'dua : Belum ikhlas'

51 7 2
                                    

"Masih terlalu sulit kubedakan antara setengah hati kujalani atau keputus asaan, yang kutau diantara keduanya kini aku berada" - Alif Al- Fatih

Aku duduk, membusungkan dada di jejeran terdepan diantara ratusan siswa pada hari kelulusan ini. Terus ku gosok-gosok tanganku gugup, senyum tak lepas dari wajahku tentunya. 

Alif Al- Fatih....

namaku disebut melalui mikrofon itu untuk mengambil surat tanda kelulusan, pak Junaedi, kepala sekolahku memberi ucapan selamat sambil mengulurkan amplop putih penanda aku lulus dari SMP ini. Amplop putih ini menjadi tiket untuk mendaftar SMK Pelayaran di Semarang. Tiga tahun sudah aku mengikuti bimble ekstra setelah pulang sekolah belum lagi aku sudah melatih fisik agar siap menjadi siswa SMK pelayaran seperti mimpiku selama ini . Sekaranng waktunya, masuk jurusan pelayaran yang selaras dengan mimpiku menjadi nahkoda kapal besar dan berkeliling nusantara. Aku bahkan sudah membuat rancangan besar hidupku bersama Andika, sahabatku sejak sekolah dasar. Kami berencana menjadi pelayar yag hebat dan menakhlukkan luasnya perairan Indonesia. 

beberapa hari setelah euforia kelulusan mulai surut, mamak mengajakku berbincang dudk bersama di teras rumah. Mamakku seorang guru sekolah dasar berbadan kurus mungil, badannya tidak kurus pas ideal dengan tinggi semampai, sepasang mata dengan alis tebal menghiasi wajahnya. Perasaanku mulai tak enak seperti akan terjadi pembicaraan serius diantara kami, karena tak biasanya mamak mengajak ku duduk berbincang dengan wajah yang tampak serius. Mata indah dengan alis tebal itu memandangku lurus, bibirnya mulai akan bergerak. 

" Tentang mimpimu Lif,..."

"...."

" Alif pingin masuk SMK Pelayaran to?.."

"iya mak," aku mulai curiga nada bicara mamak mengisyaratkan sesatu entah apa itu. 

mamak meneruskan dengan hati-hati.

"boleh enda, mamak minta sesuatu dari Alif"

" hah, apa mak?"

"masuk pondok dulu ya baru lanjut kuliah di Pelayaran bisa?"

" ..."

"mamak sudah mencarikan di google dibantu nyari sama mbak yani. Ada suatu pondok bagus terbaik se- Jawa Tengah."

"tapi, mak..."

mbak yani sepupuku itu tiba-tiba datang membawa rantang, dan langsung menyahut pembicaraan kami.

" Ayolah, pondoknya bagus kok, Lif... lulusan dari sana banyak yang jadi orang-orang hebat, masuk universitas bagus, bahkan pendirinya itu milyader..."

"tapi.."

"tapi"

"tapi"

"tapi"

setelah berbantah-bantahan tak berkesudahan, aku yakin perbincangan ini tak berhasil. Apa aku mengalah saja?.

wajah mamak mulai merengut, seperti dilipat. Hatiku mulai tak enak menolak karena tau maksud mamak.

"Lif, bahkan mamakmu dengan antusias sudah memesan banyak baju dan menyiapkan tabungan dari jauh-jauhh hari untuk ini. Ra ono kah sedikit rasa sayang mu.. hiss"

mbak Yani memang kompor yang hebat hampir aku mbeleduk menyerah dengan pasrah.

Bapak ndak mungkin membelaku, pasti beliau juga sudah penat dengan perdebatan ini. aku yakin bapak dipihak mamak. Ah, sudahlah bisa apa aku keras kepala.

"Alif!!!!!!"
-
-
-
-
-
-
-
-
"Agrhhh...." apalagi itu? malasnya kenapa semua perisstiwa  menjadi begitu kompak selalu membuatku kesal sudah lama ku mencoba berdamai beberapa minggu ini belakangan dengan keadaan mencoba mensyukuri takdir Tuhan. Andai waktu itu... ah percuma.. nampaknya dunia pesantren memang semengesalkan dan semembosankan ini . seakan semua kehidupan ini diatur sedemikian rupa atas satu komando semua harus teratur, tertata, semuanya dipaksa tak ada toleransi dan perbedaan sama sekali .  seperti kejadian sore ini, aku ketahuan membolos kajian sore lagi padahal tadi niatnya nggak gitu gara gara pak jojo yang berlebihan cuman gara gara telat basah bajuku disiram air olehnya. begini deh akhirnya aku sembunyi di kamar kosong, tapi entah aku memeng lagi apes tempat persembunyian yang baru ku jajal karena terlihat aman. telah diketahui oleh pak paijo, bagian kemanan dan pendisiplinan pondok. Duh kupingku pasti akan sangat panas kulihat teman-temanku sampe nyengir menahan sakitnya. 

"alif kamu itu santri ketua kamar ajaklah teman- temanmu disiplin, namanya aja Alif sebagai dasar awal huruf hijaiyah, kok gak biso ngayomi malah .....bla...bla..bla... " ucapnya dengan intonasi yang memekakan telinga bagi siapapun yang mendengar, pasti dihukum deh,hukuman apalah yang akan diberi kali ini ya semua hukuman yang diberikan pak jojo berfariasi seperti  dari mungut daun ,nyapu, bersihin wc,push up, sit up, merayap ala tentara dan hukuman hukuman semisalnya bahkan hukuman karantina yang mana ya semua itu tak membuatku merasa kapok kalau kata Rega ini prilaku kami ini  yang hal yang 'seru' mengasikkan hal hal yang justru baru dan membuatku nyaman dan bertahan di tempat ini.

"Ar, kenapa sih banyak yg ng-judge seseorang berdasarkan penampilan, sebel aku tu" keluhku pada Arkam.

 
"Ehh Lif kamu pada dasarnya mata itu ilusi , hati itu penikmat mengikuti keduanya dapat kadang menipu saling mengelabui, kamu bilang berbagai pelanggaran itu seru karena jiwa mu brontak hatimu blum iklas dengan keputusanmu masuk pondok." balas nya. Aku hanya menunduk tak paham. Ini semua karena "belum iklas" baik keputusan saat itu atau kehidupan kini yang kujalani.

++++++++++++++++

Assalamualaikum...

jangan lupa Al-Qur'an nya:)

Byeee

Next Part ya...

syukron jazakumullah yang sudah mampir!

my wishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang