Part 8

935 71 2
                                    

Seoul, Korea. 2017

20.30

.
.
.

"Apa maksud anda ?"

"Saya lebih memilih kalian melakukan break. Aku tidak tau, apakah itu satu minggu, satu bulan atau satu tahun sekalipun. Aku hanya ingin suasana seperti ini berakhir."

"PD Nim, sudah kami katakan-"

"Bukan kami, Seokjin ssi. Tapi kamu dan Namjoon ssi. Aku tidak terlalu mempermasalahkan masalah percintaan kalian memang. Tapi aku mempermasalahkan kerjasama kalian yang akhir akhir ini tidak baik."

"Maafkan aku PD Nim. Ini salah ku.." ujar lirih Namjoon. Ia duduk dihadapan Bang Shi hyuk, selaku CEO dan seseorang yang sudah member BTS anggap ayah mereka sendiri.

Memang benar.

Kerja tim mereka semakin tidak baik. Walau sepertinya orang orang diluar Big Hit Entertainment tidak menyadarinya sekalipun. Karna mereka berusaha sekuat tenaga agar didepan publik, mereka baik baik saja.

Tapi saat berada di lingkungan Big Hit Entertainment, orang orang dalam Big Hit dapat melihat leader dan hyung tertua dari BTS tidak saling menyapa, dan Seokjin memberikan bahu dingin pada leadernya sendiri selama mereka berpapasan atau sedang latihan sekalipun.

Tidak hanya mereka berdua.

Bahkan, orang orang yang menganggap Jimin dan Taehyung soulmate, akan menganggap mereka tidak pernah disebut soulmate. Mereka sering kali bertengkar hebat, bahkan mereka melihat sang maknae pernah ikut bertengkar.

Sunshine dalam BTS, Hoseok sekalipun tampak keruh setiap kali para staff bertemu dengannya di gedung Big Hit.

BTS sedang dalam masa puncaknya. Namun, hubungan antar member sedang tidak baik.

Mereka takut BTS hanya akan tinggal nama kalau kejadian seperti ini terus berlanjut.

Helaan nafas panjang keluar dari CEO mereka, setelah terus menerus mendapat laporan bahwa grup besutannya sedang ada masalah internal dan ia melihat sendiri kejadian tidak mengenakan itu. Akhirnya ia turun tangan, ia tidak mau grup yang ia buat, yang sudah ia anggap anak anaknya sendiri bubar dengan cara bermasalah seperti ini.

"Dengar. Aku sudah tau mengenai beberapa masalah kalian. Pertama, Namjoon."

Sang Leader, duduk semakin tegang saat disebutkan namanya. Ia tau hal ini tidak baik. Benar benar tidak baik. Ia tidak mau juga grupnya bubar, ia menyayangi mereka satu persatu. Ia akan menyesali perbuatannya sampai ia mati sekalipun kalau grupnya bubar karna dirinya.

"Kau tau kesalahan mu bukan ? Aku sadar kau berada pada tahap 'penasaran' kau masih terbilang muda dan ingin mencoba segala hal. Rasa penasaran mu patut diacungi jempol, namun terkadang ada beberapa hal yang tidak dimaksudkan untuk dilakukan walaupun kau penasaran sekalipun.

Kau sudah mempunyai Seokjin ssi sebagai kekasih. Keluarga kalian, aku, bahkan seluruh staff di Big Hit sudah mengetahui hubungan kalian dan tidak masalah pada hubungan kalian. Aku lupa hubungan kalian sudah berapa lama, maafkan aku. Aku bahkan sudah memiliki rencana dimasa depan kalau kalau kalian sudah siap untuk go public.

Aku sama sekali tidak mengerti. Sangat tidak mengerti sampai sekarang. Kenapa. Kau berhubungan sex dengan seorang wanita, kalau kau penasaran akan organ wanita kau bisa membeli dildo berbentuk vagina. Karna kau sudah mempunyai pasangan yaitu Seokjin ssi yang seorang lelaki. Kau tidak, sama sekali menghargai pasangan mu dengan berselingkuh. Apalagi kau melakukannya tidak rapi.

Kalau kau tidak mencintai Seokjin ssi lagi kau bisa mengatakannya pada Seokjin ssi secara langsung dengan baik baik, tidak dengan cara mengerikan yang kau lakukan.

Dan aku pikir itu adalah awal keretakan kalian sebagai grup bukan hanya keretakan sebagai sepasang kekasih saja."

"PD Nim. Aku..."

"Disini. Didepan member yang lain, aku tidak perduli. Katakan, apa yang berada di dalam isi hati mu secara jujur, dan kalian jangan dulu memotong ucapan Leader kalian."

"Aku..."

Keheningan itu menyesakkan.

Seokjin, yang diam di ujung lain dari kursi di hadapan CEO nya, hanya menunduk menatap lantai. Tidak berani untuk menatap pada siapapun yang berada didalam ruangan.

"Aku.. benar benar.. meminta maaf sebesar besarnya. Kepada PD Nim, member, dan.. Seokjin hyung. Maafkan aku. Sungguh. Aku... aku salah. Aku benar benar salah. Aku penasaran, kalian tau aku benar benar tidak tertarik pada organ lelaki selain Seokjin hyung em.. aku tertarik pada organ perempuan bahkan sampai sekarang. Ya ampun.. maksudku hormon ku.. tertarik. Tapi !! Seokjin hyung.. hati ku hanya untuk mu. Setiap aku ingin menjelaskan kau selalu pergi

Berminggu minggu aku ingin menjelaskannya padamu, tapi kau selalu memberikan bahu dingin padaku. Bahkan kau membeli apartemen agar tidak bertemu dengan ku di dorm bukan ? Hanya di depan publik kau berakting sangat baik bahwa kita tak ada masalah.

Aku sakit. Tapi aku tau kau lebih sakit. Aku salah. Aku benar benar minta maaf. Di sini kau tidak bisa kabur lagi bukan ? Aku ingin mengatakan bahwa aku masih sangat mencintai mu. Rasa cinta ku padamu tidak memudar bahkan aku pikir bertambah. Kesalahan yang waktu itu, tidak akan pernah aku ulangi. Aku menyesal telah melakukan itu. Maafkan aku. Kumohon, beri aku satu kesempatan lagi ?"

Ruangan itu kembali hening. Bang PD Nim menatap satu persatu member yang berada di hadapannya.

Namjoon akhirnya dapat mengutarakan isi hatinya. Ia hanya memfasilitasi, ia sudah melihat beberapa kali Seokjin yang selalu kabur saat bertemu Namjoon dimanapun itu kecuali saat mereka akan latihan bersama. Bahkan, ia terkejut mendapat kabar bahwa Seokjin membeli sebuah apartemen. Pada saat itu lah, dia berpikir bahwa dalam masalah ini, ia harus turun tangan.

"Bolehkah... aku memikirkannya.." gumam lirih Seokjin. Seokjin, ingin memikirkan ini semua terlebih dahulu, dan lagi. Ia ingin berbicara berdua dengan mantan kekasihnya. Hanya berdua. Penjelasan Namjoon cukup memberikan jawaban dari pertanyaan yang selama ini berada dalam pikirannya.

"Apa ?? Sungguh ?? Hyung !! Terimakasih. Sungguh." Seru Namjoon, ia pikir setelah ia mengungkapkan isi hatinya dengan jujur. Mantan kekasihnya akan menolaknya mentah mentah, namun nyatanya ia akan memikirkannya. Tidak apa, Namjoon tidak akan menyerah pada hubungan yang telah ia jalin bersama Seokjin hyung. Ia terlanjur nyaman, dan benar bahwa perasaannya hanya pada Seokjin walau hormonnya masih aktif saat melihat tubuh indah wanita sekalipun.

"Oke. Sekarang pindah. Aku bertanya tanya. Apa masalah dari maknae line kita disini."

Dan mata mereka pun terfokus pada maknae line. Masalah belum selesai.

/_-_/

---- ini tidak akan panjang sungguh dan aku ingin mengakhiri cerita ini kalau bisa secepatnya haha karna aku heran sendiri mengapa ada yang membaca cerita membosankan yang aku buat di sela sibuknya pekerjaan. Tapi untuk mengakhiri ceritanya aku masih bingung dengan ending. Sayangnya.

Aku tidak ingin cerita ini berakhir seperti 2 cerita yang aku buat diawal, "its you" dan "let go" aku sudah tidak memiliki ide untuk melajutkan mereka berdua. Semua draft dari dua cerita itu ada di hp aku yang sudah lama wafat, dan aku kehilangan mood untuk membuat yang baru. Karna mengedit gambar adalah hal yang melelahkan dan membutuhkan waktu. Jadilah dua cerita itu tidak aku lanjut.

Oke, jadi... terimakasih yang sudah membaca cerita membosankan ini 🥺 tbh aku sangat menikmati menulis cerita ini walau membosankan sekalipun.

And, stay safe and stay at home kalian~~

FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang