa napa, masi ada kesempatan kalo mau unjuk gigi"

" apa si Ar, aku tu bukan mau caper leh sama bu Ari, cuman ya kayaknya aku ngecewain beliau aja gitu ehe,"

"tumben gitu aja baper, ayo dah ke dapur ambil makan kuy!"

semabari makan aku dan Arkam berbincang,, 

" eh, Ar!"

"hmm"

" kamu udah iklas?"

"tentang apa nih, kok tiba-tiba?"

" tentang masuk pondok ini"

" oalah, itu. sekarang gini aku tanya balek ya!.. Kapan dan gimana kamu merasakan kesenangan?"

" Saat semua keinginanku terwujud"

"hmm.. terus kalo keinginanmu nda terwujud kamu bakalan galau terus gitu sedih terus gitu sepanjang hidupmu?"

" ya engga lah"

" nah, itu pinter... ngga semua yang kita inginkan itu bakalan terwujud Lif, aku emang belum setau itu tentang kehidupan. tapi yang kutau untuk selalu memenangkan kehidupan cuman ada dua pilihan yaitu ikhlas dan berani."

"..."

" jika tidak berani, ikhlaslah menerimanya dan jika tidak ikhlas beranilah mengubahnya, buset dah kek orang tua banget aku ya wwkk"

"dalem banget kata-kata mu Ar. xixixi"

"hahahhaha, iya kan. kamu kepikiran malu karena tadi ga berani maju bacaain tugasmu kan terus kamu ngga ikhlas karena Dira yang gantiin kamu maju iya kan hahahah.. dasar"

"ehehehe" aku malu mengakuinya. 

++++++++++++++++

Assalamualaikum...

jangan lupa Al-Qur'an nya:)

Byeee

Next Part ya...

syukron jazakumullah yang sudah mampir!

my wishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang