Chapter 1 | Crush

93 3 0
                                    

Don't forget to vote and comment :)

°•°•°•°

🍦 Happy Reading 🍦

•°•°•°•

Angin siang berhembus di bawah pohon rindang, tempat Shilla berteduh sekarang. Seperti biasa gadis cantik dengan kulit putih dan jangan lupakan jepit rambut mutiara yang ada di rambut panjangnya senantiasa melihat ke arah lapangan sekolahnya, dimana cowok idamannya sedang berlatih bermain basket bersama ketiga temannya.

Yah, kalo dilihat-lihat diantara mereka Reyfan lah yang paling mendominasi dalam permainan. Cowok idaman Shilla. Tidak heran karena ia merupakan ketua ekskul basket di SMA Kencana- tempat mereka bersekolah saat ini.

"Woi gas oper sini-" perintah Reyfan kepada Bagas, yang langsung direspon anggukan oleh Bagas.

"Tangkap Rey!"

HAAPP

dengan mudahnya bola basket tersebut ditangkap oleh Reyfan lalu diarahkannya menuju ring dengan sedikit drible dan dilanjutkan lay up sehingga bola tersebut masuk ke dalam ring.

" Duuhhhh Reyfan ganteng banget, sebelas dua belas sama Justin Bieber dehh" celetuk Shilla sambil menggigiti ujung jarinya, menunjukkan kekagumannya kepada cowok itu.

Sudah lebih setahun ini tepatnya sejak awal dia masuk kelas 10 shilla sudah mengagumi cowok kulit putih, rahang tegas dan tubuh yang atletis itu.

Oh, jangan lupakan sifatnya yang kelewat dingin dan merangkap bastard itu, yang membuat Shilla ragu untuk mendekatinya. Lebih tepatnya takut dan tidak percaya diri.

Ayolah, Shilla itu gadis pemalu dan bisa dibilang introvert. Terbukti dari teman setianya yang cuma satu, sekaligus merangkap menjadi teman sebangkunya. Elsa.

Menurutnya mempunyai teman satu lebih baik daripada teman seribu tetapi bermuka dua semuanya. Huh membayangkannya saja shilla sudah muak, karena gadis tersebut pernah mengalaminya. semasa SMP dulu.

Lupakan itu sejenak, Shilla sekarang harus fokus kepada Reyfan! Yah kapan lagi bisa memandangi cowok itu sepuasnya seperti sekarang ini? Kesempatan emas bukan?

***

Flashback on,

Berawal dari hari pertama masuk kelas 10. Hari Senin, entah kenapa hari tersebut dibenci oleh hampir setiap orang. Seperti shilla misalnya.

Hari Senin juga identik dengan yang namanya upacara. Seperti saat ini, para siswa dari kelas 10 sampai 12 mengikuti upacara ditengah teriknya sinar matahari pagi.

Banyak para siswa yang kegerahan, bahkan sampai ada yang pingsan akibat sudah tidak kuat lagi untuk berdiri lama-lama. Ada juga yang diam-diam duduk berjongkok di antara barisan. Ada juga yang sempat-sempatnya berselfie sambil menggosip untuk sekedar menghilangkan rasa capeknya.

Sudah hampir empat puluh lima menit upacara tersebut berlangsung. sinar matahari semakin terik, hal tersebut diperparah dengan pembina upacara yang memberikan amanatnya tanpa berniat menyudahinya.

'Nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?' Setidaknya itulah kalimat yang menggambarkan keadaan para siswa SMA Kencana saat ini.

Di tempat dia berdiri, Shilla sedang kepanasan sambil terus mengucurkan keringatnya. Gadis itu terus-terusan mengipasi tubuh.

"Duh panas banget, itu kepala sekolah ceramah apaan sih bukannya peka kalo ga ada yang dengerin. Daripada capek sendiri tuh mulut." Gerutu Shilla sebal.

Pagi ini dia harus dihukum berdiri di samping depan barisan para siswa tepat menghadap ke timur, bersamaan dengan murid lainnya yang dihukum.

Shilla terpaksa berkumpul bersama murid bandel lainnya dikarenakan dia lupa membawa topinya, lebih tepatnya ia lupa meletakkan topinya karena sepertinya sifat ceroboh dan pelupa sudah bersarang nyaman di dalam diri Shilla.

Walaupun sudah mencarinya sampai membuat seisi kamar hampir berantakan, mau tak mau ia harus berangkat agar tidak terlambat dan merelakan hukuman yang ia harus jalani seperti sekarang ini.

Masih dengan keadaan yang tambah panas, tiba-tiba terdapat seorang cowok yang awalnya di barisan belakang langsung pindah berdiri di hadapan Shilla untuk menutupi cewek itu dari sengatan matahari.

Melihat hal tersebut shilla tertegun dibuatnya. Sebelum itu, si cowok memberikan senyuman yang menyejukkan.

"Lo masih kuat, kan?" Ucap cowok tersebut kepada shilla.

"Sumpah!!! Demi apa gue pagi-pagi gini serasa liat pangeran! Gila ganteng banget." Batin Shilla di dalam hatinya sambil terus memandangi cowok tersebut tanpa berniat menjawab pertanyaannya.

Melihat gadis itu yang hanya diam saja, membuat cowok tersebut bingung dan menaikkan alisnya.

"Hey, are you okay? Apa perlu gue anter ke UKS? Gue liat muka Lo pucet banget" cowok itu lagi-lagi bertanya kepada Shilla sambil melambaikan tangannya di depan wajah cantik gadis itu.

Shilla yang sedang melamun terkejut mendengar pertanyaan cowok tersebut.

Shilla jangan bego di saat situasi lagi kayak gini, please! Tengsin dong tuh kalo cowok sampai tahu gue terpana sama dia. Please jaga image dulu, oke. Rutuk Shilla di dalam hatinya.

"Ehh i- iya aku baik-baik aja kok, gak perlu ke UKS. m- ma-makasih ya," jawab Shilla dengan canggungnya.

Cowok itu hanya tersenyum tanpa berniat menjawab gadis cantik itu lalu berbalik ke depan.

OMG ITU DIA TADI SENYUM KE GUE? MANIS BANGET TOLONG!!! Pokoknya gue harus tahu namanya! Tapi kalo diliat dari betnya kayaknya kakak kelas deh.

Duh, kalau seperti ini keadaannya Shilla juga rela mengikuti upacara lebih lama lagi, asalkan cowok itu senantiasa di depannya.

Bucin mode on.

*****

TBC

HOLLA!!! AKHIRNYA AKU UP CHAPTER PERTAMA!! RASANYA LEGA HUHU:"

Boleh masukan dan sarannya. See you on the next chapter 👋

VOTE! VOTE! VOTE!

New York, 25 Maret 2020

VANILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang