Use your smile to change the world, don't let the world change your smile— JHS
Jiwanya tenang dan positif, penuh cinta layaknya Februari. Karna memang ia lahir pada kala itu, pada saat manusia menumpahkan seluruh kasih. Mungkin itulah sebabnya ia penuh senyum, bak matahari yang tak pernah berhenti mencintai bumi.
Aku menemukannya sedang tersenyum kala itu, begitu lebar, tulus, dan hangat. Walaupun sebenarnya aku tahu, ada gelap yang ia sembunyikan dalam cerahnya senyum itu.
Ia adalah harapan, bagi semua orang. Aku tersenyum bangga saat ia meliukan badan dengan peofesional di atas panggung.
Dance machine, istilahnya;
Sudah seperti kebiasaan, saat yang lain benar-benar terpuruk maka ia yang akan menghibur agar mereka kembali tertawa lepas. Tapi pertanyaannya, siapa yang akan menghiburnya kala ia terpuruk dan jatuh begitu dalam?
"Semesta, tolong jangan biarkan ia menderita lebih bangak." Ucapku kala pemuda matahari itu menangis.
"Sudah hukum alam, yang bahagia akan sedih. Begitupun sebaliknya,"
Aku termenung, memandangnya sekali lagi, untuk memastikan, intunglah ia sudah tersenyum lagi sekarang.
Too bright to be hurt.
"I'm your hope, you're my hope, im J-Hope. Hope right here!" Ucapnya bangga, seperti biasa, kalimat perkenalan itu seakan mantra yang kembali membuatku sadar bahwa aku masih punya harapan hidup.
••••
How was ur day, guyssss??
-salam, ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
And then, i met them [SELESAI]
Nouvelles[SELESAI] Adalah tentang bagaimana aku menemukan mereka, lalu bercakap-cakap dalam lamunan tentang betapa berharganya tujuh malaikat tak bersayap itu.