20 (end.)

9.9K 777 225
                                    

Ketika Junkyu membuka matanya, dia mendapati Noa duduk di sisi ranjangnya. Menatapnya dalam senyum. Junkyu langsung sadar bahwa karena kepanikannya tadi, dia melupakan keberadaan Noa.

Ya Tuhan! Apa yang dipikirkan Noa ketika menyaksikan semuanya tadi? Pikiran itu membuatnya panik dan hendak bangkit dari ranjangnya, tapi Noa menahannya dengan tangannya. "Tidak apa-apa, tetap berbaring." gumamnya lembut.

Junkyu menurut membaringkan tubuhnya, tetapi menatap Noa dengan kepanikan mendalam.

"Noa aku..."

"Sudah kubilang tidak apa-apa, aku sudah tahu semuanya Junkyu, dan aku mengerti."

Kata-kata itu membuat wajah Junkyu pucat pasi.

"Tahu apa? mereka mengatakan apa padamu?" bisiknya lemah.

"Semuanya, tentang dirimu dan Haruto, dan perasaanmu kepadanya."

"Aku tidak punya perasaan apa-apa kepada..."

"Sttttt," Noa menghentikan kata-kata Junkyu, "Tidak perlu membohongi dirimu sendiri lagi Junkyu, aku sudah tahu semuanya, kau begitu menyayangiku sehingga mau berkorban untukku, tubuhmu kau korbankan."

Noa menghela nafasnya pedih, "Dan sekarang, bahkan jiwa dan kebahagiaanmu mau kau korbankan juga untukku?"

Mata Junkyu mulai berkaca-kaca.

"Aku tidak merasa mengorbankan apapun Noa, aku mencintaimu, aku ingin menjagamu, aku..."

Dengan lembut Noa meraih tangan Junkyu dan menggenggamnya.

"Ya aku yakin, kau sangat mencintaiku, aku percaya itu," dengan lembut Noa menoleh ke arah pintu, "Dia ada di luar, menunggu waktu untuk menemuimu, aku sudah berbicara dengannya dan yakin bahwa cintanya padamu begitu besar, bahkan mungkin lebih besar dari cintaku padamu." desah Noa getir.

"Jangan berkata seperti itu." air mata mulai menetes di pipi Junkyu, dan Noa mengapusnya dengan lembut.

"Itu kenyataannya, dia begitu mencintaimu sehingga mau mengambil resiko apapun agar kau bahagia, dan dia rela dibenci olehmu agar kau bahagia," Noa tersenyum lembut, "Terus terang aku mengaguminya dan aku merasa tenang kalau dia yang menjagamu."

"Jangan berkata seperti itu." Junkyu mulai merasa dirinya seperti kaset yang rusak, mengulang-ulang kalimat yang sama.

"Aku harus mengatakannya." gumam Noa sedikit geli dengan kata-kata Junkyu.

Yah, dia ternyata bisa bahagia juga menyadari bahwa pada akhirnya dia akan memberikan kebahagiaan pada Junkyu, kebebasan yang akan di berikan pada Junkyu akan membawa lelaki yang dicintainya itu kepada kebahagiaan, dan Noa merasakan kebahagiaan tersendiri ketika dia pada akhirnya merelakan Junkyu.

Semua patah hati dan kesakitannya akan sepadan dengan senyum dan kebahagiaan Junkyu pada akhirnya.

"Tapi sebelumnya aku harus bertanya kepadamu, Junkyu, apakah kau mencintai Haruto?"

Pertanyaan yang diungkapkan secara langsung tanpa diduga itu membuat Junkyu tertegun.

"Noa... aku..."

"Tanyakan kepada hatimu Junkyu," bisik Noa lembut, mendorong Junkyu agar mau jujur kepada dirinya sendiri, "Aku yakin kau sudah menyadarinya, kau hanya perlu mengakuinya kepadaku."

Di luar, Haruto yang menunggu sambil bersandar di tembok dekat pintu masuk mendengar semuanya, jantungnya berdetak keras, penuh antisipasi, ikut menanti jawaban Junkyu.

Kumohon katakan Ya, bisik Haruto dalam hati, menjeritkan permohonannya dalam diam, kumohon katakan Ya, kau mencintaiku Junkyu.

Di dalam ruangan Junkyu tertegun, menatap Noa, menatap ketulusan yang ada di sana. Tidak apa-apakah kalau dia mengakuinya? Tidak apa-apakah kalau Noa akhirnya mendengarnya?

A Romantic Story About Junkyu + Harukyu (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang