Hai nama ku Dika cerita ini dimulai ketika aku bersekolah di salah satusekolah yang berada di kuta selatan ketika itu aku duduk di bangku kelas 1 SMP. Kangen rasanya ingin mengulang lagi kemasa-masa yang dimana aku terlalu polos dan terlalu lugu untuk mengenal yang namanya "cinta". Awal pembagian kelas pun tiba, disitu aku mencari-cari namaku di mading sekolah, sambil menatap mading aku terus menerus melihat namaku hingga aku menemukannya, selang beberapa waktu aku pun menemukan namaku di kelas 7.3, disana sangat banyak orang-orang asing yang belum aku kenal sama sekali.
Aku pun masuk kelas itu dan bertemu seorang laki-laki dia bernama hartawan, dia memiliki tubuh kecil selayaknya anak SD yang nyasar ke Sekolah Menengah Pertama, dan aku pun duduk bersamanya sambil berkenalan, setelah aku bercakap-cakap dan berkenalan, akhirnya kelasku di penuhi orang-orang yang akan menjadi teman sekelasku nantinya.
Hari-hari pun berlalu tiba saat ketika sekolahku mengadakan lomba 17an memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia, aku yang tidak mengikuti lomba sama sekali hanya duduk manis melihat teman-teman ku mengikuti perlombaan, aku yang hanya duduk layaknya gembel yang sedang berteduh pun tak bisa menghilangkan pandanganku kesebuah objek, dimana disana diadakan lomba makan krupuk sesi putri, setelah aku menonton sedikit perlombaan itu aku yang ingin pergi ke kantin tak kuasa melihat sesosok wanita dengan kepangan rambutnya yang membuat pandanganku teralihkan, mungkin untuk hari itu aku merasakan yang namanya tertarik pada perempuan. Tanpa ku sadari ternyata dia adalah teman sekelasku yang bernama Cahya memang kami tidak terlalu dekat dan bahkan kita tidak pernah berbicara satu sama lain dan itu kali pertama aku memperhatikannya.
Setelah semua perlombaan itu usai aku pun pulang dengan perasaan yang entah bagaimana karena aku sendiri tidak mampu untuk mendeskripsikannya, sesampainya dirumah aku benar-benar tidak bisa berhenti memikirnya si Cahya ini, dan aku baru baru tau ternyata begini rasanya sedang jatuh cinta, lama kelamaaan aku yang bodoh dan tidak melakukan apa-apa pun tau bahwa Cahya sudah memiliki pacar dan aku pun biasa saja dan tidak terlalu memperdulikannya apa lagi sakit hati, mungkin pada saat itu aku hanya kagum dengannya dan tidak pernah berbicara dengannya yang membuat aku biasa saja.
Setelah sekian lama dari cerita ku dengan Cahya selesai, aku pun mulai iseng dengan kembali menghidupkan paket data di HP agar aku bisa BBMan, alhasil aku ngeadd seluruh teman ku yang ada di grup kelas secara random, dari cewek sampai bencess alias bencong hahaha..., keesokan harinya aku bersekolah seperti biasa entah apa yang membuatku menghadap ke suatu arah disana aku melihat layaknya bidadari pada jamannya. Ya... dia adalah Ara lagi-lagi dia adalah teman kelasku yang menurutku cantik pada saat itu, entah apa yang membuat ku tertarik padanya tapi jujur aku sangat suka melihat wanita yang agak judes dan jaim dan itu membuatku sangat penasaran dengannya. Setelah aku pulang sekolah aku pun mencoba mencari kontaknya dan seperti kebanyakan hal semua di mulai dengan hal yang kecil, aku modus kepadanya dengan menanyakan PR untuk hari esok dan intinya aku mulai sok asik dengannya.
Jam 12 siang bel masuk berbunyi ketika itu aku sedang masuk siang, pas saja aku berpapasan dengannya dan aku disapa olehnya, aku benar-benar gugup dan tak tau mau bilang apa selain tersenyum, aku yang begitu baper pun tak tau harus mau ngomong apa lagi selain merasakan hal yang benar-benar membuat aku senang tak karuhan. Hari-hari berlalu aku merasa aku sudah dekat dengannya padahal kurang lebih baru sekitar semingguan entah dia merasakan hal yang sama, mungkin aku terlalu percaya diri, setiap aku bertemu dia di sekolah aku selalu ngotorin rok nya, pindahin kursinya dia ke belakang, dan ya banyak lah tingkah goblokku yang kalau di ingat-ingat sekarang membuat aku malu sendiri.
Sesampai pulang aku selalu menanyakan apakah dia sudah sampai rumah atau belum, aku setiap pagi dan malam selalu mengucapkan kata-kata indah untuknya dan kegiatan itu aku lakukan selama berhari-hari, hingga aku mungkin membuat kesalahan yang cukup fatal karena aku terlalu GR dan mengira bahwa apa yang aku lakukan membuat Ara suka denganku.
Mungkin sudah terlalu tidak tahan, aku dengan segala ke Bar-baran ku pun mencoba memepet dia dengan segala kondisi, hingga tepat pada tahun 2013an, si culun bernama Dika ini nekat melakukan hal gila. Ya.. aku nembak dia dengan posisi aku berada di jalan raya dan hal yang sangat jijik pun aku lakukan kalau di ingat-ingat wkwkwk. Btw, aku nembak dia lewat chat, Seorang Dika yang culun mana berani mengungkapkan perasaan secara langsung.
"Ara, ada yang suka sama kamu lo" dengan tanganku yang gemeteran sambil megang blackberry Armstrong yang hits pada jamannya.
"Siapa?" kata dia yang semakin membuatku deg-degan.
"Aku"jawabku yang membuat aku tidak bisa diam di sepeda motorku.
"Beh masak"jawabnya yang mungkin dia tidak tau atau dia pura-pura tidak tau.
"Iya beneran aku suka sama kamu"jawabku yang membuat aku deg-degan tak karuan
"Makasi *berisi emoticon yang hits pada jamannya dan membuat aku baper*"jawabnya yang begitu saja.
Keadaan ini tak menyurut kan emosi ku dijalan sambal deg-degan tak karuhan hingga aku sampai di lampu merah McD dekat rumahku.
"Kamu mau ga jadi pacarku?"tulisku yang benar-benar ga masuk akal dan itu pertama kali aku lakukan di hidupku.
Balesannya pun agak lama, mungkin dia membalas chat ku dengan mikir-mikir jawaban yang akan diberikan. Tak lama kemudian.
"BESOK AKU KASI TAU JAWABANNYA"
Perasaan yang dag dig dug membuat aku tak bisa tidur malam itu. Sambil menunggu besok aku pun chattingan dengannya sampai malam dan tidak lupa aku mengucapkan goodnight kepadanya, aku pun tidur dan tak sabar dengan hari esok.
Keesokan harinya aku pun bangun pagi karena setiap hari sabtu sekolah ku masuk pagi. Aku benar-benar deg-degan layaknya akan bertemu orang penting pada hari itu, aku pun berangkat ke sekolah bersama Ayah ku ke sekolah yang lumayan jauh dari rumahku. Sampainya di sekolah aku pun malu-malu untuk bertemu dengannya. Satu kelas pun tidak ada yang tau bahwa aku suka dengan Ara ini. Disekolah pun aku tak sempat untuk melihat apalagi untuk berbicara dengannya. Akhirnya jam sekolah pun tiba, aku yang sudah sampai di rumah pun langsung bertanya apakah dia sudah pulang atau belum, dengan perasaan yang tidak enak dan pasrah aku pun bertanya.
"Gimana jawabannya?"
Aku pun menunggu jawabannya lumayan lama, Hingga beberapa saat kemudian aku melihat notifikasiku ternyata Ara sudah membalas pesanku.
"Gak tau dah aku" katanya yang membuat aku pun bingung.
Dengan bodohnya aku pun menjawab "Oke sip" dan sampai disana aku benar-benar tidak tau apa dia nemerimaku atau tidak dan bodohnya aku kenapa aku tidak meminta jawaban yang pasti, dan aku sudah menganggap aku sudah di tolak olehnya. Meskipun begitu aku pun masih sering chattingan dengan Ara hingga dia jutek dan mungkin sudah mulai risih denganku, mengerti dengan keadaaan aku pun menjauh dan mengubur impianku menjadi pacarnya, beberapa bulan kemudian dia berpacaran dengan teman kelasku, aku pun benar-benar sedih dan menangis dikamar sendirian, Ya.. aku memang cengeng tapi untungnya aku dihibur dengan teman-teman ku, mungkin mereka tidak tau aku selalu berusaha terlihat biasa saja dan selalu terlihat senang padahal di dalam aku sudah hancur.
Hari berganti hari hingga berganti tahun, kelas pun di rolling aku pun berpisah kelas dengannya, aku pun cukup ikhlas menerima kenyataan padahal dia adalah penyemangatku pergi kesekolah, di setiap lelucon yang ku lontarkan di kelas entah sendiri atau bersama teman aku pasti selalu melihatnya hanya untuk memastikan dia tertawa dengan leluconku sehingga bisa membuat hati ku senang, sederhana memang melihat dia tertawa dengan tingkah ku yang konyol. Dan benar cinta tidak perlu saling memiliki, tapi cinta itu dimana kita bisa melihat orang yang kita cintai bahagia dengan jalannya.
Dari situ pun aku belajar bahwa apa yang kita inginkan belum tentu akan berjalan sesuai yang kita mau, Ara mungkin bukan yang pertama bagi ku, tapi dari dia aku belajar bahwa perasaan tidak bisa dipaksa dan dia tidak mungkin melakukannya hanya untuk ku, mungkin dia juga ingin mencari yang terbaik untuk dirinya. Dan kadang sampai detik ini aku masih teringat dengannya meski aku tau dia tak mungkin mengingatku terlebih lagi mungkin sekarang dia sudah punya pacar lagi.
Memang benar cinta pertama susah di lupakan ,tapi ya mau gimana lagi hidup harus dijalani dan aku juga tidak ingin stuck karena hal ini saja, karna aku akan bertemu dengan orang baru atau bahkan Ara yang baru. Cerita ini aku tulis ketika aku sudah kuliah sudah hampir 6 tahun dan cerita ini sulit kulupakan, Meski semua sudah berubah mungkin ingatanku tentang ini tak akan bisa hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harian si Dika
Short StoryKisah seorang anak muda bernama dika dalam menjalani kehidupannya, dan mencoba survive dari realita kehidupan selama 7 tahun belakangan sampai sekarang. Akan kah dika bisa melawati segalanya dengan sikap nya yang tidak pernah serius dan bercanda?