2

9.7K 918 309
                                    

Pagi itu hujan deras sekali, Junkyu menunggu di halte bus dengan panik, hujan deras akan menyebabkan macet parah, dan sampai sekarang bis yang dia tunggu tak kunjung kelihatan.

Sementara itu hujan turun makin deras hingga pemandangan di depannya makin kabur, orang orang mulai menyingkir karena halte itu tak dapat lagi melindungi mereka dari terpaan hujan, dan Junkyu masih berdiri sambil mencengkeram payungnya erat-erat, menahan tiupan angin yang makin kencang.

Matanya bergantian melirik jam tangannya dan ujung jalan dengan harap-harap cemas, dia pasti akan terlambat hari ini. Mr. Lee, manajer lapangannya yang galak itu pasti akan marah besar karena pagi ini dia dijadwalkan meeting pagi dengannya, pria tua itu sangat tepat waktu dan dia tidak suka menunggu.

Tiba-tiba sebuah mercedes hitam legam yang sangat mewah meluncur mulus dan berhenti tepat didepan Junkyu. Mulanya Junkyu tidak menyadari kalau mobil itu berhenti untuknya karena perhatiannya terlalu terfokus pada ujung jalan, tetapi ketika pintu mobil itu mendadak terbuka, Junkyu hampir terlonjak karena kaget.

"Masuklah."

Mulanya Junkyu ingin mendamprat siapapun pengemudi mobil itu yang dengan seenaknya mengira Junkyu adalah lelaki gampangan yang mudah dibawa.

Tetapi ketika Junkyu merasa mengenali suara lelaki itu, dengan ragu ditundukkannya kepalanya untuk memastikan bahwa pegemudi itu sesuai dengan dugaannya.

Mata hitam yang tajam itu membalas tatapannya, yah kalau tidak bisa dibilang sedang sial, setidaknya dugaannya tidak salah.

"Ayo masuk, kau akan basah kuyup jika berdiri terus disitu, kita kan searah." Haruto agak berteriak mengalahkan derasnya suara hujan dan petir yang bersahut-sahutan.

Junkyu masih berdiri ragu-ragu, perjalanan ke kantor kan jauh dan lama, Junkyu merasa enggan dan tak tahu apa yang akan dibicarakan dengan Haruto sepanjang jalan.

Lagipula... Junkyu melirik dengan cemas ke arah payungnya, payungnya basah kuyup dan menetes-netes dan interior mobil itu sepertinya sangat bagus. Jika kena air...

"Masuk Junkyu! Aku tak peduli dengan payung basah itu! Kau akan membuat kita berdua terlambat! masuk, atau aku sendiri yang akan menyeretmu."

Suara geram Haruto lah yang menyadarkan Junkyu dari keraguannya, dengan cepat dia memasuki pintu yang terbuka dan duduk di sebelah Haruto.

Satu detik setelah pintu tertutup, Haruto langsung menginjak gas menjalankan mobilnya, seolah takut Junkyu berubah pikiran.

Haruto melirik sedikit pada Junkyu yang memandang cemas pada payung yang meneteskan air di tangannya.

"Taruh saja di tempat dibelakang, pengurus mobilku akan membersihkannya, dan pasang sabuk pengamanmu."

Secara otomatis Junkyu menoleh kebelakang dan menemukan wadah plastik silinder ditengah jok belakang, mungkin tempat koran atau semacamnya, tapi wadah itu kosong dan Junkyu meletakkan payung itu disana, lebih baik daripada payungnya meneteskan air membasahi kursi kulit yang mewah atau karpet tebal mobil ini.

Setelah memasang sabuk pengamannya, Junkyu menyadari bahwa sudut mata Haruto melirik ke arahnya

"Terimakasih." gumamnya demi menjaga kesopanan.

Haruto tersenyum miring, "Pasti kau bingung apakah ini kesialan atau keberuntungan karena akulah yang memberimu tumpangan." gumamnya tenang.

Junkyu membuka mulut hendak membantah, tetapi akhirnya mulutnya menutup lagi. Tidak disadarinya Napas Haruto yang mendadak lebih cepat ketika memperhatikan gerakan mulutnya.

"Rumahmu di daerah sini ya?"

Suara Haruto entah kenapa berubah jadi serak hingga Junkyu otomatis menoleh ke arahnya, tetapi Haruto tidak sedang menatapnya melainkan memandang lurus ke depan.

A Romantic Story About Junkyu + Harukyu (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang