0518 : Sentimental

164 19 0
                                    

Yuno senang bergurau, Mazda pun begitu. Bedanya Mazda tidak suka gurauan yang melampaui batas, sedangkan Yuno seringkali bergurau hingga terbahak-bahak bahkan tak sungkan mengusili orang lain.

Pagi itu seperti biasa, mereka bersama dengan penghuni asrama yang lain membersihkan lingkungan.

Bu Nyai memerintahkan kepada Kelvin yang ketika itu bersama Yuno dan Mazda.

"Tolong sandal-sandalnya dibalik ya."

Mazda yang sedang berniat untuk bercanda memplesetkan kalimat Bu Nyai.

Kebiasaan di asrama ketika membalik sandal adalah posisi sandal yang biasanya ketika masuk menghadap kedalam ruang, dibalik kearah luar supaya ketika akan digunakan untuk berjalan diluar, penggunanya tidak kesulitan membalik arah sandal yang akan digunakan kearah luar.

Namun Mazda mempelesetkannya dengan artian berbeda.

Ia membalik posisi atas sandal agar tertelungkup ke bawah.

"Ini kan yang dimaksud 'Dibalik'."

Mazda membuat sandal-sandal terbalik tengkurap kebawah dan menunjukkannya kepada Yuno dan Kelvin. Spontan Yuno dan Kelvin tertawa terbahak-bahak.

Mazda mengembalikan posisi sandal seperti semula setelah bercanda dan berpaling dari tempat itu, sementara Yuno dan Kelvin melanjutkan untuk merapikan sandal.

Mazda membersihkan ruang kantor. Ia menghabiskan waktu hampir setengah jam untuk itu. Dan sekarang dia sedang ingin melepas lelah dan tidak mau diganggu.

Mazda berniat membeli minuman di warung pak Zainul, namun ketika dicari sandalnya tak ketemu dimanapun.

'Ini pasti kerjaan Yuno!' Begitu dalam pikirannya.

Mazda buruk dalam mengendalikan emosi.

"Kelvin, sandalku mana?"
Ia memanggil Kelvin dengan nada tinggi. Mazda sadar bahwa Kelvin tidak mungkin berani bermain-main dengannya, tapi percayalah, Yuno dan Mazda mudah sekali tersulut pertengkaran.

Yuno meringis puas, dan itu adalah saat yang sama sekali tidak pas baginya untuk 'mengerjai' Mazda.

Mazda berpaling kearah Yuno dan Kelvin yang duduk berdampingan.

Yuno dan Kelvin melihat kesuatu arah, diatas. Diantara pilar besi yang menyangga lantai dua.

Mazda menoleh kearah itu. Dan ia sudah terlanjur naik darah.

Diambilnya sandal itu dan diletakkannya kembali ke posisi semula.

Mazda membanting HandPhone-nya dengan penuh emosi kearah Yuno dan Kelvin. Nyaris diarahkannya kewajah Yuno.

Ini buruk, sangat buruk. Tidak satupun dari Yuno dan Mazda yang menginginkan hal ini terjadi.

Tapi mereka tidak pernah tahu kemana arah kehidupan akan berjalan.

Mazda memandang Yuno penuh emosi, Yuno tak gentar dengan pandangan itu. Seandainya dalah satu mau mengalah, maka masa depan akan bisa sedikit berubah.

Namun kedua orang ini memang dilahirkan dengan porsi tertinggi, sama kuat, sama keras, sama gengsi.

MY (E.N.D.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang