Intro: Persona

786 94 119
                                    

Aku tahu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tahu. Aku tahu.

Jika aku boleh saja bersikap kurang ajar dan tak tahu diri, maka aku akan mengatakan bahwa hidupku sia-sia, tak ada gunanya, dan menyebalkan.

Oh, maafkan aku.

Aku tahu. Aku tahu.

Aku masih sulit untuk bersyukur, tapi ayolah. Aku benar-benar tak memiliki kemampuan apapun. Dan, aku- aku kecewa pada diriku sendiri. Tak pelak aku ingin sekali merubah segala apa yang ada dalam diriku— jika aku mampu.

Melihat sekelilingku, aku benar-benar dikelilingi oleh makhluk-makhluk luar biasa dengan sejuta kemampuan.

Sekali lagi— lihatlah aku yang buruk rupa ini. Aku sering menyebut diriku sendiri cantik, genius, lucu. Tapi percayalah, itu hanya sebuah dalih yang aku lakukan demi menutupi sifatku yang sebenarnya insecure.

Napasku sesak saat sekali lagi mengingat betapa menyedihkannya hidupku ini. Kenapa? Kenapa aku harus mengalami segala ketidak beruntungan ini?

Ayo, bantu aku menjawabnya.

Aku kehilangan diriku. Benar, i do.

Entah keberapa kalinya aku kembali merutuki takdir, menyalahkan semesta, mencaci waktu. Tapi teramat sia-sia.

Sekali lagi— sia-sia.

Aku pribadi yang sinis, tak menyukai orang yang banyak tingkah. Aku tak tahu kenapa aku bisa seperti itu. Oh Tuhan, sulitnya menjalani hidup ini.

Inginnya aku terbang, meraih apa-apa yang ingin aku capai. Aku ingin menjadi yang terbaik, aku ingin meraih dunia. Aku ingin membuktikan pada dunia yang kejam ini, bahwasanya aku bisa dan aku cukup kuat untuk melewati ini.

Egois memang, aku memanglah egois— tak tahu diri pula. Ya, ya;

I'm only good at being bad.

Sudahlah, karna setiap saat aku memang selalu mengeluh, mengeluh dan mengeluh. Serakah.

Aku ingin cantik, ingin pintar, ingin banyak teman, ingin terkenal, ingin bijak, ingin cerdas. Dan segala ingin yang masih menumpuk dalam catatan harapanku.

Terlalu banyak ingin, terlalu sedikit bersyukur. Aku akui aku memang seringnya mengeluh perihal takdir dan garis hidupku. Aku yakin kalian juga pernah melakukannya?

Lalu akupun menyadari, Senja saja yang cantik sifatnya hanya sementara. Jadi, untuk apa menjadi cantik saat Tuhan sudah memberi porsi sedemikian rupa.

Lalu akupun menyadari, bahwa segala hal butuh proses. Aku tak bisa langsung menjadi genius tanpa belajar.

Dan, ini lah aku. Disinilah aku sekarang, menikmati betapa indahnya hidup saat setelah mengenal mereka.

••••

Welcome!

Apa kabar? Haha.

Disini, akan terasa seperti sedang menceritakan diri sendiri saja ya.

And then, i met them [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang