08

2.3K 263 20
                                    

*

"tidak ada yang memintamu untuk tinggal disini! tidak ada sejeong!".



"kau dan bayimu itu hanya beban untukku!".


Kata-kata yang sehun ucapkan terulang-ulang di telinga sejeong. Sangat menyakitkan.


Sejeong menarik nafasnya dalam, kemudian tanpa menoleh sama sekali sejeong keluar dari kamar sehun.


Sejeong membereskan baju-baju yang ada di dalam lemari kemudian memasukkannya ke dalam koper kecilnya. Tekadnya sudah bulat. Sejeong akan pergi dari apartemen sehun.



Sejeong sudah tidak tahan lagi, perkataan itu sangat menyakitkan. Dia tidak menyangka sehun tega mengatakan itu. Sejeong sudah mengorbankan karier dan masa depannya bahkan sebenarnya dia bisa saja menghancurkan karir dan masa depan sehun yang cerah itu seketika. Tapi, sejeong tidak seegois itu.



Sejeong membuka ikatan rambutnya kemudian masuk ke dalam mandi. Sejeong membiarkan tubuhnya diguyur oleh air shower.



"haruskah aku mengalah lagi?"sejeong berbicara sendiri sambil sesegukan.


"apalagi yang harus aku korbankan?"



sejeong menghela nafas kasar"sayang, ayo kita berjuang".


Sejeong berjanji di dalam hatinya. Mulai hari ini, ia akan berjuang demi masa depan ia dan anaknya. Dan mulai hari ini juga. Perasaannya sudah mati pada oh sehun.



*


Sejeong baru bisa pergi dari apartemen itu di sore hari karena pemesanan tempat tinggal yang akan ia tempati baru bisa di tempati pukul 16.00.



Sejeong membuka pizza yang baru saja ia pesan dan tidak sengaja dirinya berpapasan dengan sehun yang sepertinya akan keluar.



"aku..."



Mendengar sehun bersuara sejeong langsung memotongnya karena takut kalimat kalimat menyakitkan itu akan ia terima lagi.


"aku tau, nanti sore aku akan pergi"ucap sejeong kemudian berlalu begitu saja.



sehun mengacak rambutnya kesal, bukan begitu maksudnya.


"aish!".



*



Sehun membuka pintu ruang latihan yang sudah dipenuhi dengan suara bising.



Chen langsung merangkulnya"kau sudah sembuh? ayo kita latihan lagi".



Sehun merangkul kembali hyungnya itu, seandainya dia bisa selalu menampilkan senyumannya setiap saat seperti chen, mungkin dia bisa saja lebih bahagia dari ini.



Karena formasi sudah lengkap sehun segera latihan dengan coach nya mengejar ketertinggalan dirinya. Tapi, sehun sungguh tidak fokus karena diotaknya selalu terbayang-bayang wajah sejeong tadi.

(coach = pelatih)

Sejujurnya, sehun tadi ingin meminta maaf karena dirinya benar-benar emosi kemarin sampai berbicara kelewatan seperti itu.



"Yak!"Teriakan coachnya membuat lamunan sehun buyar seketika.



"kau niat latihan atau tidak?"Sehun mengangguk mantap kemudian mulai mencoba mencari-cari fokusnya. Tapi, justru perdebatan kemarin terus muncul di kepala sehun.




Cheating on You [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang