Dimana rasa tumbuh

12 1 0
                                    

Rasa itu semakin terasa dalam hidupku hingga aku tak menyadari bahwa aku dan farel sudah 3jam lebih melakuka panggilan telepon, entah apa yang kami bicarakan dan ku rasa aku dan farel yang dulunya jauh kini sudah mulai mendekat
*Semoga saja
"Apakah Farel merasakan apa yang ku rasakan sekarang?" Tanya Airta dalam hatinya.
"Ahhh, aku ini kenapa sih? Cuma karena di Tebengin jadi begini" bantah Airta seakan pikiran itu terjadi tanpa kemauannya.
"Mungkin memang sudah takdirnya wkwkw" sembari tertawa memikirkan dirinya yang begitu halu.
*Suara di telepon

"Eh ta kenapa kok diem?" Tanya farel.

"Agh sial aku kenapa sih" tanya Airta sekali lagi kedalam dirinya.

"Kamu gapapa kan ta?" Tanya farel sekali lagi dengan nada gelisah.

"Iya rel aku gapapa tadi di tanya sama ibuku wkwkw" menjawab Farel sambil tertawa.

"Oh yaudah udah dulu ya ta gua mau mandi nih udah siang" membalas Airta dengan nada seakan ingin memberhentikan telepon nya.

"Oooh iya rel, maaf ya udah buat kamu sibuk ngeladenin aku hehe" senyum tawa dari Airta.

"Biasa ta yaudah bye" jawab farel sambil mematikan telepon.

"Semoga aku mendapatkan apa yang ku mau" Airta berdoa mengharapkan sesuatu.

RomAnsaa 29Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang