Usai ku putuskan pergi
mencari serpih kisah-kisah baru
basah sekujur waktu
mengisi sabana di rambut kepala.Rimbun cerita, semakin rumit
ditulis-tafsirkan sebagai riwayat
pada penggalan musim yang panjang.Pada akhirnya, aku memilih
pulang menemui puisi
menitipkan purba sejarah, ingatan,
dan sketsa nasib.Sebab, hanya puisi
yang paling mengerti kapan
kenangan harus pergi
dan kapan kata-kata harus kembali.Secangkir Puisi
Yogyakarta, 2020