Part 8 - 2

867 65 10
                                    


"Oke. Sekarang pindah. Aku bertanya tanya. Apa masalah dari maknae line kita disini."

Dan mata mereka pun terfokus pada maknae line. Masalah belum selesai.

/_-_/

Masalah seperti ini tidak akan pernah terjadi. Kalau saja, Jimin percaya pada ku tidak oleh sebagian orang yang malah membuat hal ini semakin rumit.

Ah tidak.

Aku malah jadi menyalahkan orang orang yang tidak tahu menahu konflik internal kita.

Taehyung ingat.

Masih mengingat dengan jelas sekali.

Malam dimana Jimin nya mengatakan bahwa ia jatuh cinta pada maknae kita, Jeon Jungkook.

Taehyung ?

Tentu saja senang. Rasa bahagia nya tidak terkira. Karna soulmate nya dapat merasakan cinta yang begitu Taehyung damba.

Hal hal itu berjalan dengan baik. Rahasia kecil yang kedua sahabat itu simpan rapat. Karna tidak ingin menimbulkan konflik tidak berarti, setidaknya.. itu yang Jimin pikirkan.

Taehyung, malah tidak mengerti kenapa rasa itu harus disembunyikan. Tapi, karna itu pilihan soulmate nya, maka, Taehyung hanya menurutinya saja. Menjaga rahasia itu dengan baik, seperti mengemban sebuah tugas yang begitu besar.

Namun, minggu demi minggu. Bulan demi bulan, yang berganti menjadi tahun. Timbul masalah masalah kecil yang menurut Taehyung sepele. Tapi, tidak dengan sahabatnya.

/_-_/

"Taehyung ah"

Sebuah earphone terlepas dari telinga Taehyung. Ia sedang mendengarkan lagu lagu mereka, butterfly. Itu adalah lagu yang benar benar sangat indah, dan begitu candu.

"Ne Jimin ah ? Ada apa ? Muka mu kusut sekali." Ujar Taehyung pelan.

Kini, mereka sedang berada di kamar hotel. Mereka baru saja selesai mengadakan tour di Jepang. Besok siang mereka akan terbang kembali ke Korea. Jimin, yang sepertinya tidak bisa tidur mengetuk kamar hotel Taehyung dan berakhir dengan berbaring di ranjang Taehyung malam itu.

"Taehyung ah... um.."

"Apaaaa ?"

Gemas ? Ya. Sahabatnya sangat menggemaskan. Pipinya yang bulat membuat Taehyung ingin mencubitnya keras keras. Namun, Jimin akan membalasnya dengan kekuatan yang lebih luar biasa.

Jimin itu kecil kecil, tenaga nya lebih besar dibanding Taehyung.

"Itu.. Taehyung.. jangan marah ya ? Aku cuman pingin nanya aja.."

"Apa ? Nanya apa ?" Mendengar nada yang semakin ragu dari sahabatnya, Taehyung bangun dari tiduran nya di ranjang ke posisi duduk. Menarik Jimin untuk duduk berhadapan dengannya. "Ayo tanyakan saja. Aku ngga akan marah ko." Lanjutnya.

"Hh.. Tae... um... kamu.. punya perasaan.. lebih ngga sama Jungkook ? Bukan sebagai adik... ya itu.. sebagai.. um.. "

"Jimin."

"Hmm."

"Kamu tau kan aku tidak mungkin memiliki perasaan pada Jungkook ? Kamu tau kenapa bukan ? Kenapa kau tiba tiba menanyakan hal seperti itu ?"

"Taehyung. Bagaimana kalau perasaan kamu berubah ? Tapi kamu menyangkalnya ?"

"Jimin dengar. Perasaan ku tidak mungkin berubah dan kau tau itu. Kenapa, demi apapun yang ada di dunia ini, kamu bisa memikirkan hal seperti itu ?"

FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang