Chapter 4 | Rival Terberat

67 3 2
                                    

Don't forget to vote and comment :)

•°•°•°•

🍦 Happy Reading 🍦

°•°•°•°

Pukul 06:15

Shilla masih bergelung di bawah selimutnya. Gadis itu belum bangun padahal sekarang sudah menunjukkan pukul 6 lebih 15 pagi, yang artinya kurang 45 menit lagi bel masuk sekolah.

Dor dor dor

Suara ketukan atau lebih bisa disebut gedoran pintu kamar shilla terus berbunyi.

"Dek, bangun udah jam 6 lebih" suara bariton Kevin-kakaknya Shilla terdengar menggema di depan kamar adiknya.

Sedari tadi tak henti-hentinya kakaknya itu membangunkan Shilla walaupun tidak ada satu pun sahutan dari gadis itu. Mungkin masih asik bergelut dengan mimpinya.

"Woi gue buka ya nih pintu, " terpaksa dia membuka pintu kamar adiknya itu untuk membangunkan Shilla secara langsung. Bahkan ia berencana untuk menyiram adiknya dengan air jika masih susah untuk dibangunkan.

Memang di rumahnya yang besar ini, Shilla hanya tinggal dengan kakaknya. Papa mereka jarang di rumah karena beliau harus bekerja di london, mengurus bisnisnya. Sementara Mama nya sudah tiada. Semenjak Shilla masih umur 5 tahun.

Tak apa, Shilla sudah biasa kesepian. Setidaknya masih ada kakaknya yang menemaninya di rumah walaupun kakaknya itu juga jarang di rumah. Kevin masih kuliah, tentu saja ia disibukkan oleh tugas-tugas kuliah nya. Kadang juga Kevin menemani pacarnya untuk sekedar jalan-jalan. Itu yang membuat Shilla kesal karena jika sudah menyangkut pacarnya, seolah-olah Kevin melupakan jika ia punya adik.

Bagi Shilla, Kevin merupakan kakak yang menyebalkan. Rumah ini ramai karena mereka sering bertengkar seperti Kakak adik biasanya. Ada saja hal yang diperdebatkan. Tetapi mereka saling menyayangi satu sama lain. Karena mereka sudah kesepian sejak kecil, yang artinya keduanya harus saling menguatkan satu sama lain.

Sebenarnya masih ada beberapa asisten rumah tangga. Tetapi mereka tidak bekerja 24 jam.

"Ck, kebiasaan. Bangun woi ntar telat Lo" Kevin menyingkap selimut Shilla dan ia langsung bisa melihat muka bantal adiknya itu.

"Apaan sih kak, ganggu orang tidur aja. Masih jam segini juga" gerutu Shilla sambil menutup kepalanya dengan selimutnya lagi.

"Jam segini menurut Lo jam berapa? Udah hampir jam setengah 7." Decak Kevin

Shilla langsung membuka matanya spontan dan melepas selimutnya.

"Astaga kak! Kenapa baru bangunin aku? Ntar kalo aku telat gimana?" Ujar Shilla panik dan langsung berlari menuju kamar mandi di kamarnya.

"Baru bangunin pala lo anjir. Gue udah dari tadi gedor pintu kamar lo. Tapi Lo nya aja yang dasar kebo"

"Berisik udah sana keluar" Shilla tidak menghiraukan gerutuan Kevin.

Memang adik durhaka. Rasanya Kevin ingin memukul kepala adiknya itu. Biar otaknya bener sedikit.

"Cepetan! sarapannya udah disiapin bi Ira. Awas Lo kalo lama, Gue tinggal" Kevin segera pergi dari kamar adiknya dan bersiap untuk sarapan.

VANILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang