0316 : Jutek dan Dingin

284 24 0
                                    

Mazda dan Dimas baru beberapa bulan bekerja sama. Dimas tinggal di asrama sedangkan Mazda tinggal di toko.

Suatu ketika Mazda menginap di asrama yang ditempati Dimas. Pagi harinya Mazda harus kembali ke toko namun transportasi antara asrama dan toko tergantung dari sepeda motor milik Dimas yang nantinya akan dipakai untuk mengajar.

"Yuno, tolong antarkan teman saya ke toko. Pakai sepeda motor saya."

Dimas melemparkan kuncinya dari kamar guru dilantai dua kepada Yuni yang duduk didekat parkiran sepeda motor dibawah.

Yuno terlihat ogah-ogahan. Ia memanaskan mesin motor dan menunggu Mazda turun.

Mazda sudah siap dan akhirnya mereka berangkat.

Mazda tak pernah suka merepotkan dan berhutang budi dengan orang lain. Jadi untuk mengurangi kesan itu ia mencoba berbasa-basi.

"Kamu setiap pagi jam segini biasanya ngapain?"

"Tidur." Jawab Yuno singkat.

"Berangkat sekolah siang ya?" Tanya Mazda lagi.

"Nggak sekolah." Jawabnya lagi dengan ekspresi datar.

"Siapa namamu?"

"Yuno."

'Oh, Yono... namanya lucu' begitu batin Mazda. Suara Yuno yang terhalang hembusan angin dan berisiknya kendaraan membuat Mazda salah mendengar namanya. Agak ragu malah.

"Kerja ya?" Mazda makin penasaran.

"Nggak, ya di asrama aja, nggak kemana-mana."

Mazda menangkap ketidak nyamanan dari pertanyaannya. Ada sesuatu yang kurang yang nggak dimiliki Yuno dari orang kebanyakan. Entah apa itu.

Itu hari pertama mereka ngobrol. Mazda merasa bahwa Yuno bukan lawan bicara yang pas baginya. Bagi Mazda, mungkin memang watak Yuno.

Ia tidak pernah berpikir bahwa Yuno mungkin membencinya.

Mereka sampai ditempat yang dimaksud, didepan toko.

"Terima kasih." Ucap Mazda. Pagi ini ia merasa merepotkan Yuno.

Yuno tidak membalas. Dan itu makin membuatnya merasa ada yang salah.

Dan kesan bersalah itu nggak pernah dilupakannya seumur hidupnya.

MY (E.N.D.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang