f o u r; lo amnesia beneran, ya?

1.1K 189 29
                                    

"Lo anjir yang ga jelas dari tadi. Udah ah, ayo ke kelas!"











SEMESTA
f o u r; lo amnesia beneran, ya?













Gadis itu kini berjalan mengekor di belakang Renjun yang telah bermetamorfosis sempurna menjadi siswa SMA lokal bernama Rayhan, tak jenuh netranya memerhatikan pria ini secara lekat.

Tetap saja, walau namanya Rayhan, berbicara bahasa indonesia, memakai seragam putih-abu, Renjun sebagai visualisasi Rayhan membuat hati Zia tidak bisa tenang berada di dekatnya.

Dari dulu zia hanya bisa berandai bagaimana rasanya bila menjadi teman satu sekolah dengan idolanya, kini ia benar-benar merasakannya walau masih tak bisa dimengerti akal sehat.

"Gue tau gue ganteng gausah gitu juga liatnya." Ujar Rayhan yang entah darimana bisa peka terhadap tatapan zia, padahal ia berada selangkah di depan zia —Zoya di matanya.

"Eh?!! Gausah geer lo nj- Han!!" Zia nampaknya masih belum terbiasa memanggil pria itu dengan sebutan Rayhan.

"Nj-han?"

"Ahh itu, gue tadi hampir kelepasan manggil lu njing eheee." Elak Zia agar Rayhan tidak curiga. Sudah cukup ia menjadi wanita bodoh saat terkejut melihatnya.

"Sialan!"

"Kasar lo, Han!"

"Kasar-kasar gini mau lo temenan ma gue."

"Lo ganteng, hehe."

Rayhan tiba-tiba berhenti, memerhatikan Zia dari atas hingga bawah, bahkan tubuh gadis itu diputar-putar olehnya. Tangannya juga diletakkan pada dahi gadis itu, untuk kedua kalinya di hari ini.

"Apaan sih lo?"

"Nggapapa, heran aja kok lo muji gue, biasanya ngatain."

Ahh persetan, Zia lupa sekarang dirinya berperan sebagai Zoya.

"Salah ya gue bilang lo ganteng?! Yaudah iya, lo jelek, jelek, jelek banget!!"

Rayhan tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu, memang agak aneh ia rasa, tapi tetap saja ia anggap itu lucu.

"Nggaa, bilang ganteng aja. Kan faktanya ganteng."

Zia tidak menghiraukannya, ia memutar arah tubuh rayhan lalu mendorong bahunya untuk melanjutkan jalan, lalu kembali mengekor di belakang.

○○○

"Eh ngapain lo?!" Rayhan menghentikan langkahnya tiba-tiba, zia yang dibelakang otomatis menabrak punggung pria itu.

"Ahh sakit, kok lo berhenti sih?!"

"Ya gue yang harusnya bingung, lo ngapain ngikutin gue sampe toilet?!"

"Eh?"

Zia memerhatikan lingkungan sekitar, dilihatnya plang bertuliskan 'toilet pria' tapat di depan mereka.

"Eh sori gue gatau, gue kira lo mau ke kelas." Ujar Zia malu, ia langsung bergegas menjauhi Rayhan dan juga toilet itu.

Seraya menunggu Rayhan di toilet, Zia bersandar pada salah satu tiang penyangga gedung, tatapannya kosong, memikirkan ribuan hal yang sangat tak bisa diluruskan dengan akal.

semesta | renjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang