Uchiha Itachi. Nama itu terus menggema dalam benaknya. Sakura tak mengerti apa alasan pria itu sangat ingin menikah untuk kedua kalinya. Dia tak akan perduli dengan keluarga konglomerat itu jika saja bukan dirinya yang pria itu kejar.
Sakura menutup mata berusaha melupakan usaha keras pria itu untuk mendekatinya hingga udara pun tak mampu berada di tengah-tengah mereka. Ia berusaha untuk tidak perduli pada tawa mempesona yang tak bisa emeraldnya lewatkan. Dan yang harus ia lupakan adalah bagian terpenting ini, bibir seksi yang menyentuh-
Ok stop!
Sakura bangkit dari ranjang hotel yang telah ia tempati selama dua jam hanya untuk merenung kan masa lalu yang telah terjadi. Ia acak geram rambutnya, kesal. Sangat kesal pada dirinya yang mudah goyah. "Bagaimana bisa aku merebut suami orang..." Gumamnya gelisah.
Tok.. Tok.. Tok..!
Sakura menegang menatap pintu kamar hotelnya. Secepat ini kah mereka berdua akan bertemu lagi? Dengan tergesa Sakura merapikan helaian merah muda yang telah dirusaknya beberapa saat lalu.
"Tunggu? Kenapa aku berusaha berpenampilan cantik untuknya!?" Erangnya mulai merasa gila.
"Permisi, kami dari layanan hotel ingin membawakan sesuatu untuk anda."
Wajahnya mulai memanas. Hanya pelayan dan ia malah mengira bahwa itu Itachi. Dirinya sudah benar-benar dibuat gila oleh pria itu. Memalukan!
Sakura menghampiri pintu utama kamar mewah ini, membukakan untuk sang pelayan hotel. "Ada apa?"
"Ini adalah pakaian yang pasangan anda pesankan untuk anda. Dimana saya bisa meletakkannya?" Tanya sang pelayan wanita dengan ramah.
"Ka-kami bukan pasangan." Meski membatah tapi Sakura sangat menyadari terdapat rasa bahagia di sudut hatinya. "Biar saya saja yang menaruhnya."
"A-ah.. baiklah." Sang pelayan menyerahkan bingkisan itu untuk tamu hotelnya. "Kalau begitu saya permisi."
Sakura menghela nafas setelah kepergian pelayan hotel tadi. Sepertinya karena ciuman tadi ia jadi begitu sensitif pada hal yang berhubungan dengan Uchiha. "Ku rasa menghindarinya seharian akan membuat ku kembali normal."
"Rencana mu bagus sekali nona." Sasuke menilai sembari berdiri santai di dinding samping kamar Sakura.
Deg!
Sial, aku kalah cepat! Umpat Sakura dalam hati saat ia gagal menutup pintu kamarnya. Sasuke menatap Sakura penuh kemenangan. Sakura sangat yakin pria itu akan kembali membuli perasaannya yang lemah ini.
"Uchiha-san bukankah seharusnya anda sudah puas? Saya bahkan sudah tidak mempermasalahkan anda yang membawa saya kemari tanpa izin." Sakura berusaha memohon agar tidak lagi diusik oleh pria tampan itu.
"Kau sejak awal memang tak mempermasalahkan hal itu Sakura, kau menikmatinya." Sasuke memulai start untuk menggoda wanita menggemaskan didepannya.
Sakura menarik nafas dalam lalu menghembuskan secara perlahan mencari ketenangan. Ia harus bisa menahan diri agar tidak terpancing dengan umpan menggiurkan yang selalu pria ini lemparkan untuknya. "Saya benar-benar ingin menghormati keluarga anda, terutama istri dan putra anda."
Sasuke mendengus pelan. "Lalu kau yang membalas mencium ku itu apa?"
Pria ini benar-benar membuat Sakura mati kutu! Sakura, kenapa kau membalas ciuman itu sih!??
Sasuke melangkah masuk ke dalam kamar Sakura membuat sang empu melangkah mundur memeluk bingkisan berisikan baju yang sengaja ia belikan untuk Sakura pakai. "Kau tak bisa menjawabnya bukan? Akan ku bantu kau menjawabnya Sakura-sensei."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher
Teen Fiction"Akan sangat bagus jika kau duduk dipangkuan ku dan mengajari ku hal baru, Sakura-sensei." Sasuke tersenyum miring mendapati tubuh dalam dekapannya ini bergetar karena hembusan nafasnya yang panas terbakar api gairah dalam tubuhnya. Helaan nafas ber...